53 menggunakan motivasi berprestasi dan kinerja guru sebagai variabel. Perbedaan
dalam penelitian ini adalah lokasi, sampel, dan variabel penelitian. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh JungSoon Han dan Richard
Lynch mahasiswa Assumption University Of Thailand pada tahun 2014 yang berjudul “The Relationship between perception of School Climate and
Achievement Motivation among Korean Students in Grades 6 to 12 at a selescted International School in Bangkok, Thailand
”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang siginifikan antara persepsi mahasiswa Korea
mengenai iklim sekolah dan tingkat motivasi berprestasi mereka. Delapan puluh tiga mahasiswa korea yang belajar di sekolah internasional di Bangkok tahun
akademik 2013 menjadi sampel dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan ada sebuah hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa
korea mengenai iklim sekolah dan tingkat motivasi berprestasi mereka. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Persamaannya adalah menggunakan motivasi berprestasi sebagai variabel. Perbedaan dalam penelitian ini adalah lokasi
penelitian, subyek penelitian, dan variabel penelitian.
2.4 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas 1 X
1
memiliki indikator sebagai berikut. 1 fokus pada kelompok, yaitu kepemimpinan kepala sekolah lebih mengarahkan kepada kelompok-kelompok
54 kerja yang memiliki tugas masing-masing dan tidak berfokus pada individu; 2
melimpahkan wewenang, yaitu kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, namun menyerahkan wewenang kepada kelompok-
kelompok kerja yang ada dan kepala sekolah mengambil keputusan sendiri utnuk hal-hal yang memang harus diputuskan oleh kepala sekolah; 3 merangsang
kreativitas, yaitu kepala sekolah tidak memaksakan ide-ide lama kepada guru. Kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada guru untuk menggunakan ide-
ide baru yang dapat meningkatkan mutu kualitas pendidikan; 4 memberi semangat dan motivasi, yaitu kepala sekolah senantiasa mendambakan
pembaharuan. Oleh karena itu, kepala sekolah yang baik akan selalu mendorong dan memberikan semangata kepada guru-guru untuk melakukan inovasi dalam
meningkatkan performanya; 5 memikirkan program penyertaan bersama, yaitu kepala sekolah harus senantiasa mengupayakan adanya kerjasama dalam tim,
kelompok, dan unit-unit organisasi; 6 kreatif dan proaktf, yaitu kepala sekolah bertindak aktif dan proaktif yang sifatnya preventif dan antisipatif; 7
memperhatikan sumber daya manusia, yaitu kepala sekolah selalu mengupayakan pemberdayaan untuk guru-guru agar kemampuannya selalu meningkat dari waktu
ke waktu; 8 membicarakan persaingan, yaitu kepala sekolah harus berusaha menyamai atau bahkan mengungguli mutu dari sekolah lain; 9 membangun
karakter, yaitu kepala sekolah membangun budaya organisasi yang menjunjung nilai-nilai yang relevan dengan mutu yang diinginkan; 10 kepemimpinan yang
55 tersebar, yaitu kepala sekolah tidak memusatkan kepemimpinan kepada dirinya,
tetapi menyebarkan pada orang lain dan menyisakan pada dirinya untuk yang memang seharusnya dipegang oleh seorang pemimpin; dan 11 bekerjasama
dengan masyarakat, yaitu kepala sekolah bekerjasama dengan masyarakat dalam berbagai hal guna mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan.
Indikator motivasi berprestasi ada empat hal, antara lain sebagai beriukt; 1 menyukai pekerjaan yang dijalani, yaitu seorang guru senantiasa bangga
dengan profesi yang dimilikinya, bukan karena keterpaksaan; 2 menghendaki umpan balik, yaitu seorang guru yang mmiliki motivasi berprestasi menghendaki
umpan balik dari hasil pekerjaanya. Umpan balik yang didapatkan digunakan sebagai informasi untuk memperbaiki kinerjanya; 3 berani mengambil resiko,
yaitu seorang guru harus berani untuk mengambil resiko dalam setiap kegiatan yang dilakukan di dalam melaksanakan tugasnya; dan 4 memiliki perhitungan
untuk mencapai keberhasilan, yaitu seorang guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan puas dengan segi-segi intrinsic pekerjaannya daripada
imbalan materi. Kemudian guru juga menerima tugas yang diberikan sebagai bagian dari hidupnya.
Dengan penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menentukan gaya kepemimpina yang baik dan sesuai. Kemudian, dapat
memberikan kontribusi mengenai motivasi berprestasi yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kinerja. Keterkaitan antara gaya kepemimpinan kepala
56 sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru digambarkan dalam
kerangka berpikir yang tergambar dalam skema berikut ini: Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Keterangan:
X
1
: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X
2
: Motivasi Berpresaasi Guru Y
: Kinerja Guru Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
X1
- Fokus pada kelompok - Melimpahkan wewenang
- Merangsang kreatifitas - Memberi semangat dan motivasi
- Memikirkan program penyertaan bersama - Kreatif dan proaktif
- Memperhatikan sumber daya manusia - Membicarakan persaingan
- Membangun karakter - Kepemimpinan yang tersebar
- Bekerja sama dengan masyarakat -
Motivasi Berprestasi X2
- Berani mengambil resiko moderat. - Menghendaki umpan balik segera.
- Keberhasilan diperhitungkan dengan teliti - Mengintegral dengan tugas
Kinerja Guru Y
- Merencanakan kegiatan
pembelajaran - Melaksanakan
kegiatan pembelajaran
- Menilai kegiatan pembelajaran
57 Skema diatas menunjukkan bahwa kinerja guru Y sebagai variabel terikat.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah X
1
dan motivasi berprestasi X
2
sebagai varabel bebas. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru
merupakan faktor yang memengaruhi kinerja guru.
2.5 Hipotesis Penelitian