Min Maks
Rata-rata Rp.24.000MT
Rp.576.000MT Rp.185.776MT
Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Dari tabel 18 dapat dilihat jumlah petani sampel yang mengeluarkan biaya bibit dibawah Rp.185.776MT adalah sebesar 60, yaitu sebanyak 35 orang, dan
yang mengeluarkan biaya bibit diatas Rp.185.776MT adalah sebesar 40, yaitu sebanyak 23 orang,. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran biaya bibit di Desa
Lubuk Bayas sangat optimal. Pembelian bibit dilakukan petani didalam kelompok tani. Kelompok Tani
Subur telah memiliki penangkar bibit sendiri dengan harga jual Rp.8.000 perkilogram. Namun, apabila bibit yang dibutuhkan tidak tersedia didalam
kelompok tani, maka petani mencari solusi lain dengan membeli bibit di luar kelompok tani yaitu dengan harga Rp.10.000 perkilogram. Hal ini menyebabkan
terjadinya perbedaan harga antara bibit yang tersedia dikelompok tani dengan harga bibit yang di beli diluar kelompok tani.
2. Pupuk Kandang
Hasil penelitian pada lampiran 2 menunjukkan bahwa biaya pupuk kandang yang dikeluarkan selama usahatani padi organik permusim tanam di
Desa Lubuk Bayas tersebut berada antara Rp.40.000MT sampai dengan Rp.3.000.000MT dengan rata-rata Rp.732.328MT.
Tabel 19. Biaya Pupuk Kandang Berdasarkan Musim Tanam
No. Biaya Pupuk Kandang RpMT
Jumlah Sampel orang Persentase
1 2
732.328 ≥ 732.328
42 16
72 28
Jumlah 58
100
Universitas Sumatera Utara
Min Maks
Rata-rata Rp.40.000MT
Rp.3.000.000MT Rp.732.328MT
Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Dari tabel 19 dapat dilihat jumlah petani sampel yang mengeluarkan biaya pupuk kandang dibawah Rp.732.328MT adalah sebesar 72, yaitu sebanyak 42
orang, dan yang mengeluarkan biaya pupuk kandang diatas Rp.732.328MT adalah sebesar 28, yaitu sebanyak 16 orang,. Hal ini menunjukkan bahwa
pengeluaran biaya untuk pupuk kandang di Desa Lubuk Bayas sangat optimal. Pupuk kandang pada petani sampel tersedia di dalam kelompok tani,
karena kelompok Tani Subur memiliki ternak sapi yang merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Kotoran dari sapi tersebut diolah
menjadi pupuk kandang yang dapat digunakan sebagai pupuk organik pada usahatani padi organik. Harga bahan mentah kotoran sapi tersebut yaitu
Rp.500kg, sedangkan harga kotoran sapi yang sudah siap pakai, yaitu pupuk kandang yaitu Rp.1.000kg. Petani yang menggunakan bahan mentah dari kotoran
sapi tersebut mengolah kembali menjadi pupuk kandang. Hal ini yang menyebabkan perbedaan harga pupuk kandang antar petani sampel.
3. Urin Sapi
Hasil penelitian pada lampiran 2 menunjukkan bahwa biaya urin sapi yang dikeluarkan selama usahatani padi organik permusim tanam di Desa Lubuk Bayas
tersebut berada antara Rp.25.000MT sampai dengan Rp.2.500.000MT dengan rata-rata Rp.382.241MT.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20. Biaya Urin Sapi Berdasarkan Musim Tanam
No. Biaya Urin Sapi RpMT
Jumlah Sampel orang Persentase
1 2
382.241 ≥ 382.241
43 15
74 26
Jumlah Min
Maks Rata-rata
58 Rp.25.000MT
Rp.2.500.000MT Rp.382.241MT
100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Dari tabel 20 dapat dilihat jumlah petani sampel yang mengeluarkan biaya urin sapi dibawah Rp.382.241MT adalah sebesar 74, yaitu sebanyak 43 orang,
dan yang mengeluarkan biaya urin sapi diatas Rp.382.241MT adalah sebesar 26, yaitu sebanyak 15 orang. Dengan banyaknya petani sampel yang
mengeluarkan biaya lebih kecil dari biaya rata-rata menunjukkan bahwa pengeluaran biaya urin sapi di Desa Lubuk Bayas sangat optimal.
Urin sapi yang digunakan petani sampel berasal dari kelompok tani. Kelompok Tani Subur mengolah urin sapi sendiri dengan harga jual Rp.10.000
perliter. Apabila urin sapi tidak tersedia di kelompok tani, maka petani membeli urin sapi diluar kelompok tani dengan harga Rp.20.000 perliter. Akan tetapi, tidak
semua petani menggunakan urin sapi. Hal ini disebabkan karena petani sampel sudah menggunakan lebih banyak pupuk kandang sebagai pupuk organik mereka.
Selain itu, petani juga ada yang tidak menggunakan urin sapi sebagai pupuk organik karena sudah menggunakan urin sapi tersebut sebagai pestisida organik.
Oleh karena itu terjadi perbedaan harga urin sapi antar petani sampel di Desa Lubuk Bayas.
Universitas Sumatera Utara
4. Pestisida Organik