Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI
SKRIPSI
PENGARUH SISI INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
RIVI HAMDANI WAKIDI 0 7 0 5 0 3 0 1 3
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkanoleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2011
Yang membuat pernyataan
Rivi Hamdani Wakidi NIM . 070503013
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari pemikiran ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi S1dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak dan Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Pembanding II saya yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga mengenai penulisan skripsi saya.
5. Kedua orang tua saya: Bapak Drs. Wakidi, M.Si, Apt dan Ibu Dra. T.Sofia Anita yang telah memberikan dorongan berupa doa dan semangat bagi penulis dalam proses penyusunan skripsi. Semoga, penulis bisa menjadi satu
(4)
kebanggaan tersendiri di hati Bapak dan Ibu tercinta. Abang dan adik penulis tersayang Riza Fahlevi Wakidi dan Putri Permata Sari Wakidi yang memberikan dorongan doa dan moral selama penulisan skripsi Saya ini. Mudah-mudahan pengalaman Saya ini kelak dapat menjadi pengalaman berharga bagi keduanya.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Mei 2011 Penulis,
(Rivi Hamdani Wakidi) NIM 070503013
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari sisi internal dan eksternal perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini dapat di jadikan sebagai dasar pertimbangan dan tolak ukur pengambilan keputusan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional.
Data ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, dan kepemilikan saham institusional yang digunakan diambil dari laporan keuangan. Data pengungkapan tanggung jawab sosial yang digunakan diambil dari laporan tahunan perusahaan sampel. Sampel yang digunakan berjumlah 30 perusahaan manufaktur pada tahun 2009. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, dan kepemilikan saham institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Secara parsial, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Kata Kunci : Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham Publik, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
(6)
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the influence from internal and external to the disclosure of corporate social responsibility. This research can be made as a basis for consideration and decision-making benchmarks disclosure of social responsibility companies listed on the Stock Exchange in 2009. Independent variables in this research is the size of the board of commissioners, public ownership and institutional ownership.
Data size of the board of commissioners, public ownership, and institutional ownership that is used is taken from the financial statements. Data disclosure of social responsibility that is used is taken from the company's annual report sample. Samples used were 30 manufacturing companies in 2009. The statistical methods used in this research is double linear regression.
The results of this research indicate that the size variables simultaneously commissioners, public ownership, and institutional ownership has a significant influence on corporate social responsibility disclosure. Partially, public ownership and institutional ownership has no significant effect on the disclosure of corporate responsibility. The size of the board of commissioners has a significant influence on social responsibility disclosure.
Keywords : size of the board of commissioners, public ownership, institutional ownership, social responsibility disclosure.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... A. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ... 7
(8)
C. Teori Stakeholders ... 10
D. Sisi Internal (Ukuran Dewan Komisaris) ... 11
E. Sisi Eksternal ... 12
1. Kepemilikan Saham Publik ... 12
2. Kepemilikan Institusional ... 13
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14
G. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ………. A. Rancangan Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
C. Jenis dan Sumber Data ... 19
D. Metode Pengumpulan Data ... 20
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 20
F. Pengujian Asumsi Klasik ... 23
G. Metode Analisis Data ... 24
H. Jadwal Penelitian ... 25
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN……… A. Data Penelitian ... 27
B. Hasil Penelitian ... 28
1. Statistik Deskriptif ... 28
(9)
a. Uji Normalitas ... 30
b. Uji Multikolinearitas ... 32
c. Uji Heteroskedastisitas ... 33
d. Uji Autokorelasi ... 34
3. Pengujian Hipotesis... 35
a. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)………...……... 35
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 36
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 38
4. Pembahasan Hasil Statistik... 40
a. Ukuran Dewan Komisaris... 40
b. Kepemilikan Saham Publik ... 42
c. Kepemilikan Institusional ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… A. Kesimpulan ... 45
B. Keterbatasan Penelitian ... 46
C. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA………...48
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 14
3.1 Tabel Autokolerasi ... 24
3.2 Jadwal Penelitian ... 26
4.1 Uji Statistik Deskriptif... 29
4.2 Uji Normalitas dengan Model Kolmogorov-Smirnov ... 32
4.3 Uji Multikolinearitas ... 33
4.4 Uji Autokolerasi Durbin Watson ... 35
4.5 Uji Hipotesis Koefesien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)…………..………..………36
4.6 Uji Hipotesis Signifikansi Simultan ... 37
4.7 Uji Hipotesis Signifikansi Parsial ... 38
4.8 Koefesien Determinasi Model Summary ... 47
4.9 Hasil Uji F ... 48
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konseptual……….16
3. Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot of
Standardized Residual………30 4.2 Uji Normalitas dengan Grafik Histogram………..31 4.3 Uji Heteroskesadastisitas dengan Grafik Scatterplot……….34
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran i Deskripsi Sampel ... 50
Lampiran ii Indeks Pengungkapan CSR berdasarkan GRI Indicators ... 51
Lampiran iii Data Penelitian ... 58
Lampiran iv Data Variabel Ukuran Dewan Komisaris ... 59
Lampiran v Data Variabel Kepemilikan Saham Publik ... 60
Lampiran vi Data Variabel Kepemilikan Institusional ... 61
Lampiran vii Deskripsi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Berdasarkan Indikator GRI oleh Perusahaan Sampel ... 62
Lampiran viii Tabel Durbin-Watson ... 63
Lampiran ix Tabel t... 64
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari sisi internal dan eksternal perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini dapat di jadikan sebagai dasar pertimbangan dan tolak ukur pengambilan keputusan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional.
Data ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, dan kepemilikan saham institusional yang digunakan diambil dari laporan keuangan. Data pengungkapan tanggung jawab sosial yang digunakan diambil dari laporan tahunan perusahaan sampel. Sampel yang digunakan berjumlah 30 perusahaan manufaktur pada tahun 2009. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, dan kepemilikan saham institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Secara parsial, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Kata Kunci : Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham Publik, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
(14)
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the influence from internal and external to the disclosure of corporate social responsibility. This research can be made as a basis for consideration and decision-making benchmarks disclosure of social responsibility companies listed on the Stock Exchange in 2009. Independent variables in this research is the size of the board of commissioners, public ownership and institutional ownership.
Data size of the board of commissioners, public ownership, and institutional ownership that is used is taken from the financial statements. Data disclosure of social responsibility that is used is taken from the company's annual report sample. Samples used were 30 manufacturing companies in 2009. The statistical methods used in this research is double linear regression.
