Teknik Pengembangan Bahan Ajar Penilaian Bahan Ajar

bahasa tersebut harus komunikatif karena penutur asing hanya berhadapan dengan buku ketika mereka belajar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan tujuan dari bahan ajar yang akan dikembangkan. Selain bahan ajar digunakan sebagai penunjang dalam pembelajarn BIPA di kelas, bahan ajar yang dihasilkan juga diharapkan mampu menjadi buku panduan bagi penutur asing tingkat pemula yang ingin belajar bahasa Indonesia secara mandiri. 2 Adaptif Bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika bahan ajar tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari beberapa prinsip pengembangan bahan ajar yang telah dijelaskan di atas, bahan ajar BIPA sebagai produk dari penelitin ini mengacu pada prinsip relevansi, kecukupan, konsistensi, self instructional, dan adaptif.

2.2.2.4 Teknik Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan sendiri atau dalam sebuah tim pengembang bahan ajar lebih dari satu orang. Secara umum, Paulina dan Purwanto dalam Widodo dan Jasmadi 2008: 55 menyatakan ada tiga cara dalam menyusun bahan ajar, yaitu starting from scratch, text transformation, dan compilation. Dari ketiga jenis pengembangan bahan ajar tersebut, pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan teknik text transformation. Menurut Paulina dan Purwanto, text transformation merupakan pengembangan bahan ajar dengan memanfaatkan informasi-informasi yang ada buku teks, artikel jurnal, internet, dan lain-lain dalam menyusun bahan ajar. Referensi-referensi tersebut dikumpulkan sesuai dengan tujuan instruksional dan rencana kegiatan pembelajaran, kemudian memberikan beberapa perubahan pada materi untuk melengkapi materi yang sudah ada. Hal ini merupakan bagian dari pengemasan kembali informasi. Informasi yang sudah dikumpulkan dari berbagai sumber disusun kembali menggunakan bahasa dan strategi yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan ajar, yaitu sederhana dan dialogis. Bahan ajar yang disusun harus tetap mendapatkan tambahan penjelasan mengenai keterampilan dan pengetahuan atau kompetensi yang akan diraih oleh penutur asing. Hasil text transformation adalah seperangkat bahan ajar yang telah diubah dari sumber informasi dan telah berisi beberapa komponen penunjang bahan ajar. Peneliti menghimpun informasi yang berkaitan dengan materi BIPA tingkat pemula dari berbagai sumber pustaka baik dari buku maupun internet. Informasi yang berhasil dihimpun kemudian disusun menjadi satu kesatuan bahan ajar utuh yang disesuaikan dengan konteks kebudayaan Indonesia, khususnya yang mengandung muatan budaya Jawa.

2.2.2.5 Penilaian Bahan Ajar

Salah satu tahap dalam pengembangan bahan ajar adalah proses penilaian. Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah siap digunakan atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik penilaian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya penilaian teman sejawat atau uji coba kepada pengguna. Responden bisa ditentukan secara bertahap mulai dari satu-satu, grup, ataupun kelas. Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikaan Depdikas 2008: 27. Dalam tahap penilaian ini, bahan ajar BIPA yang dikembangkan dinilai melalui validasi oleh dosen ahli bahan ajar BIPA. Penjelasan mengenai komponen penilaian bahan ajar dipaparkan sebagai berikut; 1 komponen kelayakan isi mencakup: kesesuaian dengan kompetensi yang harus dicapai, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran BIPA, kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar, kesesuaian dengan alokasi waktu, kebenaran substansi materi pembelajaran, muatan budaya Jawa dalam bahan ajar, dan penyajian budaya Jawa secara keseluruhan 2 komponen kebahasaan antara lain mencakup: kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, pemilihan diksi dan kalimat, pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien jelas dan singkat, kesesuaian dengan kaidah kesantunan kalimat, 3 komponen penyajian antara lain mencakup: urutan sajian, kesesuaian antara judul dengan penyajian materi, penyajian motivasi, kelengkapan materi, dan 4 komponen kegrafikaan antara lain mencakup: penggunaan jenis dan ukuran huruf, layout atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, dan desain tampilan.

2.2.3 Budaya

Teori berkaitan dengan budaya meliputi hakikat budaya dan jenis-jenis budaya.