3.2. Cara Penularan dan Resiko Penularan
Tuberkulosis dapat ditularkan melalui udara dari penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita TB Paru tersebut menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet percikan dahak. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif tidak terlihat kuman, maka pasien tersebut dianggap tidak menular, kemungkinan
seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut BPN, 2007.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko penularan penyakit TB paru adalah 1 Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB
aktif, 2 individu imunosupresif termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan HIV, 3
pengguna obat-obat IV dan alkoholik, 4 individu yang memiliki gangguan medis yang sudah ada sebelumnya 5 umur dan jenis kelamin, 6 keadaan malnutrisi
atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain – lain yang akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit
termasuk TB Paru, 7 individu yang tinggal di institusi misal: fasilitas perawatan
Universitas Sumatera Utara
jangka panjang, institusi psikiatrik, penjara, 8 mereka yang tinggal di perumahan yang padat, kumuh dan sanitasi yang buruk Brunner Suddarth,
2002.
3.3. Gejala-gejala Penderita TB Paru
Gejala-gejala yang terdapat pada seseorang yang menderita TB paru diantaranya batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu yang pada awalnya mungkin
non produktif tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sputum mukopurulen dengan haemoptisis batuk darah, demam, suhu badan sedikit
meningkat siang harisore hari, menggigil dapat terjadi jika suhu badan naik cepat, berkeringat pada malam hari tanpa melakukan aktivitas, anoreksia, berat badan
menurun, kelelahan fatigue, nyeri dada, wheezing karena penyempitan lumen endobronkus oleh karena sekret, bronkostenosis, peradangan, jaringan granulasi,
ulserasi dan dyspnea yang merupakan late syndrom dari proses lanjut oleh karena restriksi dan obstruksi saluran nafas Crofton, 1998.
3.4. Pengobatan TB Paru