Prinsip Kerjasama Grice Teori-teori Kesantunan Berbahasa

strategi yang dapat dipilih. Pemilihan strategi untuk tidak melakukan tindak ujaran atau diam saja bermakna derajat keterancaman maka penutur maupun mitra tutur begitu besar sehingga seseorang memilih untuk diam, tidak melakukan ujaran.

2.2.3 Prinsip Kerjasama Grice

Grice mengemukakan prinsip-prinsip bertutur agar tujuan itu dapat tercapai. Prinsip bertutur ini disebut dengan prinsip kerjasama. Dengan tercapainya tujuan penuturan, penutur telah bersikap santun. Prinsip ini terdiri dari empat maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Maksim kuantitas merujuk pada porsi informasi yang akan dikemukakan oleh penutur. Artinya informasi yang disampaikan harus seinformatif mungkin, namun juga tidak boleh lebih informatif dari yang diperlukan. Penutur maupun mitra tutur harus memberikan informasi yang memadai, dengan demikian tujuan pertuturan dapat tercapai. Contohnya sebagai berikut : Ani : kemarin kamu pergi kemana? Lia : aku kemarin pergi dengan Wanto lho..seru banget pokoknya kami jalan-jalan ke Kidsfun. Di sana kami bertemu Joki dan Lena. Pada contoh di atas, tuturan Lia melanggar maksim kuantitas karena informasi yang diberikan terlalu banyak. Lia menyampaikan informasi yang sebenarnya tidak perlu disampaikannya. Menanggapi pertanyaan Ani, seharusnya Lia cukup menjawab bahwa ia pergi ke Kidsfun dan tidak perlu memberi informasi bahwa ia bertemu dengan Joki dan Lena. Maksim kualitas merujuk pada kualitas informasi yang disampaikan. Sebuah tuturan dikatakan memenuhi maksim kualitas jika informasi dalam tuturan tersebut benar serta didukung dengan bukti yang cukup. Artinya tuturan tidak boleh mengandung sebuah kebohongan atau harus sesuai dengan kenyataan. Contoh : Ibu : Beli kopi dimana sih kok lama sekali? Ayah : Di Singapur Jawaban yang diberikan ayah melanggar maksim kualitas karena jawaban yang diberikan bukan jawaban yang sebenarnya. Jawaban tersebut tidak masuk akal karena tidaklah mungkin seorang membeli kopi sedikit saja harus pergi ke Singapur. Sebuah tuturan dikatakan memenuhi maksim relevansi jika ada kontribusi yang relevan antara penutur dan lawan tutur. Antara penutur dan mitra tutur harus terjalin kerjasama yang benar-benar baik. Tanggapan yang diberikan penutur harus sesuai dengan tuturan yang diungkapkan mitra tutur. Contoh : Dodit : Lho dimana jambuku yang tadi ku letakkan disini? Loli : bukan..bukan aku lho Jika dilihat dengan maksim relevansi, tuturan Loli bukanlah jawaban yang relevan dengan pertanyaan yang diajukan mitra tuturnya. Dodit bertanya dengan kata tanya dimana, maka jawaban yang relevan adalah jawaban yang menunjukkan tempat di atau jambu Dodit sekarang berada. Maksim cara merujuk pada bagaimana sebuah informasi disampaikan. Aturan utama maksim ini adalah „harus jelas‟. Artinya penutur harus menghindari ketidak jelasan atau kekaburan ungkapan. Tuturan yang disampaikan tidak boleh ambigu tetapi harus singkat dan teratur.

2.3 Konteks