Thompson, 2000, Slater, 1984. Kebanyakan radikal bebas bereaksi secara cepat dengan atom lain untuk mengisi orbital yang tidak berpasangan, sehingga radikal
bebas normalnya berdiri sendiri hanya dalam periode waktu yang singkat sebelum
menyatu dengan atom lain. Simbol untuk radikal bebas adalah sebuah titik R·,
yang berada di dekat simbol atom. Radikal bebas mempunyai peran dalam fungsi normal dan abnormal tubuh. Radikal bebas yang penting secara biologis antara
lain anion superoksida O
2
·
-
, radikal hidroksil OH·, dan nitric oxide NO·
Vander et al., 2001. Bentuk radikal bebas yang lain adalah hydroperoxyl HO
2
·
, peroxyl RO
2
·
, alkoxyl RO
·
, carbonate CO
3
·-
, carbon dioxide CO
2
·-
, atomic chlorine Cl
·
, nitrogen dioxide NO
2
·
Halliwell and Whiteman, 2004. Radikal bebas bisa bermuatan negatif, bermuatan positif, dan juga bermuatan netral
Slater, 1984, Vander et al., 2001.
2.2.2. Kerusakan sel akibat reaksi radikal bebas
Penelitian yang ekstensif dengan menggunakan sitem model dan dengan material biologis in vitro, secara jelas menunjukkan bahwa radikal bebas dapat
menimbulkan perubahan kimia dan kerusakan terhadap protein, lemak, karbohidrat, dan nukleotida. Bila radikal bebas diproduksi in vivo, atau in vitro di
dalam sel melebihi mekanisme pertahanan normal, maka akan terjadi berbagai gangguan metabolik dan seluler. Jika posisi radikal bebas yang terbentuk dekat
dengan DNA, maka bisa menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga bisa terjadi mutasi atau sitotoksisitas. Radikal bebas juga bisa bereaksi dengan
nukleotida sehingga menyebabkan perubahan yang signifikan pada komponen
Universitas Sumatera Utara
biologi sel. Bila radikal bebas merusak grup thiol maka akan terjadi perubahan aktivitas enzim. Radikal bebas dapat merusak sel dengan cara merusak membran
sel tersebut. Kerusakan pada membran sel ini dapat terjadi dengan cara: a radikal bebas berikatan secara kovalen dengan enzim danatau reseptor yang
berada di membran sel, sehingga merubah aktivitas komponen-komponen yang terdapat pada membran sel tersebut; b radikal bebas berikatan secara kovalen
dengan komponen membran sel, sehingga merubah struktur membran dan mengakibatkan perubahan fungsi membran danatau mengubah karakter membran
menjadi seperti antigen; c radikal bebas mengganggu sistem transport membran sel melalui ikatan kovalen, mengoksidasi kelompok thiol, atau dengan merubah
asam lemak polyaunsaturated; d radikal bebas menginisiasi peroksidasi lipid secara langsung terhadap asam lemak polyaunsaturated dinding sel. Peroksidasi
ini akan mempengaruhi fluiditas membran, cross-linking membran, serta struktur dan fungsi membran Slater, 1984.
Tubuh mempunyai sistem pertahanan terhadap radikal bebas agar radikal bebas tidak menyebabkan efek yang merusak. Sistem pertahan ini antara lain
enzim superoxide dismutase yang terdapat di mitokondria dan sitosol, enzim catalase, dan enzim glutahtion peroxidase Jackson, 2005, Singh, 1992. Sebagai
tambahan bagi sistem pertahanan yang berbentuk enzim, sel juga dapat meningkatkan produksi stress proteins atau disebut juga heat shock proteins
HSPs untuk melindungi sel dari stres oksidatif dan bentuk stres yang lain Khassaf et al., 2003. Selain itu terdapat juga sistem pertahanan yang secara
Universitas Sumatera Utara
langsung dapat merubah radikal bebas menjadi senyawa yang kurang reaktif seperti vitamin C Jackson, 2005, Singh, 1992.
2.3. Vitamin E 2.3.1. Kimiawi dan metabolisme vitamin E