The results of this research indicate that the size variables simultaneously commissioners, public ownership, and institutional ownership has a significant influence on corporate social responsibility disclosure. Partially, public ownership and institutional ownership has no significant effect on the disclosure of corporate responsibility. The size of the board of commissioners has a significant influence on social responsibility disclosure.
Keywords : size of the board of commissioners, public ownership, institutional ownership, social responsibility disclosure.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Konteks pembangunan saat ini, tidak lagi menghadapkan perusahaan kepada tanggung jawab yang berpijak pada aspek keuntungan secara ekonomis semata, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Definisi pembangunan berkelanjutan menurut The World Commission On Environment and Development yang lebih dikenal dengan The Brundtland Comission, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka (Solihin, 2009).
Konsep CSR menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholders yang terkait dan terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, dan berupaya agar dampaknya positif. Perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan
(16)
lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya, dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap aspek sosial dan lingkungannya. Dasar pemikirannya adalah menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidak menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan (Rudito, Budimanta, Prasetijo, 2004).
Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas mewajibkan perseroan dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Terdapat contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya. Perusahaan tersebut khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (ekstraktif).
(17)
PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Wibisono: 2007). Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-tanah adat tujuh suku, diantaranya suku Amungme dan Nduga dirampas awal masuknya PT FI dan dihancurkan saat operasi tambang berlangsung. Limbah tailing PT FI telah menimbun sekitar 110 kilometer bujursangkar wilayah Estuari tercemar, sedangkan 20-40 kilometer bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 kilometer bujursangkar lahan subur terkubur. Saat periode banjir datang, kawasan-kawasan subur pun tercemar perubahan arah sungai Ajkwa menyebabkan banjir, kehancuran hutan tropis (21 kilometer bujursangkar), dan menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa. Para ibu tidak lagi bisa mencari siput di sekitar sungai yang merupakan sumber protein bagi keluarga. Gangguan kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke Papua. Timika, kota tambang PT FI, adalah kota dengan penderita HIV AIDS tertinggi di Indonesia. Kasus PT FI ini dikarenakan perusahaan khususnya pihak manajemen mengabaikan konsep CSR dan melanggar undang-undang yang mengatur CSR.
Penelitian Sembiring (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun tidak menemukan
(18)
hubungan signifikan antara profitabilitas dan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.Nurkhin (2009) menemukan bahwa komposisi dewan komisaris dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan tipe industri tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sebelumnya melakukan penelitian dengan menggunakan karakteristik pengungkapan tanggung jawab sosial secara menyeluruh, namun dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang akan diteliti lebih terspesifikasi pada sisi internal dan eksternal perusahaan. Karakteristik pengungkapan tanggung jawab sosial dibatasi sisi internal perusahaan pada ukuran dewan komisaris dan sisi eksternal pada kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional sebagai dasar penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh sisi internal dan eksternal perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur di Indonesia, maka untuk penelitian ini ditetapkan judul: “Pengaruh Sisi Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.
(19)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah sisi internal (ukuran dewan komisaris) dan sisi eksternal (kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional) berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.
C. Tujuan Penelitan
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah apakah sisi internal (ukuran dewan komisaris) dan sisi eksternal (kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional) berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, bagi perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
1. Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sebagai bahan persiapan untuk memasuki dunia kerja di perusahaan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada perusahaan tentang pentingnya akuntansi, lingkungan dan sosial agar perusahaan lebih peka terhadap lingkungan sekitar perusahaan.
(20)
3. Bagi masyarakat dan pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas sosialnya dan peduli pada lingkungan sosialnya.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Menurut Belkaoui (1989) dalam Sitepu (2008), akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah “Proses pengurutan, pengukuran, dan pengungkapan pengaruh yang kuat dari pertukaran antara suatu perusahaan dan lingkungan sosialnya”. Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CRS) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Akuntansi pertangungjawaban sosial perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan informasi yang memungkinkan dilakukan evaluasi pengaruh kegiatan perusahaan kepada masyarakat. Pengaruh kegiatan perusahaan bisa negatif, yang berarti menimbulkan biaya sosial bagi masyarakat, atau positif yang berarti menimbulkan manfaat sosial bagi masyarakat.
Akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan menurut National Association of Accountants (NAA) mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan internal dan tujuan eksternal.
1. Tujuan internal, untuk memungkinkan perbaikan terhadap proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berhubungan dengan proses penetapan tujuan, sasaran, prioritas dalam kaitannya dengan perencanaan sumber daya dan mendorong para manajer
(22)
untuk memikirkan dampak sosial dari setiap keputusannya, memberikan dasar untuk mengadakan evaluasi internal terhadap prestasi sosial perusahaan,
2. Tujuan eksternal, untuk memberikan dasar yang seragam bagi pelaporan ekstern dan memungkinkan adanya pemeriksaan yang independen atas laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Menurut Ramanathan (1976) dalam Sitepu (2008) ada tiga tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan, yaitu:
a. mendefinisikan dan mengukur kontribusi neto periodik suatu perusahaan kepada masyarakat, yang meliputi bukan hanya manfaat dan biaya sosial yang diinternalisasikan ke perusahaan, namun juga yang timbul dari eksternalitas yang mempengaruhi segmen- segmen sosial yang brhubungan,
b. membantu menentukan apakah strategi dan praktik perusahaan yang secara langsung mempengaruhi relativitas sumber daya dan status kekuatan individu, masyarakat dan segmen-segmen sosial adalah konsisten dengan prioritas sosial yang diberikan secara luas pada satu pihak dan keinginan individu pada pihak lain,
c. memberikan dengan cara yang optimal kepada semua kelompok sosial, informasi yang relevan dengan tujuan, kebijakan, program, strategi, dan kontribusi suatu perusahaan terhadap tujuan- tujuan sosial.
Beberapa tahun terakhir, hubungan antara perusahaan di Indonesia, dengan masyarakat sekitar telah dipertanyakan, terutama dalam konteks kontribusi dan peranannya dalam membantu penyelesaian masalah sosial masyarakat seperti kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Masalah-masalah tersebut didasari oleh sejumlah fakta berkenaan dengan banyaknya konflik antara perusahaan dan masyarakat, baik dalam hak-hak sumber daya, kesempatan kerja maupun ketimpangan sosial ekonomi. Perusahaan mestinya menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat sehingga dengan menerapkan akuntansi pertanggungjawaban sosial dalam operasinya dapat dijadikan sebagai
(23)
upaya timbal balik atas penguasaan sumber-sumber sosial oleh perusahaan. Selain itu, tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial yang diterapkan dapat dicapai oleh perusahaan dan membawa dampak yang positif bagi perusahaan.
B. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kewajiban bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan semua kegiatan operasional dan non operasional perusahaan dan akibatnya terhadap sosial dan lingkungan sekitarnya. CSR sangat berkaitan dengan proses pembangunan berkelanjutan, maksudnya seluruh kegiatan operasional dan non operasional perusahaan tidak hanya untuk memenuhi dan memperoleh keuntungan dari aspek finansial saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan sekitarnya. Pengimplementasian CSR yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya dapat berupa peningkatan kesejahteraan pegawai dengan peningkatan gaji dan tunjangan lainnya. Pemberian bantuan terhadap korban bencana alam, pemberian beasiswa kepada mahasiswa berprestasi, serta berusaha agar kegiatan produksinya tidak menyebabkan kerusakan linkungan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi corporate social responsibility disclosure index (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
(24)
dari website www.globalreporting.org. Indikator GRI terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar sustainability. Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio dalam Ahmad Nurhkin (2009), yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
C. Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori stakeholder digunakan sebagai dasar untuk menganalisis kelompok-kelompok yang mana perusahaan harus bertanggung jawab (Moir, 2001). Definisi stakeholder menurut Freeman (1984) dalam Moir (2001) adalah “setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi”.
(25)
D. Sisi Internal Perusahaan (inside stakeholders)
Sisi internal perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada dalam struktur organisasi. Sisi internal perusahaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari corporate governance. Jensen (1993) dan Lipton dan Lorsch (1992) dalam Beiner dkk (2003) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Allen dan Gale (2000) dalam Beiner dkk (2003) yang menegaskan bahwa dewan komisaris merupakan mekanisme governance yang penting.
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak (Fama dan Jensen, 1983). Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG (KNKG, 2006). Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Menurut Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Perusahaan
(26)
dengan ukuran dewan komisaris yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka semakin luas perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
E. Sisi Eksternal Perusahaan (outside stakeholders)
Sisi eksternal perusahaan merupakan orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perushaan, bukan pemimpin perusahaan, dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memliliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sisi eksternal perusahaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini diwakili kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional.
a. Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham publik adalah besarnya jumlah kepemilikan saham oleh masyarakat umum yang terdapat pada perusahaan. Semakin besarnya kepemilikan saham publik yang terdapat di perusahaan, maka mengindikasikan semakin banyaknya kegiatan operasional perusahaan yang diketahui oleh publik. Hasibuan (2001) “Rasio kepemilikan publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar
(27)
perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat”.
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah besarnya jumlah kepemilikan saham oleh institusi (institusi yang dimaksudkan adalah pemerintah, perusahaan asing dan lembaga keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dan dana pensiun) yang terdapat pada perusahaan. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistik manajer. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Arif, 2006). Hal senada juga dikemukan oleh Shleifer and Vishny (1986) dalam Barnae dan Rubin (2005) bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan.
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004 dalam Arif, 2006). Hal ini berarti kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (Novita dan Djakman, 2008). Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor
(28)
perusahaan. Hal ini berarti kepemilikan institusi dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sumber: diolah Peneliti (2011)
Sembiring (2005) melakukan penelitian untuk menjelaskan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Nama dan Tahun Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Sembiring
(2005)
Variabel Independen: Size. profitabilitas,
profile, ukuran dewan komisaris, leverage Variabel Dependen : CSR
Secara parsial tiga variabel, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ahmad Nurkhin (2009) Variabel Independen: Kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tipe industri.
Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab social
Komposisi dewan komisaris dan profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan tipe industri tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
(29)
BEJ pada tahun 2002. Penelitian dilakukan dengan menggunakan regresi berganda (multiple regresion). Variabel-variabel independen yang digunakan adalah size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris, dan leverage. Pengujian secara parsial terhadap tiga variabel, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t hitung dari masing-masing variabel tersebut (3,986; 3,896; 2,296) dan nilai signifikansi (0,000; 0,000; 0,025 < 0,05). Hasil pengujian secara parsial terhadap variabel profitabilitas dan leverage ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t hitung dari masing-masing variabel tersebut (1,218 dan 0,982) dan nilai signifikansi (0,227; 0,330 < 0,05).
Nurkhin (2009) melakukan penelitian untuk menjelaskan pengaruh dari corporate governance (dengan mekanisme kepemilikan institusional dan komposisi dewan komisaris independen) dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di BEI tahun 2007 yang laporan tahunannya berisi tentang aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dan dapat diakses melalui website BEI, yaitu sejumlah 80 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional, profitabilitas, dan tipe industri tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(30)
dengan nilai t hitung masing-masing variabel tersebut (-0,414 ; 0,310 ; 1,955) dan nilai signifikansi 0,680 ; 0,757 ; 0,054 > 0,05. Hasil pengujian terhadap variabel komposisi dewan komisaris independen dan profitabilitas terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai t hitung dari masing-masing variabel tersebut (2,019 ; 2,587) dan nilai signifikansi 0,047 ; 0,011 < 0,05).
E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Sisi Internal Perusahaan Ukuran
Dewan Komisaris
Sisi Eksternal Perusahaan Kepemilikan Saham Publik Kepemilikan Institusional
Sumber: diolah Peneliti (2011)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Menurut Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Perusahaan dengan ukuran dewan komisaris yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya
Pengungkapan Tanggung Jawab
(31)
untuk memonitor manajemen. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka semakin luas perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hasibuan (2001) “Rasio kepemilikan publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat”. Kepemilikan saham publik adalah besarnya jumlah kepemilikan saham oleh masyarakat umum yang terdapat pada perusahaan. Semakin besarnya kepemilikan saham publik yang terdapat di perusahaan, maka mengindikasikan semakin banyaknya kegiatan operasional perusahaan yang diketahui oleh publik.
Shleifer and Vishny (1986) dalam Barnae dan Rubin (2005) bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Hal ini berarti kepemilikan institusi dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistik manajer. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%)
(32)
mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Arif, 2006).
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Erlina (2008:65) “desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data”. Peneliti menggunakan desain penelitian asosiatif kausal yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan yang diuji adalah hubungan secara parsial dan simultan terhadap variabel dependen”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2006:55). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 yang berjumlah 114 perusahaan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu
(34)
(judgement sampling). Peneliti menetapkan empat kriteria dalam pengambilan sampel.
1. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 2009. Alasan pemilihan tahun 2009 untuk membedakan dengan penelitian terdahulu dan agar hasil penelitian lebih baru dari peneliti sebelumnya.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan secara lengkap periode 2009.
3. Perusahaan tersebut mengungkapkan secara rinci pengimplementasiaan CSR melalui laporan tahunannya secara lengkap pada tahun 2009.
4. Perusahaan yang mempublikasikan proporsi saham yang dimiliki oleh pihak publik maupun institusional (institusi yang dimaksudkan adalah pemerintah, perusahaan asing dan lembaga keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan asset management) pada tahun 2009.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan yang telah memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel, yang terlampir dalam lampiran i tabel 3.1.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat
(35)
Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (Indonesian Stock Exchanges) untuk tahun 2009. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yang terdiri dari empat jenis informasi yaitu:
1. informasi mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan,
2. informasi mengenai ukuran dewan komisaris,
3. informasi mengenai proporsi kepemilikan saham publik, 4. informasi mengenai proporsi kepemilikan saham institusi.
D.Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui pustaka dan media internet dengan cara men-download data perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs www.idx.co.id, sesuai dengan periode pengamatan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan informasi yang disajikan oleh perusahaan (Alsaeed,2006).
(36)
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi corporate social responsibility disclosure index (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website www.globalreporting.org. Indikator GRI terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar sustainability. Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio dalam Ahmad Nurhkin (2009), yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:
CSRDIj = ΣXij 78 Keterangan:
CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j,
Xij : dummy variable: 1= jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan,
78 : item pengungkapan sosial berdasarkan GRI Indicators.
Variabel-variabel independen, yaitu faktor-faktor yang akan diuji pengaruhnya terhadap kebijakan perusahaan dalam melakukan
(37)
pengungkapan tanggungjawab sosial adalah ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikkan institusional.
a. Ukuran Dewan Komisaris (UDK)
Ukuran dewan komisaris adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran Dewan Komisaris dapat diukur melalui jumlah dewan komisaris pada sebuah perusahaan pada satu periode. Ukuran dewan komisaris yang dimaksudkan dalam penelitian adalah seluruh anggota dewan komisaris yang independen dan komisaris.
b. Kepemilikan Saham Publik (KSP)
Kepemilikan saham publik adalah besarnya jumlah kepemilikan saham oleh masyarakat umum yang terdapat pada perusahaan. Kepemilikan saham publik dapat diukur dengan rumus:
% Kepemilikan saham publik =
c. Kepemilikan Institusional (KI)
Kepemilikan institusional adalah besarnya jumlah kepemilikan saham oleh institusi (institusi yang dimaksudkan adalah pemerintah, perusahaan asing dan lembaga keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank dan dana pensiun) yang terdapat pada perusahaan. Kepemilikan saham institusional dapat diukur dengan rumus:
(38)
F. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan Software SPSS for Windows. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokesdastisitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas, bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi data normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik Probability plot dan Kolmogrov-Smirnov test.
2. Uji Multikolinearitas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi yang dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF<10.
3. Uji Heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik Scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdasititas.
(39)
4. Uji Autokorelasi, bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Kriteria pengambilan keputusan:
Tabel 3.1 Tabel Autokolerasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
- Tidak ada
autokorelasi positif - Tidak ada
autokorelasi positif - Tidak ada korelasi
negatif - Tidak ada
autokorelatif positif atau negatif
Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Du < d < 4 – du
Sumber: Uji Statistika Durbin-Watson (2011)
G. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tiga cara.
1. Menghitung indeks pengungkapan tanggung jawab sosial.
2. Menghitung sisi internal dan eksternal perusahaan yang diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, dan kepemilikan institusional.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial digunakan model regresi linear berganda.
(40)
Keterangan:
CSRDI = Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial UKD = Ukuran Dewan Komisaris
KSP = Kepemilikan Saham Publik KI = Kepemilikan Institusional a = Konstanta
b1,…,b3 = Koefisien regresi
e = error atau variabel pengganggu
Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan uji F (F-test) dan uji T (t-test). Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan 5 %. Kriteria hipotesis dilakukan dengan:
1) jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha ditolak,
2) jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima.
Adapun uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria hipotesis dilakukan dengan:
1) jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Ha ditolak,
2) jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Ha diterima.
H. Jadwal Penelitian
(41)
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Sumber: diolah Peneliti (2011)
Penulis mengajukan proposal skripsi pada 11 Januari 2011, dan melaksanakan bimbingan perbaikan proposal selama tiga minggu. Seminar proposal dilaksanakan pada minggu ketiga Februari yaitu pada 16 Februari 2011. Pengumpulan dan pengolahan data hingga penyelasaian skripsi direncanakan akan dilakukan dalam waktu 13 minggu dan dilanjutkan dengan ujian komprehensif pada minggu kedua Juni 2011.
Tahapan Penelitian
2011
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan dan Perbaikan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan dan Penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi Ujian Komprehensif
(42)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Pengungkapan tanggung jawab sosial secara keseluruhan masih tergolong rendah, yaitu skor yang diperoleh hanya sebesar 0,184 atau sebesar 18,4%. Tema lingkungan merupakan indikator terkecil yang diungkapkan, yaitu hanya sebesar 0,0449 atau 4,49%. Tema sosial menunjukkan indikator yang paling banyak diungkapkan, yaitu dengan skor sebesar 0,146 atau 14,6%, sementara tema ekonomi mempunyai skor sebesar 0,058 atau 5,85%.
Nilai ukuran dewan komisaris tertinggi dimiliki oleh PT Astra Otoparts Tbk, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT Arwana Citramulia Tbk, PT Ultra Jaya Milk Tbk dan PT Kertas basuki Rahmat Tbk. Nilai kepemilikan saham publik tertinggi dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT Petrosea Tbk. Nilai kepemilikan institusional tertinggi dimiliki oleh PT Petrosea Tbk, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT Sampoerna Agro Tbk. Hal ini ditunjukkan dalam lampiran iii tabel 4.1, yang memberikan penjelasan bahwa perusahaan di Indonesia masih belum baik dalam melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya berdasarkan indikator GRI. Hal ini mungkin dikarenakan belum terjalinnya hubungan
(43)
yang baik dan saling menguntungkan antara pihak perusahaan dengan lingkungan sosialnya.
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi corporate social responsibility disclosure indeex (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI). Indeks pengungkapan CSR berdasarkan GRI yang terlampir pada lampiran ii tabel 4.2. Indikator pengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan indikator GRI terdiri dari 3 tema, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Gambaran tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah seperti yang terlampir pada lampiran vii tabel 4.3.
