Variabel Independen Variabel dan Definisi Operasional

3.9. Metode Pengumpulan Data

3.9.1. Jenis Data

a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari SMA Prayatna Medan.

3.10. Variabel dan Definisi Operasional

3.10.1. Variabel Independen

1. Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi, pemikiran pengetahuan ataupun yang lainnya dari komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun nonverbal, sehingga membangkitkan perhatian dan memberikan pengaruh atau efek tertentu berupa perubahan sikap, pendapat, perilaku atau perubahan sosial.

1. Komunikasi Orang Tua-Anak

a. Keterbukaan adalah suatu adanya keterbukaan dalam komunikasi orang tua dan anak untuk membuka diri dalam mengungkapkan segala informasi yang disampaikan yang berguna bagi anak. Kategori Keterbukaan : 0. Ada keterbukaan 1. Tidak ada keterbukaan Pengukuran variabel keterbukaan disusun 6 pertanyaan yang diajukan Universitas Sumatera Utara dengan jawaban ”sangat setuju bobot nilai 5”, ”setuju bobot nilai 4 ”, ”kurang setuju bobot nilai 3”, ”tidak setuju bobot nilai 2” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Ada keterbukaan, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 16-30 1. Tidak ada keterbukaan, jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 1-15 b. Empati adalah kemampuan orang tua dan anak untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh anak dalam mengungkapkan segala informasi yang berguna bagi anak. Kategori Empati : 0. Empati 1. Tidak empati Pengukuran variabel empati disusun 6 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”sangat setuju bobot nilai 5”, ”setuju bobot nilai 4 ”, ”kurang setuju bobot nilai 3”, ”tidak setuju bobot nilai 2” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Empati, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 16-30 1. Tidak empati jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 1-15 c. Sikap mendukung adalah sikap orang tua dan anak dalam berkomunikasi secara terbuka dan empatik dengan memperlihatkan sikap mendukung. Kategori Sikap mendukung : 0. Mendukung 1. Tidak mendukung Pengukuran variabel sikap mendukung disusun 6 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”sangat setuju bobot nilai 5”, ”setuju bobot nilai 4 ”, Universitas Sumatera Utara ”kurang setuju bobot nilai 3”, ”tidak setuju bobot nilai 2” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Mendukung, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 16-30 1. Tidak mendukung jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 1-15 d. Sikap positif adalah sikap orang tua dan anak dalam berkomunikasi memiliki sikap positif terhadap anak atau dapat mendorong anak menjadi teman berinteraksi. Kategori Sikap positif : 0. Bersikap positif 1. Tidak bersikap positif Pengukuran variabel sikap positif disusun 6 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”sangat setuju bobot nilai 5”, ”setuju bobot nilai 4 ”, ”kurang setuju bobot nilai 3”, ”tidak setuju bobot nilai 2” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Mendukung, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 16-30 1. Tidak Mendukung, jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 1-15 e. Kesetaraan adalah sikap orang tua dan anak dalam berkomunikasi yang menunjukkan tidak ada perbedaan dengan anak dan menunjukkan kesetaraan dengan dirinya. Kategori Kesetaraan : 0. Ada kesetaraan 1. Tidak ada kesetaraan Pengukuran variabel kesetaraan disusun 6 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”sangat setuju bobot nilai 5”, ”setuju bobot nilai 4 ”, Universitas Sumatera Utara ”kurang setuju bobot nilai 3”, ”tidak setuju bobot nilai 2” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Ada kesetaraan, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 16-30 1. Tidak ada kesetaraan jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 1-15 2. Kontrol diri adalah kemampuan remaja untuk menahan dan melawan keinginan atau dorongan sesaat yang berkaitan dengan perilaku seksual. Kategori Kontrol diri : 0. Baik 1. Tidak Baik Pengukuran variabel kontrol diri disusun 8 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”ya bobot nilai 2 ” dan ”tidak bobot nilai 1”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Baik, jika responden memperoleh skor 50 yaitu 9-16 1. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 50 yaitu 0-8

3.5.2. Variabel Dependen

1. Perilaku seks pranikah adalah segala bentuk kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual yaitu dengan menyalurkan dorongan nafsu seksual yang timbul dari dalam diri maupun dari luar diri dan dilakukan oleh para remaja tanpa ada ikatan perkawinan . Perilaku seksual pada remaja ini diungkap dengan menggunakan skala frekuensi dari tahap-tahap perilaku seksual yaitu berciuman kissing, bersentuhan touching, petting bercumbu dengan saling menggesekkan alat kelamin dan berhubungan seksual coitus. Kategori Perilaku seksual pada remaja : Universitas Sumatera Utara 0. Baik 1. Tidak Baik Pengukuran variabel perilaku seksual pada remaja disusun 8 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”tidak bobot nilai 1”, dan ”ya bobot nilai 0”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Baik : Jika responden memperoleh skore = 100 yaitu 8 1. Tidak Baik : Jika responden memperoleh skore 100 yaitu 1-7

3.11. Metode Pengukuran

Dokumen yang terkait

KONTROL DIRI MAHASISWA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRANIKAH

0 14 2

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

1 8 13

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

1 5 18

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa.

1 4 15

Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua-Anak, dan Kecenderungan Perilaku Seks Pranikah

0 0 9

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA-ANAK DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA PRAYATNA MEDAN

0 0 39

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi (Communication) - Hubungan Komunikasi Orangtua dan Anak Serta Kontrol Diri Siswa dengan Perilaku Seks Pranikah di SMA Prayatna Medan

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Komunikasi Orangtua dan Anak Serta Kontrol Diri Siswa dengan Perilaku Seks Pranikah di SMA Prayatna Medan

0 0 12

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA DAN ANAK SERTA KONTROL DIRI SISWA DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA PRAYATNA MEDAN TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 18