Uji Heteroskedastisitas Uji Signifikansi Simultan Uji F

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant .031 .155 .200 .843 UDK .045 .017 .484 2.737 .011 .950 1.052 KSP -.026 .203 -.027 -.128 .899 .663 1.507 KI -.053 .154 -.073 -.340 .736 .644 1.554 a. Dependent Variable: CSR Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2011 Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, dengan kata lain variabel-variabel independen dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF sekitar 1, atau VIF 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 tolerance 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik Scatterplot, dimana bila ada titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedasititas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2011 Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot Dengan melihat gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada membentuk pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat di simpulkan tidak terjadi heteroskedasititas pada model regresi ini.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi, bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Berikut adalah hasil uji Durbin Watson pada tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .476 a .226 .137 .16617 2.237 a. Predictors: Constant, KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK b. Dependent Variable: CSR Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2011 Berdasarkan tabel Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai D-W test yaitu sebesar 2,237. Nilai itu akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah pengamatan N 30, dan jumlah variabel independen k 3, maka didapatkan nilai batas atas Du sebesar 1,65 dan nilai batas bawah sebesar D l = 1,214 sehingga nilai D-W 1,650 4 - 1,650. Hasil dari nilai yang didapat dari uji autokolerasi melalui tabel Durbin-Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik secara positif maupun negatif.

3. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Goodness of Fit

Nilai koefisien korelasi r menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai r berada diatas 0,05 dan mendekati 1. Adapun koefisien determinasi goodness of fit, yang dinotasikan merupakan satu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi dan Universitas Sumatera Utara koefisien determinasi dari model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Uji Hipotesis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Goodness of Fit Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .476 a .226 .137 .16617 a. Predictors: Constant, KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK b. Dependent Variable: CSR Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2011 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi r sebesar 0,476 yang berarti bahwa korelasi antara variabel dependen dengan variabel-variabel independennya adalah lemah dengan didasarkan pada nilai r yang berada di bawah 0,05. Nilai Adjusted r Square pada tabel 4.4 menunjukkan nilai 0,137, artinya ketiga variabel independen dalam penelitian yaitu ukuran dewan komisaris, kepemillikan saham publik dan kepemilikan institusional dapat menjelaskan 13,7 pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan. Adapun sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

b. Uji Signifikansi Simultan Uji F

Signifikansi model regresi secara simultan di uji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi sig, dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara H a : ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan institusional memiliki pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan ketentuan: • jika F-hitung F-tabel pada α = 0,05, maka H a ditolak, • jika F-hitung F- tabel pada α = 0,05, maka H a diterima. Nilai F hitung dan nilai signifikansi dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Uji Hipotesis Signifikansi Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression .210 3 .070 2.535 .079 a Residual .718 26 .028 Total .928 29 a. Predictors: Constant, KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK b. Dependent Variable: CSR Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2011 Berdasarkan hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 2,535 dengan signifikansi 0,079 p = 0,079; p 0,05. Adapun nilai F-tabel untuk α = 0,05 dengan pembilang sebesar 3 dan penyebut 29 adalah 2,934, maka diperoleh bahwa F hitung 2,535 F tabel 2,535 2,934. Hal ini menunjukkan bahwa H a ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan tanggungjawab sosial tidak berpengaruh secara simultan atau bersama-sama oleh ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 76 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 63 102

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 42 94

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015.

0 2 16

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015.

0 3 9

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 3 17

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 2 13