B. Hasil Penelitian 1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum dan nilai maksimum, nilai rata-rata dan standart deviation (simpangan baku) data yang digunakan dalam penelitian. Data Statistik deskriptif ditampilkan dalam tabel 4.1.
(44)
Tabel 4.1
Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
CSR 30 .01 .88 .2201 .17887
UKURAN_DEWAN_ KOMISARIS
30 2.00 9.00 5.0667 1.91065
KEPEMILIKAN_SAH AM_PUBLIK
30 .01 .82 .2638 .18661
KEPEMILIKAN_INS TITUSIONAL
30 .10 .99 .6413 .24919
Valid N (listwise) 30
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat diperoleh lima penjelasan. 1. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) memiliki jumlah
sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum 0,01, nilai maksimum 0,88, mean 0,2201 dan standart deviation (simpangan baku) 0,17887. 2. Variabel ukuran dewan komisaris (UDK) memiliki jumlah sampel (N)
sebanyak 30, dengan nilai minimum 2,00, nilai maksimum 9,00, mean 5,0667, dan standart deviation (simpangan baku) 1,91065.
3. Variabel kepemilikan saham publik (KSP) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum 0,01, nilai maksimum 0,82, mean 0,2638, dan standart deviation (simpangan baku) 0,18661.
4. Variabel kepemilikan saham publik (KSP) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum 0,10, nilai maksimum 0,99, mean 0,6413, dan standart deviation (simpangan baku) 0,24919. 5. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan.
(45)
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan peneliti sebelum melakukan uji hipotesis. Analisa dilakukan dengan model analisa regresi berganda. Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal dalam model regresi. Pengujian ini dilakukan menggunakan uji normalitas dengan normal probably plot of standardized residual, yang hasilnya ditampilkan dalam gambar 4.1.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011) Gambar 4.1
(46)
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas, dimana titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Berikut hasil uji data statistik dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov, dimana uji ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji data statistik dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov ditampilkan dalam tabel 4.2.
(47)
Tabel 4.2
Uji Normalitas dengan Model Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal tersebut dapat di lihat dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,753 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi yang dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software SPSS for Windows. Nilai VIF dan toleransi dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .15733793
Most Extreme Differences
Absolute .123
Positive .123
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .675
Asymp. Sig. (2-tailed) .753
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(48)
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) .031 .155 .200 .843
UDK .045 .017 .484 2.737 .011 .950 1.052
KSP -.026 .203 -.027 -.128 .899 .663 1.507
KI -.053 .154 -.073 -.340 .736 .644 1.554
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, dengan kata lain variabel-variabel independen dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF sekitar 1, atau VIF < 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 (tolerance > 0,1) dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik Scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedasititas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
(49)
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Dengan melihat gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada membentuk pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat di simpulkan tidak terjadi heteroskedasititas pada model regresi ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi, bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Berikut adalah hasil uji Durbin Watson pada tabel 4.4.
(50)
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .476a .226 .137 .16617 2.237
a. Predictors: (Constant), KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Berdasarkan tabel Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai D-W test yaitu sebesar 2,237. Nilai itu akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan (N) 30, dan jumlah variabel independen (k) 3, maka didapatkan nilai batas atas (Du) sebesar 1,65 dan nilai batas bawah sebesar (Dl = 1,214) sehingga nilai D-W > 1,650 < 4 - 1,650. Hasil
dari nilai yang didapat dari uji autokolerasi melalui tabel Durbin-Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik secara positif maupun negatif.
3. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai r berada diatas 0,05 dan mendekati 1. Adapun koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan merupakan satu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi ) mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi dan
(51)
koefisien determinasi dari model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Uji Hipotesis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .476a .226 .137 .16617
a. Predictors: (Constant), KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,476 yang berarti bahwa korelasi antara variabel dependen dengan variabel-variabel independennya adalah lemah dengan didasarkan pada nilai r yang berada di bawah 0,05. Nilai (Adjusted r Square) pada tabel 4.4 menunjukkan nilai 0,137, artinya ketiga variabel independen dalam penelitian yaitu ukuran dewan komisaris, kepemillikan saham publik dan kepemilikan institusional dapat menjelaskan 13,7% pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan. Adapun sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Signifikansi model regresi secara simultan di uji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut:
(52)
Ha : ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan
institusional memiliki pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Uji F ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan ketentuan:
• jika F-hitung < F-tabel pada α = 0,05, maka Ha ditolak, • jika F-hitung > F-tabel pada α = 0,05, maka Ha diterima.
Nilai F hitung dan nilai signifikansi dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Uji Hipotesis Signifikansi Simultan ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .210 3 .070 2.535 .079a
Residual .718 26 .028
Total .928 29
a. Predictors: (Constant), KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL, UKURAN_DEWAN_KOMISARIS, KEPEMILIKAN_SAHAM_PUBLIK b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2011)
Berdasarkan hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 2,535 dengan signifikansi 0,079 (p = 0,079; p > 0,05). Adapun nilai F-tabel untuk α = 0,05 dengan pembilang sebesar 3 dan penyebut 29 adalah 2,934, maka diperoleh bahwa F hitung 2,535 < F tabel (2,535 < 2,934). Hal ini menunjukkan bahwa Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan tanggungjawab sosial tidak berpengaruh secara simultan atau bersama-sama oleh ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional.
(53)
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Guna mengetahui bahwa variabel dependen dalam model regresi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Ada tiga hipotesis yang akan dilakukan dengan uji t.
H1 : Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
H2 : Kepemilikan saham publik memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
H3 : Kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan:
• jika t-hitung<t tabel pada α = 0,05, maka Hi ditolak, • jika t-hitung>t tabel pada α = 0,05, maka Hi diterima.
Signifikansi koefisien variabel independen secara parsial (uji t) dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Uji Hipotesis Signifikansi Parsial Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .031 .155 .200 .843
UKURAN_DEWAN_K
OMISARIS .045 .017 .484 2.737 .011
KEPEMILIKAN_SAHA
M_PUBLIK -.026 .203 -.027 -.128 .899
KEPEMILIKAN_INSTIT
USIONAL -.053 .154 -.073 -.340 .736
a. Dependent Variable: CSR
(54)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
CSRDI= 0,031 + 0,045 UDK 026 KSP 053 KI
Berdasarkan uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Sementara t tabel yang diperoleh dengan ketentuan α = 0,05 dan derajat kebebasan (n-2) = 28 adalah 1,699. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
a. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar 0,011 yang berarti nilai lebih kecil 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 2,737. Nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel 1,699 (2,737 > 1,699). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 diterima atau
ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial.
b. Kepemilikan saham publik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,899 yang berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -,128. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,699 (-,128 < 1,699). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak atau
kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial.
c. Kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,736 yang berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -,340. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,699 (-,340 < 1,699).
