Keuangan Daerah Landasan Teori

14

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Keuangan Daerah

Penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penyelenggaraan tugas oleh Pemerintah Pusat yang dilaksahnakan oleh perangkat Daerah dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Bratakusumah, 2001:172 Sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi Bratakusumah, 2001:172-174 adalah : 1. Pendapatan Asli Daerah, yaitu : Yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang Dipisahkan dan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 2. Dana Perimbangan terdiri dari: a. Dana Bagi Hasil Adalah bagian Daerah yang Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan penerimaan Sumber Daya Alam SDA. b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus 3. Pinjaman Daerah. 4. Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan. 5. Lain-lain Penerimaan yang sah. Lain-lain penerimaan yang sah antara lain Hibah, Dana Darurat, dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana Perimbangan merupahkan sumber pembiayaan yang berasal dari bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan, dan Penerimaan dari sumber daya alam, serta dana alokasi umum dan alokasi khusus. Dana Perimbangan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, mengigat tujuan masing-masing jenis sumber tersebut saling mengisi dan melengkapi. Bratakusumah, 2001, 167. Penerimaan Negara yang berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB dibagi dengan imbangan 10 untuk pemerintah pusat dan 90 untuk daerah. Penerimaan Negara dan Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan dibagi dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 imbangan 20 untuk Pemerintah Pusat dan 80 untuk daerah. Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektor perikanan dibagi dengan imbangan 20 untuk Pemerintah Pusat dan 80 untuk Pemerintah Daerah. Bratakusumah, 2001:176-178 Pinjaman Daerah dari dalam Negeri bersumber dari Pemerintah Pusat, Lembaga Keuangan Bukan Bank, Masyarakat, dan Sumber lainnya diberitahukan kepada Pemerintah dan mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Bratakusumah, 2001:191. Pinjaman Daerah dari luar negeri dapat berupa pinjaman Bilateral atau pinjaman Multilateral. Pinjaman Daerah yang bersumber dari luar Negeri harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pemerintah Pusat. Bratakusumah, 2001:192 Dana Alokasi Umum dimaksudkan untuk menjaga pemerataan kemampuan keuanganantar daerah dan untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi, sedangkan Dana Alokasi Khusus dialokasikan untuk membantu pembiayaan tertentu. Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan dengan Undang-Undang penentuan tarif dan tata cara pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan dengan peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Nomor 34 tahun 2000. Jenis pungutan untuk Retribusi mempunyai pengertian lain dibandingkan dengan pajak Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi karena pembayaran tersebut ditujuhkan untuk semata-mata Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 untuk mendapatkan prestasi dari pemerintah,misalnya pembayaran uang kuliah, karcis masuk terminal, dan kartu langganan. Waluyo dan IIyas, 2002:09 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat satu bulan setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN ditetapkan. Perubahan Anggaran dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran. Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. Bratakusumah, 2001:205

2.2.2. Pajak

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Di Wilayah Kelurahan Krembung Kecamatan Krembung Sidoarjo).

0 6 115

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo).

0 0 115

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto).

0 1 109

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo).

0 1 113

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 1 12

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo)

0 0 20

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto)

0 0 22

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo)

0 0 27