Hipotesis Uji Asumsi Klasik

40 KEPATUHAN WAJIB PAJAK X 3 UJI STATISTIK REGRESI LINIER BERGANDA

2.3.1. Diagram Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya dapat dibuat suatu kerangka jalur yang dijelaskan dalam bentuk skema, sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Diduga bahwa tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak serta tingkat Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo PEMAHAMAN WP ATAS PBB X 1 KESADARAN PERPAJAKAN PBB X 2 TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PBB Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Menurut Nazir 1998:152 Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperluhkan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Berdasarkan perumusan masalah yang diajuhkan BAB 1 dan hipotesis pada BAB II, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Definisi operasional ini, hal-hal yang perlu didefinisikan dan diamati adalah keberhasilan penerimaan PBB di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas X adalah Pemahaman WP atas PBB X 1 , Kesadaran Perpajakan WP X 2 dan Kepatuhan WP X 3 , sedangkan yang menjadi variabel terikatnya Y adalah Keberhasilan Penerimaan PBB. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. A. Independent Variabel Variabel Bebas terdiri dari: 1. Pemahaman Wajib Pajak atas PBB X 1 Pemahaman Wajib Pajak adalah Tingkat pemahamn Wajib Pajak terhadap Undang-Undang dan Peraturan Pajak Bumi dan Bangunan akan fungsi dan pentingnya membayar pajak Bumi dan Bangunan. Variabel ini diukur dengan menggunahkan instrument yang dikembangkan oleh Agnelya Ralen Cova 2004 dengan indikator sebagai berikut a. PBB merupahkan sarana atau sumber pendapatan daerah. b. PBB dikenahkan pada benda tidak bergerak, sehingga yang dipentingkan adalah objeknya. c. Subjek PBB adalah orang atau badan yang menguasai atau memperoleh manfaat dari objek pajak. 2. Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 Kesadaran Perpajakan adalah Rasa yang timbul dari dalam diri Wajib Pajak atas kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah ditetapkan pemerintah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Variabel ini diukur dengan menggunahkan instrument yang dikembangkan oleh Luluk Uswatun Hasanah 2004 dengan indikator, sebagai berikut : a. PBB sebagai sumber pendapatan daerah. b. PBB harus dibayar tepat waktu untuk pembiayaan pembangunan c. PBB harus dibayar karena kewajiban Warga Negara. 3. Kepatuhan Wajib Pajak X 3 Kepatuhan Wajib Pajak yaitu ketaatan untuk melakukan ketentuan-ketentuan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan untuk dilaksahnakan.Selain itu, Wajib Pajak paham terhadap UU perpajakan mengisi formulir pajak dengan benar, menghitung pajak dengan jumlah yang benar dan membayar pajak tepat pada waktunya. Variabel ini diukur dengan menggunahkan instrument yang dikembangkan oleh Furry Retno Indah sari 2005 dengan indikator, sebagai berikut : a. Wajib Pajak paham dan berusaha memahami Undang-Undang Perpajakan. b. Mengisi, formulir pajak dengan benar. c. Menghitung pajak dengan jumlah yang benar dan membayar pajak tepat waktu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. B. Dependent Variabel Variabel Terikat Keberhasilan Penerimaan PBB Y : Keberhasilan penerimaan PBB adalah peningkatan sikap mendukung wajib pajak merupahkan salah satu elemen tindakan dari sikap wajib pajak yang berpengaruh terhadap keberhasilan Perpajakan. Komponen tindakan dari sikap merupahkan aspek kecenderungan bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang, dengan demikian, keberhasilan penerimaan diasumsikan sebagai kecenderungan untuk bersikap positif oleh wajib pajak terhadap PBB Sudibyo, 1994:4-5. Variabel ini diukur dengan menggunahkan instrument yang dikembangkan oleh Furry Retno Indah sari 2005 dengan indikator, sebagai berikut : a. Penyuluhan Pajak dari Petugas Pajak. b. Batas Pembayaran Pajak. c. Pengawasan terhadap Pajak terutang oleh petugas Pajak. d. Pelayanan petugaas Pajak kepada Wajib Pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Pemahaman atas Wajib Pajak X 1 Pengukuran menggunahkan skala interval dengan metode pengukuran semantic diferencial Sumarsono, 2004:25. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupahkan pengembangan dan modifikasi dari instrument yang digunahkan dalam penelitian oleh Agnelya Ralen Cova 2004. Variabel diukur dengan 3 tiga pertanyaan. Responden diminta untuk memilih skala 1 satu sampai 7 tujuh. 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Skala dalam nilai 1 sampai 3 menunjukan bahwa pemahaman atas Wajib Pajak cenderung sangat tidak setuju mengenai informasi akan pajak dan pemahaman terhadap Undang-Undang dan peraturan pajak yang berlaku. Skala dengan nilai 4 mempunyai nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan setuju yang berarti Wajib Pajak mempunyai pemahaman yang cukup. Skala 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju yang menunjukan tingkat pemahaman wajib pajak yang tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Kesadaran atas Wajib Pajak X 2 Pengukuran menggunahkan skala interval dengan metode pengukuran semantic diferencial Sumarsono, 2004:25. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupahkan pengembangan dan modifikasi dari instrument yang digunahkan dalam penelitian oleh Luluk Uswatun Hasanah 2004. Variabel diukur dengan 4 empat pertanyaan.Responden diminta untuk memilih skala 1 satu sampai 7 tujuh. 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Skala dengan nilai 1 sampai 3 menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak dalam hal mengetahui manfaat dari pajak masih rendah.Skala dengan nilai 4 merupahkan nilai tengah yang berarti wajib pajak cukup mengerti manfaat pajak. Skala dengan nilai 5 sampai 7 menunjukan tinggginya tingkat kesadaran wajib pajak. 3. Kepatuhan atas Wajib Pajak X 3 Pengukuran menggunahkan skala interval dengan metode pengukuran semantic diferencial Sumarsono, 2004:25. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupahkan pengembangan dan modifikasi dari instrument yang digunahkan dalam penelitian oleh Furry Retno Indah sari 2005. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Variabel diukur dengan 3 tiga pertanyaan.Responden diminta untuk memilih skala 1 satu sampai 7 tujuh. 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Skala dengan nilai 1 sampai 3 menunjukan rendahny a tingkat kepatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak, ditunjuhkan dengan kemampuan untuk menghitung sendiri pajaknya dengan benar, melaporkan dan membayar pajaknya tepat waktu.Skala dengan nilai 4 merupahkan nilai tengah yang berarti wajib pajak mempunyai tingkat kepatuhan yang cukup. Skala dengan nilai 5 sampai 7 menunjukan tinggginya tingkat kepatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak. 4. Keberhasilan Penerimaan PBB Y Pengukuran menggunahkan skala interval dengan metode pengukuran semantic diferencial Sumarsono, 2004:25. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupahkan pengembangan dan modifikasi dari instrument yang digunakan dalam penelitian oleh Furry Retno Indah sari 2005. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Variabel diukur dengan 4 empat pertanyaan. Responden diminta untuk memilih skala 1 satu sampai 7 tujuh. 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Skala dengan nilai 1 sampai 3 menunjuhkan kurangnya pelayanan petugas pajak dalam memberikan penyuluhan atau informasi-informasi, mengadahkan seminar perpajakan dan pengawasan untuk menguji kepatuhan wajib pajak. Skala dengan nilai 4 merupahkan nilai tengah berarti petugas pajakcukup berhasil dalam memberikan pelayanan. Skala dengan nilai 5 sampai 7 menunjuhkan berhasilnya pelayanan petugas pajak. 3.2. Teknik Pengumpulan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpula. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Rumahan Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah Sedengan Mijen Kecamatan Krian yang berjumlah 3883 wajib pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Untuk menentuhkan jumlah sampel yang digunahkan dalam objek penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu Sugiyono, 2006:74. Ukuran Sampel dari populasi yang ditentuhkan dengan menggunahkan rumus Slovin yang dikutib Umar, 2008 : 65, yaitu: Dimana : n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi yang berjumlah E = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kealahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu 10 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Maka : n = 99,97 ≈ 100 responden Untuk lebih relevan maka peneliti mengambil sampel sebesar 100 responden Wajib Pajak PBB. 3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data yang bersumber dari tanggapan responden atas data daftar pertanyaan yang tertera dalam angket. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Kecamatan Krian Sidoarjo.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai penunjang keberhasilan penelitian yang meliputi: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Wawancara Pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan dan diberihkan secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data yang diperluhkan. b. Observasi Pengumpulan data melalui pengamatan objek secara langsung dan mencatat segala data yang diperluhkan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. c. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan penulis kepada responden untuk dijawabnya.