(55)
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak atau
kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial.
4. Pembahasan Hasil Statistik
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan, variabel ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial sebesar 13,7% (Adjusted ). Sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Tingkat Adjusted yang rendah ini menunjukkan perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel lain sebagai penduga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun demikian apabila dilihat dari signifikansinya dengan nilai F hitung 2,535 yang lebih kecil dari F tabel (2,535 < 2,934) dan p = 0,079 ( p 0,079 > 0,05).
Hasil pengujian secara parsial ditemukan bahwa satu variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan dua variabel lainnya yaitu kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalm pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini.
(56)
a. Ukuran Dewan komisaris
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG (KNKG, 2006). Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan, kebanyakan penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara berbagai karakteristik dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi oleh perusahaan (Sulastini, 2007).
Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka tekanan terhadap manajemen juga semakin besar untuk semakin luas perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan penelitian ini, melalui analisis uji t, ukuran dewan komisaris yang diproksi dengan jumlah anggota dewan komisaris menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t 2.737 (t > 1,699) dan p = 0,011 ( p 0,011 < 0,05). Hal ini berarti semakin besar jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka semakin luas perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hal ini sesuai dengan teori agensi dan pendapat Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Hasil penelitian ini juga berhasil
(57)
mendukung hasil penelitian Sembiring (2005) dan Sitepu (2010) yang menemukan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) menemukan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai thitung sebesar 2,544 dan nilai signifikansi 0,012 < 0,05. Sitepu (2010) menemukan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 2,0395 dan nilai signifikansi 0,045 < 0,05.
b. Kepemilikan Saham Publik
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, supplier, konsumen, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Publik sebagai salah satu stakeholder juga wajib mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Sebagai salah satu stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya (Marpaung, 2009).
Hasibuan (2001) menyatakan bahwa rasio kepemilikan publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini
(58)
dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, semakin tingginya rasio kepemilikan saham yang dimiliki masyarakat umum pada suatu perusahaan maka masyarakat yang berperan sebagai pemegang saham akan menekan pihak perusahaan agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat.
Berdasarkan penelitian ini, melalui analisis uji t, kepemilikan saham publik yang diproksi dengan rasio kepemilikan saham publik tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t = -0,128 (t < 1,699) dan p = 0,899 ( p 0,899 > 0,05). Hal ini berarti tinggi rendahnya rasio kepemilikan saham pubik pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi luaas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Marpaung (2009) yang menemukan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada laporan tahunan. Marpaung (2009) menemukan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada laporan tahunan dengan nilai t hitung sebesar 1,258 dan signifikansi sebesar 0,217 > 0,05.
c. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (Novita dan Djakman, 2008). Semakin besar kepemilikan institusional pada suatu perusahaan diharapkan pihak institusional dapat bertindak sebagai monitor pencegahan terhadap pemborosan
(59)
yang dilakukan oleh manajemen juga diharapkan membuat semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (Novita dan Djakman, 2008). Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Hal ini berarti kepemilikan institusi dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, semakin tingginya rasio kepemilikan institusi pada suatu perusahaan maka masyarakat yang berperan sebagai pihak yang akan memonitor pihak manajemen perusahaan dan mendorong untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Berdasarkan penelitian ini, melalui analisis uji t, kepemilikan institusional yang diproksi dengan rasio kepemilikan institusional tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t = -0,340 (t < 1,669) dan p = 0, 736 ( p 0,736 > 0,05). Hal ini berarti tinggi rendahnya rasio kepemilikan institusional pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini juga berhasil mendukung hasil penelitian Novita dan Djakman (2008) dan Nurkhin (2009) yang menemukan hasil yang sama dan menyatakan hasil tersebut di atas mencerminkan bahwa kepemilikan institusi yang terdiri dari perusahaan perbankan, asuransi, dan dana pensiun di Indonesia belum mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor institusi ini juga cenderung tidak
(60)
menekan perusahaan untuk mengungkapan CSR secara detail (menggunakan indikator GRI) dalam laporan tahunan perusahaan.
(61)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan melakukan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan empat kesimpulan.
1. Penelitian ini memberikan hasil bahwa ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
2. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial, ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05.
3. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,899 lebih besar dari 0,05.
4. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
(62)
jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,736 lebih besar dari 0,05.
B. Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga keterbatasan.
1. Sampel yang digunakan hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel dependen pada jenis perusahaan lain.
2. Periode waktu yang digunakan hanya tahun 2009, sehingga kondisi tersebut tidak dapat digeneralisir untuk hasil penelitian yang telah ada. 3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas yaitu
hanya menggunakan ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen dan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel dependen sehingga variabel-variabel independen tersebut tidak begitu mampu menjelaskan secara jelas jumlah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan di atas penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut.
(63)
1. Peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan jumlah variabel-variabel independen yang lebih banyak lagi agar nantinya variabel-variabel independen tersebut dapat menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya, item-item pengungkapan tangung jawab sosial yang digunakan hendaknya senantiasa dikembangkan dan lebih disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan peraturan yang berlaku.
3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan semua jenis perusahaan yang ada di Indonesia sebagai sampel penelitian agar hasil penelitian dapat lebih akurat lagi.
