2.4.2 Konsep diri negatif
Calhoun Acocella 1995 membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu :
a Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak
memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu dengan konsep diri negatif tipe ini benar-benar tidak mengetahui siapa dirinya, apa kekuatan dan
kelemahannya, atau apa yang dia hargai dalam hidupnya. b
Pada tipe kedua hampir merupakan lawan dari tipe yang pertama. Individu dengan tipe yang kedua ini memiliki konsep diri yang terlalu stabil dan terlalu
teratur, dengan kata lain kaku. Hal ini mungkin dikarenakan didikan yang terlalu keras sehingga individu tersebut menciptakan citra diri yang tidak
mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
2.5 Dampak Sakit Terhadap Konsep Diri
Perubahan konsep diri akibat menderita suatu penyakit mungkin bersifat kompleks. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran
yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada penyakit, reaksi
orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan
menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat
menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarik diri Perry Potter, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Konsep diri dapat terlihat dari bagaimana pasien tersebut memandang citra tubuhnya yang merupakan konsep subjektif terhadap penampilan fisiknya.
Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. Perubahan fisik dalam tubuh menyebabkan perubahan citra tubuh,
dimana identitas dan harga diri juga dapat dipengaruhi. Tidak hanya itu dampaknya juga berpengaruh pada perannya dalam keluarga, Setiap orang
memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah, pengambil keputusan, seorang profesional, dan sebagai orang tua. Saat seseorang menderita
penyakit peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan. Klien yang mengalami perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi
memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik, akibatnya anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien
Perry Potter, 2005.
3. Tuberkulosis Paru TB Paru 3.1. Definisi TB Paru
Tuberkulosis Paru TB Paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang paru dan dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya, termasuk
meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Agen infeksius utamanya adalah Mycobacterium Tuberkulosis yang merupakan bakteri berbentuk batang, aerobik
tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet Brunner Suddarth, 2002.
Universitas Sumatera Utara