21 materi pelajaran, guru juga harus mampu membelajarkan sikap kedisiplinan
kepada siswa, mengajarkan siswa agar lebih rajin membaca, dan melatih siswa untuk menghargai waktu dengan melakukan hal-hal yang positif.
Kompetensi Sosial adalah kompetensi yang berkaitan dengan hubungan guru dengan masyarakat dan siswa. Di mata masyarakat dan siswa, guru
merupakan seorang panutan yang perlu dicontoh dan menjadi suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru yang memiliki kemampuan sosial dengan
baik akan lebih menjalin hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat. Kompetensi Profesional adalah kompetensi yang dimiliki oleh guru
berkaitan dengan proses pembelajaran. Tugas seorang guru adalah mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu sebagai
guru harus selalu memperbaharui dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Dalam penyampaian pelajaran, guru juga harus dapat memberikan suasana yang
mendukung agar siswa aktif dan memperhatikan dengan baik, sehingga dapat mendorong siswa untuk senang bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen,
serta menemukan fakta dan konsep yang benar.
2.1.1.4 Penilaian Kinerja Guru
Menurut Rusman 2013: 93, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, manganalisis, serta menafsirkan data tentang proses dan hasil
yang dilakukan secara berkesinambungan.
22 Menurut S.P Hasibuan dalam Rinawatiririn 2012 dalam Barnawi dan
Arifin 2014: 25 penilaian kinerja adalah evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja, dan potensi pengembangan yang telah dilakukan oleh seseorang.
Penilaian digunakan sebagai informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian yang dimaksud tidak hanya bergantung dari hasil akhir,
tetapi pada proses juga menjadi bagian penting dalam suatu peniaian. Penilaian yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan lebih baik daripada yang
dilaksanakan hanya satu kali. Karena dengan berkelanjutan, kinerja guru dapat diketahui perkembangannya.
Secara umum, menurut Ditjen PMPTK 2010 dalam Barnawi dan Arifin 2014: 26 penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1 Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk proses pembelajaran, pembimbingan,
atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. 2 Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukan pada saat tersebut.
T.R. Mitchcell dalam Direktorat Tenaga Kependidikan 2008 dalam Barnawi dan arifin 2014: 26 menjelaskan mengenai teori dasar yang digunakan
sebagai landasan untuk menilai kualitas kinerja guru yaitu: Performance = Motivation x Ability
23 Rumusan tersebut menunjukkan gambaran bahwa kinerja seseorang akan
terwujud oleh dua unsur, yaitu motivasi dan abilitas. Motivasi merupakan faktor pendorong yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Abilitas berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Abilitas adalah factor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Menurut Ditjen PMPTK 2010 dalam Barnawi dan Arifin 2014: 28 Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil
penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian yang berkaitan dengan empat kompetensi yang harus
dimiliki.
2.1.1.5 Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Dasar