Prinsip-prinsip Perancangan Bahan Ajar

Indonesia secara autodidak di negaranya masing-masing. Adapun pemilihan bahan ajar penunjang berupa CD audio dimaksudkan agar penutur asing mengetahui cara pengucapan yang tepat dalam bahasa Indonesia.

2.2.2.3 Prinsip-prinsip Perancangan Bahan Ajar

Prinsip pengembangan bahan ajar berdasarkan Pedoman Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar Depdiknas 2006:6 yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi yaitu materi pembelajaran hendaknya relevan atau memiliki keterkaitan atau hubungan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi yaitu materi ajar hendaknya konsisten atau ajek. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat aspek, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat aspek. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai penutur asing adalah mampu memperkenalkan diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan bahasa Indonesia, maka materi yang diajarkan juga harus berisi tentang memperkenalkan diri dan orang lain dengan menggunakan bahasa Indonesia. Prinsip kecukupan yaitu materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu penutur asing menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka bahan ajar kurang membantu dalam mencapai kompetensi BIPA yang telah dirumuskan. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga untuk mempelajarinya. Berdasarkan pedoman penyusunan modul bahan ajar, Depdiknas tahun 2003 dalam Daryanto, 2013: 9-10 juga memperinci lima karakteristik yang dapat dijadikan acuan sebagai prinsip pengembangan bahan ajar, yaitu: 1 self instructional, 2 self contained, 3 stand alone, 4 adaptif, dan 5 user friendly. Dari prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar yang dikemukakan oleh Daryanto tersebut, terdapat dua prinsip yang akan digunakan dalam penelitian. Dua prinsip tersebut adalah self instructional dan adaptif. Adapun pemaparan tentang prinsip self instructional dan adaptif sebagai berikut. 1 Self Instructional Penutur asing diharapkan mampu belajar secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, bahan ajar harus memuat tujuan yang jelas. Selain itu, bahan ajar hendaknya dapat memudahkan penutur asing untuk menguasai materi dengan cara memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar BIPA yang mampu membuat penutur asing dapat belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran adalah: 1 memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran, 2 memberikan kemungkinan bagi penutur asing untuk memunculkan umpan balik atau mengukur penguasaanya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya, 3 kontekstual, yaitu materi- materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks lingkungan Indonesia, dan 4 bahasa yang digunakan cukup sederhana dan yang lebih penting adalah bahasa tersebut harus komunikatif karena penutur asing hanya berhadapan dengan buku ketika mereka belajar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan tujuan dari bahan ajar yang akan dikembangkan. Selain bahan ajar digunakan sebagai penunjang dalam pembelajarn BIPA di kelas, bahan ajar yang dihasilkan juga diharapkan mampu menjadi buku panduan bagi penutur asing tingkat pemula yang ingin belajar bahasa Indonesia secara mandiri. 2 Adaptif Bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika bahan ajar tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari beberapa prinsip pengembangan bahan ajar yang telah dijelaskan di atas, bahan ajar BIPA sebagai produk dari penelitin ini mengacu pada prinsip relevansi, kecukupan, konsistensi, self instructional, dan adaptif.

2.2.2.4 Teknik Pengembangan Bahan Ajar