Dampak TB Paru Tuberkulosis Paru TB Paru 1. Definisi TB Paru

Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa kurangnya ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau, dan streptomisin dapat menimbulkan efek samping berupa kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan erat dengan keseimbangan dan pendengaran, gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging tinitus, pusing dan kehilangan keseimbangan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006.

3.6. Dampak TB Paru

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda ketika dihadapkan dengan suatu penyakit, reaksi perilaku dan emosi tersebut tergantung pada penyakit, sikap orang tersebut dalam menghadapi suatu penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupan hanya sedikit menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi orang tersebut dan keluarga, sedangkan penyakit berat, apalagi yang mengancam kehidupan dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarik diri Perry Potter, 2005. TB paru merupakan contoh klasik penyakit yang tidak hanya menimbulkan dampak terhadap perubahan fisik, tetapi mental dan juga sosial Rajeswari, dkk, 2005. Bagi penderita TB paru dampak secara fisik yang ditimbulkan diantarnya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak napas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang panas yang tinggi. Bagi keluarga pasien adanya risiko terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain karena kurangnya pengetahuan dari keluarga terhadap penyakit TB Paru serta kurangnya Universitas Sumatera Utara pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan dan upaya pencegahan penyakit. Produktivitas juga menurun terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga, maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan Efendi, 2008. Tidak sedikit pasien yang ketika di diagnosis TB Paru timbul ketakutan dalam dirinya, ketakutan itu dapat berupa ketakutan akan pengobatan, kematian, efek samping obat, menularkan penyakit ke orang lain, kehilangan pekerjaan, ditolak dan didiskriminasikan, dan lain-lain International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2007. Hal senada juga diungkapkan oleh Kabat dalam surat kabar Pontianak Post 2005 bahwa penderita TB sering merasa rendah diri karena stigma buruk yang berkembang bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Banyak orang yang menghindari interaksi dengan penderita TB karena takut tertular. Padahal, penularan TB tidak terjadi semudah itu, butuh kontak yang lama dan sering. Selain itu klien mudah tersinggung, marah, putus asa dikarenakan batuk yang terus menerus sehingga keadaan sehari-hari menjadi kurang menyenangkan dan karena adanya perasaan rendah diri, klien selalu mengisolasi diri karena malu dengan keadaan penyakitnya Erfandi, 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep ini bertujuan untuk menggambarkan peran keuarga dalam merawat pederita TB paru dan konsep diri penderita TB paru. Menurut Doherty Champbell 1998 dalam Newton 2006 bahwa keluarga mempunyai pengaruh utama dalam kesehatan fisik dan mental setiap anggota keluarganya. Hal ini juga terkait dengan peran keluarga dalam kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, dan menggunakan pelayanan kesehatan Friedman, 1998. Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri, selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri salah satunya yaitu significant other atau orang-orang terdekat Stuart Sundeen, 1991. Pada penderita TB, peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik namun juga perawatan secara psikososial International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2007. Universitas Sumatera Utara