3.4. Uji Kualitas Data

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu validitas dan uji reliabilitas artinya, suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.1. Uji Validitas

Menurut Sumarsono 2004:31 Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan.Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.Apabila korelasi antara skor total dengan masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatahkan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. Dan kriteria pegujian sebagai berikut:  Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 berarti pertanyaannya valid  Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 berarti peryantaan tidak valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupahkan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatahkan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah kuesioner atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil kuesioner dikatahkan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Suatu variabel dikatahkan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghazali, 2001:140. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan kriteria sebagai berikut:  Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan reliabel  Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan tidak reliable

3.4.3. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat atau variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40, untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal, dalam penelitian ini digunahkan metode Kolmogorov-Sminorv. Menurut Sumarsono 2004: 43 pedoman dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut : 1.Jika nila signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusinya adalah tidak normal. 2.Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusinya adalah normal.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendorong keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Multikolinieritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemuhkan adanya korelasi antar variabel independent dapat menggunahkan uji multikolinieritas, karena dalam model regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Identifikasi cara statistic ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung VIF Varians Inflation Factor. Rumus VIF = Pada VIF menyatahkan tingkat pembekalan varians.Apabila varians 10, hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier.Ghozali, 2001: 57 Menurut Ghozali 2005:92 deteksi tidak adanya Multikolinieritas, yaitu :  Mempunyai nilai VIF 10.  Mempunyai angka tolerance 0,1.

2. Autokorelasi

Tujuan pengujian ini adalah menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamahkan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemuhkan pada regresi yang datanya time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya Santosa, 2000:216, dalam pengujian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunahkan bukan data time series.

3. Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian ini adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.Jika variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas, jika variance berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah jika terjadi heteroskedastisitas. Santosa, 2000:208. Menurut Santosa 2000:210, untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah:  Nilai Probabilitas 0,05 berarti bebas heteroskedastisitas.  Nilai Probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.6. Teknik Analisis

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Di Wilayah Kelurahan Krembung Kecamatan Krembung Sidoarjo).

0 6 115

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo).

0 0 115

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto).

0 1 109

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo).

0 1 113

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 1 12

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo)

0 0 20

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto)

0 0 22

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo)

0 0 27