(1)
Tabel 4.3
Deskripsi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Berdasarkan Indikator GRI oleh Perusahaan Sampel
No Stock Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Skor Jumlah Ekonomi Lingkungan Sosial
1 ANTM 0,14 32 0,06 0,13 0,22
2 ARNA 0,089 7 0,038 0,051
3 AUTO 0,88 69 0,16 0,72
4 BRPT 0,29 23 0,05 0,05 0,19
5 BRNA 0,089 7 0,012 0,076
6 BUDI 0,1 8 0,01 0,09
7 BUMI 0,45 36 0,1 0,02 0,33
8 CTBN 0,23 18 0,23
9 DVLA 0,064 5 0,064
10 DPNS 0,01 1 0,01
11 ELSA 0,396 31 0,025 0,179 0,192
12 FASW 0,089 7 0,025 0,064
13 GJTL 0,18 14 0,04 0,14
14 HMSP 0,333 26 0,333
15 INTP 0,383 30 0,166 0,217
16 KBLM 0,076 6 0,012 0,064
17 KLBF 0,205 16 0,141 0,064
18 KBRI 0,05 4 0,025 0,025
19 MITI 0,12 10 0,01 0,01 0,1
20 PTRO 0,05 4 0,012 0,038
21 RUIS 0,201 16 0,025 0,01 0,166
22 SGRO 0,45 35 0,45
23 SMBC 0,20 16 0,20
24 SMSM 0,128 10 0,128
25 SMGR 0,293 23 0,076 0,076 0,141
26 SIPD 0,128 10 0,128
27 SMAR 0,38 30 0,19 0,19
28 SULI 0,282 22 0,282
29 TPIA 0,057 18 0,038 0,19
30 ULTJ 0,255 20 0,025 0,23
Sumber: Data penelitian pengungkapan tanggung jawab sosial diperoleh dari laporan tahunan perusahaan sampel tahun 2009 yang diolah peneliti (2011)
(2)
Tabel Durbin-Watson
k’ = 2 k' = 3 k' = 4 k’ = 5 k' = 6
n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
15 0.95 1.54 0.82 1.75 0.69 1.97 0.56 2.21 0.45 2.47 16 0.98 1.54 0.86 1.73 0.74 1.93 0.62 2.15 0.5 2.4 17 1.02 1.54 0.9 1.71 0.78 1.9 0.67 2.1 0.55 2.32 18 1.05 1.53 0.93 1.69 0.82 1.87 0.71 2.06 0.6 2.26 19 1.08 1.53 0.97 1.68 0.86 1.85 0.75 2.02 0.65 2.21 20 1.1 1.54 1 1.68 0.9 1.83 0.79 1.99 0.69 2.16 21 1.13 1.54 1.03 1.67 0.93 1.81 0.83 1.96 0.73 2.12 22 1.15 1.54 1.05 1.66 0.96 1.8 0.86 1.94 0.77 2.09 23 1.17 1.54 1.08 1.66 0.99 1.79 0.9 1.92 0.8 2.06 24 1.19 1.55 1.1 1.66 1.01 1.78 0.93 1.9 0.84 2.03 25 1.21 1.55 1.12 1.66 1.04 1.77 0.95 1.89 0.87 2.01 26 1.22 1.55 1.14 1.65 1.06 1.76 0.98 1.88 0.9 1.99 27 1.24 1.56 1.16 1.65 1.08 1.76 1.01 1.86 0.92 1.97 28 1.26 1.56 1.18 1.65 1.1 1.75 1.03 1.85 0.95 1.96 29 1.27 1.56 1.2 1.65 1.12 1.74 1.05 1.84 0.97 1.94 30 1.28 1.57 1.21 1.65 1.14 1.74 1.07 1.83 1 1.93 31 1.3 1.57 1.23 1.65 1.16 1.74 1.09 1.83 1.02 1.92 32 1.31 1.57 1.24 1.65 1.18 1.73 1.11 1.82 1.04 1.91 33 1.32 1.58 1.26 1.65 1.19 1.73 1.13 1.81 1.06 1.9 34 1.33 1.58 1.27 1.65 1.21 1.73 1.15 1.81 1.08 1.89 35 1.34 1.58 1.28 1.65 1.22 1.73 1.16 1.8 1.1 1.88 36 1.35 1.59 1.29 1.65 1.24 1.73 1.18 1.8 1.11 1.88 37 1.36 1.59 1.31 1.66 1.25 1.72 1.19 1.8 1.13 1.87 38 1.37 1.59 1.32 1.66 1.26 1.72 1.21 1.79 1.15 1.86 39 1.38 1.6 1.33 1.66 1.27 1.72 1.22 1.79 1.16 1.86 40 1.39 1.6 1.34 1.66 1.29 1.72 1.23 1.79 1.17 1.85 45 1.43 1.62 1.38 1.67 1.34 1.72 1.29 1.78 1.24 1.84 50 1.46 1.63 1.42 1.67 1.38 1.72 1.34 1.77 1.29 1.82 55 1.49 1.64 1.45 1.68 1.41 1.72 1.38 1.77 1.33 1.81 60 1.51 1.65 1.48 1.69 1.44 1.73 1.41 1.77 1.37 1.81 65 1.54 1.66 1.5 1.7 1.47 1.73 1.44 1.77 1.4 1.8 70 1.55 1.67 1.52 1.7 1.49 1.74 1.46 1.77 1.43 1.8 75 1.57 1.68 1.54 1.71 1.51 1.74 1.49 1.77 1.46 1.8 80 1.59 1.69 1.56 1.72 1.53 1.74 1.51 1.77 1.48 1.8 85 1.6 1.7 1.57 1.72 1.55 1.75 1.52 1.77 1.5 1.8 90 1.61 1.7 1.59 1.73 1.57 1.75 1.54 1.78 1.52 1.8 95 1.62 1.71 1.6 1.73 1.58 1.75 1.56 1.78 1.54 1.8 100 1.63 1.72 1.61 1.74 1.59 1.76 1.57 1.78 1.55 1.8 150 1.71 1.76 1.69 1.77 1.68 1.79 1.66 1.8 1.65 1.82 200 1.75 1.79 1.73 1.8 1.73 1.81 1.72 1.82 1.71 1.83
(3)
Tabel t (α = 5%)
df α
0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0025 0.001 1 3.077 6.313 12.706 31.820 63.656 127.321 318.308
2 1.885 2.919 4.302 6.964 9.924 14.089 22.327
3 1.637 2.353 3.182 4.540 5.840 7.453 10.214
4 1.533 2.131 2.776 3.746 4.604 5.597 7.173
5 1.475 2.015 2.570 3.364 4.032 4.773 5.893
6 1.439 1.943 2.446 3.142 3.707 4.316 5.207
7 1.414 1.894 2.364 2.997 3.499 4.029 4.785
8 1.396 1.859 2.306 2.896 3.355 3.832 4.500
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.249 3.689 4.296
10 1.372 1.812 2.228 2.763 3.169 3.581 4.143
11 1.363 1.795 2.200 2.718 3.105 3.496 4.024
12 1.356 1.782 2.178 2.680 3.054 3.428 3.929
13 1.350 1.770 2.160 2.650 3.012 3.372 3.851
14 1.345 1.761 2.144 2.624 2.976 3.325 3.787
15 1.340 1.753 2.131 2.602 2.946 3.286 3.732
16 1.336 1.745 2.119 2.583 2.920 3.251 3.686
17 1.333 1.739 2.109 2.566 2.898 3.222 3.645
18 1.330 1.734 2.100 2.552 2.878 3.196 3.610
19 1.327 1.729 2.093 2.539 2.860 3.173 3.579
20 1.325 1.724 2.085 2.527 2.845 3.153 3.551
21 1.323 1.720 2.079 2.517 2.831 3.135 3.527
22 1.321 1.717 2.073 2.508 2.818 3.118 3.504
23 1.319 1.713 2.068 2.499 2.807 3.103 3.484
24 1.317 1.710 2.063 2.492 2.796 3.090 3.466
25 1.316 1.708 2.059 2.485 2.787 3.078 3.450
26 1.314 1.705 2.055 2.478 2.778 3.066 3.434
27 1.313 1.703 2.051 2.472 2.770 3.056 3.421
28 1.312 1.701 2.048 2.467 2.763 3.046 3.408
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.038 3.396
30 1.310 1.697 2.042 2.457 2.749 3.029 3.385
31 1.309 1.695 2.039 2.452 2.744 3.022 3.374
32 1.308 1.693 2.036 2.448 2.738 3.014 3.365
33 1.307 1.692 2.034 2.444 2.733 3.008 3.356
34 1.306 1.690 2.032 2.441 2.728 3.001 3.347
35 1.306 1.689 2.030 2.437 2.723 2.996 3.340
36 1.305 1.688 2.028 2.434 2.719 2.990 3.332
37 1.304 1.687 2.026 2.431 2.715 2.985 3.325
38 1.304 1.685 2.024 2.428 2.711 2.980 3.319
(4)
41 1.302 1.682 2.019 2.420 2.701 2.966 3.301
42 1.302 1.681 2.018 2.418 2.698 2.962 3.295
43 1.301 1.681 2.016 2.416 2.695 2.959 3.290
44 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 2.955 3.286
45 1.300 1.679 2.014 2.412 2.689 2.952 3.281
46 1.300 1.678 2.012 2.410 2.687 2.948 3.277
47 1.299 1.677 2.011 2.408 2.684 2.945 3.272
48 1.299 1.677 2.010 2.406 2.682 2.942 3.268
