2. Klasifikasi
Ditinjau dari waktu terjadinya, radang terbagi menjadi dua, yaitu yang pertama, radang akut yang disebabkan oleh rangsangan yang berlangsung sesaat
atau mendadak akut; yang kedua, radang kronis yang disebabkan oleh jejas atau injury yang berlangsung beberapa minggu, bulan, atau bersifat menetap dan
merupakan kelanjutan dari radang akut. Radang kronis ini sering disebut juga radang proliferatif karena selalu diikuti terjadinya proliferasi fibroblast Sander,
2003.
3. Penyebab
Terhadap pengaruh-pengaruh yang merusak noksi dari berbagai jenis, jaringan ikat pembuluh bereaksi dengan cara yang sama pada tempat kerusakan
yang menyebabkan terjadinya suatu radang. Noksi dapat berupa noksi kimia, noksi fisika, infeksi dengan mikroorganisme atau parasit Mutschler, 1986. Noksi
fisika dapat berupa panas atau dingin sedangkan noksi kimia dapat berupa konsentrasi asam atau basa Crowley, 2001.
4. Gejala
Gejala reaksi meradang yang dapat diamati antara lain : pemerahan rubor, pembengkakan tumor, panas meningkat kalor, nyeri dolor, dan
gangguan fungsi functiolaesa Mutschler, 1986. a.
Rubor merupakan warna kemerahan yang berhubungan erat terhadap meningkatnya aliran darah yang disebabkan karena vasodilatasi Karch, 2003.
Kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang dialami setelah terjadi peradangan. Ketika muncul peradangan, arteriola yang mensuplai daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut melebar sehingga darah yang masuk ke dalam mikrosirkulasi lokal menjadi lebih banyak. Kapiler yang sebelumnya kosong dengan cepat terisi
oleh darah, yang sering disebut hyperemia atau kongesti. Karena pembuluh terisi banyak darah maka dapat mengakibatkan timbulnya kenaikan tekanan
intravaskuler Price dan Wilson, 1984. b.
Tumor adalah benjolan akibat penimbunan cairan abnormal pada jaringan interstitial atau rongga tubuh, yang dinamakan dengan oedema Sander, 2003.
Pembengkakan lokal tumor merupakan gejala tanda yang paling menyolok dari peradangan akut, dimana pembengkakan itu disebabkan karena
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstisial. Cairan dan sel yang saling bercampur dan tertimbun di daerah peradangan
sering disebut dengan eksudat. Untuk keadaan dini reaksi peradangan eksudat tersebut berupa cair. Kemudian leukosit meninggalkan aliran darah dan
selanjutnya tertimbun sebagai bagian dari eksudat Price dan Wilson, 1984. c.
Kalor merupakan rasa panas pada daerah radang akibat terjadi vasodilatasi Sander, 2003. Panas hanya merupakan suatu reaksi peradangan pada
permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37 C, yaitu
suhu di dalam tubuh. Saat terjadi peradangan, kulit menjadi lebih panas karena banyak darah yang disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang
terkena daripada yang disalurkan ke daerah yang normal Price dan Wilson, 1984.
d. Dolor adalah rasa nyeri pada daerah radang akibat iritasi syaraf tepi oleh
mediator kimia dan penekanan ”nerve ending” oleh cairan extravaskuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sander, 2003. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung syaraf. Selain itu, juga dapat disebabkan
adanya pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya Price dan Wilson, 1984 dan juga dapat timbul akibat adanya aktivasi
syaraf nyeri yang disebabkan oleh sistem kinin Karch, 2003. e.
Functiolesia yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami keradangan, akibat terbentuknya metabolit-metabolit yang merugikan oleh sel-
sel yang mengalami trauma dan peningkatan temperatur di daerah keradangan untuk reaksi biokimia sehingga fungsi organ menurun Sander, 2003.
5. Mekanisme