dengan harga t tabel untuk kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = n – 2 = 30,
maka diperoleh t tabel = 2,042. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Daerah Daerah
penolakan penerimaan
Ho Ho
Daerah penolakan Ho
-2,670 -2,042 2,042 2,670
Gambar 4.5. Kurva uji signifikansi koefisien korelasi Seni Budaya dan Matematika dengan uji dua pihak
Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar 4.5, maka dinyatakan bahwa t hitung = 2,670 jatuh pada daerah penolakan Ho
sehingga dapat dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran Matematika ditolak dan
hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti menarik kesimpulan bahwa
koefisien korelasi antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran Matematika sebesar 0,438 adalah signifikan, artinya koefisien tersebut dapat
digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi. Besarnya pengaruh pembelajaran Seni Budaya terhadap prestasi
belajar Matematika adalah sebesar 55,65. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 44,35 diluar penelitian.
4.6 Hasil Analisis Korelasi Seni Budaya dengan IPA
Hasil analisis korelasi Seni Budaya X dengan IPA Y2 menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh besarnya koefisien
korelasi sebesar 0,362. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa rxy yang
diperoleh sebesar 0,362 sedangkan pada r tabel dengan taraf signifikansi 5 dan N = 32 sebesar 0,349. Nilai r hitung r tabel 0,362 0,349 maka dapat
dinyatakan bahwa ada hubungan antara pembelajaran Seni Budaya dengan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,362 antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA.
Hubungan antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA dapat diketahui interpretasinya dengan menggunakan pedoman seperti yang tertera
pada tabel 3.3 halaman 47. Berdasarkan tabel 3.3 maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,362 termasuk pada kategori rendah. Jadi terdapat
hubungan yang rendah antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA.
Hubungan antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA kemudian diuji signifikansinya dengan menggunakan rumus uji signifikansi
korelasi product moment. Hasil dari uji signifikansi menghasilkan t hitung sebesar 2,126. Harga t hitung setelah dibandingkan dengan harga t tabel untuk
kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = n – 2 = 30, maka diperoleh t tabel =
2,042. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Daerah Daerah
penolakan penerimaan
Ho Ho
Daerah penolakan Ho
-2,126 -2,042 2,042 2,126
Gambar 4.6. Kurva uji signifikansi koefisien korelasi Seni Budaya dan IPA dengan uji dua pihak
Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar 4.6, maka dinyatakan bahwa t hitung = 2,126 jatuh pada daerah penolakan Ho sehingga dapat
dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti menarik kesimpulan bahwa koefisien korelasi antara pembelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran IPA sebesar 0,362
adalah signifikan, artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi.
Besarnya pengaruh pembelajaran Seni Budaya terhadap prestasi belajar IPA adalah sebesar 50,91. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar
49,09 diluar penelitian.
4.7 Hasil Analisis Korelasi Seni Budaya dengan Bahasa Indonesia