Uji Prasarat Hasil Penelitian

Tabel 4.10 Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Komite Audit Interval Kriteria Frekuensi Persentase 2 Rendah 2 2,29 3 Cukup 75 86,21 4 Tinggi 10 11,50 TOTAL 87 100 Sumber: Data yang diolah, 2013 Dari tabel 4.10dapat dilihatterdapat2 atau 2,29 unit analisis berada pada kategori rendah, 75 atau 86,21 berada pada kategori cukup dan sisanya sebanyak 10 atau 11,50 unit analisis memiliki jumlah komite audit dalam kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum jumlah komite audit yang dimilikioleh perusahaan sampel berada dalam kategori cukup yang berarti telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Bapepam untuk jumlah komite audit yaitu sekurang-kurangnya 3 orang.

4.1.2. Uji Prasarat

4.1.2.1.Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Suatu model regresi yang baik adalah dimana semua datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, distribusi normal dideteksi dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot serta analisis statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. 1. Metode grafik Berdasarkan hasil dari uji normalitas dengan metode grafik histogram pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Histogram Tampilan grafik histogram berbentuk seperti lonceng, tidak terlalu menceng kekanan atau menceng kekiri yang menunjukkan pola distribusi mendekati normal. Grafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2Grafik normal probability plot Grafik tersebut menunjukkan penyebaran data yang merata disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti data memenuhi asumsi normalitas. 2. Metode statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji normalitas selain menggunakan metode grafik, digunakan juga metode statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov terhadap data residual regresi. hasil uji ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Hasil uji ini menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1.210 dan Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,107. Hal ini berarti data terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya melebihi α=0,05. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 87 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .53557159 Most Extreme Differences Absolute .130 Positive .130 Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z 1.210 Asymp. Sig. 2-tailed .107 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data yang diolah, 2013 4.1.2.2.Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahuimodel yang digunakan adalah baik, makamodel regresiharus bebas dari asumsi klasik yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Multikolonieritas dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerace dan variance inflation factor VIF. Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficient a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.174 1.188 sqrt_MANJ -.151 .073 -.231 .843 1.186 sqrt_INST -.039 .061 -.068 .948 1.055 sqrt_LEVRG .599 .427 .154 .878 1.139 sqrt_KOMAUD -.843 .556 -.157 .987 1.013 a. Dependent Variable: sqrt_KONSERVATISME Sumber: Data yang diolah, 2013 Dari hasil uji multikolinieritas tersebut menunjukkan bahwa semua nilai VIF dari variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage dan komite audit memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance yang lebihbesar dari 0,1. Hasil pengujian model regresi untuk ukuran akrual tersebutmenunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian in menggunakan cara dengan melihat grafik plot dan uji Glejser untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. 1. Metode Grafik Plot Gambar 4.3 Grafik Plot Heteroskedastisitas Pada gambar dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas atau menyebar. Titik-titik persebaran berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Metode Statistik Metode statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Ada tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat signifikansinya terhadap derajat kepercayaan 5. Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi 0,05 maka mengandung heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas-Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .541 .764 .709 .480 sqrt_MANJ -.086 .047 -.205 -1.822 .072 sqrt_INST -.015 .039 -.040 -.378 .706 sqrt_LEVRG .537 .275 .216 1.953 .054 sqrt_KOMAUD -.200 .357 -.058 -.559 .578 Dependent Variable: ABSRESID Sumber: Data yang diolah, 2013 Dari Tabel 4.13hasil uji Glejser menunjukkan nilai regresi dari absolute residual terhadap variabel independen lebih dari 0,05 berarti menunjukkan model bebas dari heteroskedastisitas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena ”gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Run Test. Run test sebagai bagian dari statistic non-parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak Ghozali,2011. Hasil output SPSS untuk uji autokorelasi disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.07398 Cases Test Value 43 Cases = Test Value 44 Total Cases 87 Number of Runs 37 Z -1.617 Asymp. Sig. 2-tailed .106 a. Median Sumber: Data yang diolah, 2013 Tabel 4.14menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,07398dengan probabilitas 0,106 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasiantar nilai residual karena signifikansi tersebut melebihi α = 0,05. 4.1.3. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage dan komite audit terhadap variabel terikat dependen yaitu konservatisme akuntansi. Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Hasil Persamaan Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients T Sig. B Std. Error 1 Constant 3.174 1.188 2.672 .009 sqrt_MANJ -.151 .073 -2.065 .042 sqrt_INST -.039 .061 -.639 .524 sqrt_LEVRG .599 .427 1.401 .165 sqrt_KOMAUD -.843 .556 -1.518 .133 a. Dependent Variable: sqrt_KONSERVATISME Sumber: Data yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.15, maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut : KONSERVATISME = 3,174 – 0,151 MANJ – 0,039 INST + 0,599 LVRG – 0,843 KOMAUD + e 1. Constant = 3,174 menunjukkan tanda positif, hal tersebut dapat diartikan apabila kepemilikan manajerial MANJ, kepemilikan institusional INST, leverage LVRG dan komite audit KOMAUD konstan atau tetap, maka konservatisme akuntansi KONSERVATISME sebesar 3,174. 2. Koefisien β1 = -0,151 menunjukkan tanda negatif, hal tersebut dapat diartikan setiap kenaikan 1 kepemilikan saham oleh manajerial akan menurunkan penerapan konservatisme sebesar 0,151 dan faktor lain yang mempengaruhi dianggap konstan.

4.1.4. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

3 79 92

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 20 54

PENGARUH KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 30

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 14

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN K

0 2 80

Pengaruh Kualitas Audit, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Konservatisme - Unika Repository

0 0 17