49 1.299 1.676 2.009 2.404 2.679 2.939 3.265
50 1.298 1.675 2.008 2.403 2.677 2.936 3.261
51 1.298 1.675 2.007 2.401 2.675 2.934 3.257
52 1.298 1.674 2.006 2.400 2.673 2.931 3.254
53 1.297 1.674 2.005 2.398 2.671 2.929 3.251
54 1.297 1.673 2.004 2.397 2.669 2.926 3.248
55 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 2.924 3.245
56 1.296 1.672 2.003 2.394 2.666 2.922 3.242
57 1.296 1.672 2.002 2.393 2.664 2.920 3.239
58 1.296 1.671 2.001 2.392 2.663 2.918 3.236
59 1.296 1.671 2.000 2.391 2.661 2.916 3.234
60 1.295 1.670 2.000 2.390 2.660 2.914 3.231
61 1.295 1.670 1.999 2.389 2.658 2.912 3.229
62 1.295 1.669 1.998 2.388 2.657 2.910 3.226
63 1.295 1.669 1.998 2.387 2.656 2.909 3.224
64 1.294 1.669 1.997 2.386 2.654 2.907 3.222
65 1.294 1.668 1.997 2.385 2.653 2.906 3.220
66 1.294 1.668 1.996 2.384 2.652 2.904 3.218
67 1.294 1.667 1.996 2.383 2.651 2.902 3.216
68 1.294 1.667 1.995 2.382 2.650 2.901 3.214
69 1.293 1.667 1.994 2.381 2.648 2.900 3.212
70 1.293 1.666 1.994 2.380 2.647 2.898 3.210
100 1.290 1.660 1.983 2.364 2.625 2.870 3.173
200 1.285 1.652 1.971 2.345 2.600 2.838 3.131
300 1.284 1.649 1.967 2.338 2.592 2.827 3.117
(5)
Tabel F (α = 5%) df1
1 2 3 4 5 6
df2
1 161.448 199.500 215.707 224.583 230.162 233.986
2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296 19.330
3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013 8.941
4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256 6.163
5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050 4.950
6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387 4.284
7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972 3.866
8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687 3.581
9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482 3.374
10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326 3.217
11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204 3.095
12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106 2.996
13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025 2.915
14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958 2.848
15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901 2.790
16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852 2.741
17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810 2.699
18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773 2.661
19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740 2.628
20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711 2.599
21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685 2.573
22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661 2.549
23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640 2.528
24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621 2.508
25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603 2.490
26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587 2.474
27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572 2.459
28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558 2.445
29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545 2.432
30 4.171 3.316 2.922 2.690 2.534 2.421
31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523 2.409
32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512 2.399
33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503 2.389
34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494 2.380
35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485 2.372
36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477 2.364
37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470 2.356
38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463 2.349
(6)
41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443 2.330
42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438 2.324
43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432 2.318
44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427 2.313
45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422 2.308
46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417 2.304
47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413 2.299
48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409 2.295
49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404 2.290
50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400 2.286
51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397 2.283
52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393 2.279
53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389 2.275
54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386 2.272
55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383 2.269
56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380 2.266
57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377 2.263
58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374 2.260
59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371 2.257
60 4.001 3.150 2.758 2.525 2.368 2.254
61 3.998 3.148 2.755 2.523 2.366 2.251
62 3.996 3.145 2.753 2.520 2.363 2.249
63 3.993 3.143 2.751 2.518 2.361 2.246
64 3.991 3.140 2.748 2.515 2.358 2.244
65 3.989 3.138 2.746 2.513 2.356 2.242
66 3.986 3.136 2.744 2.511 2.354 2.239
67 3.984 3.134 2.742 2.509 2.352 2.237
68 3.982 3.132 2.740 2.507 2.350 2.235
69 3.980 3.130 2.737 2.505 2.348 2.233
70 3.978 3.128 2.736 2.503 2.346 2.231
71 3.976 3.126 2.734 2.501 2.344 2.229
72 3.974 3.124 2.732 2.499 2.342 2.227
73 3.972 3.122 2.730 2.497 2.340 2.226
74 3.970 3.120 2.728 2.495 2.338 2.224
75 3.968 3.119 2.727 2.494 2.337 2.222
76 3.967 3.117 2.725 2.492 2.335 2.220
77 3.965 3.115 2.723 2.490 2.333 2.219
78 3.963 3.114 2.722 2.489 2.332 2.217
79 3.962 3.112 2.720 2.487 2.330 2.216