latihan lagi walaupun frekuensi dan durasi latihan fisik itu ditingkatkan. Kedua, bila intensitas latihan fisik dilakukan melebihi ambang batas, jumlah total kerja
per sesi merupakan determinan yang penting bagi respon latihan fisik. Artinya, latihan fisik intensitas tinggi dalam waktu singkat sama efektifnya dengan latihan
fisik intensitas sedang dalam waktu yang lebih lama Casaburi, 1992. Terdapat tiga variabel fisiologis yang dapat digunakan untuk menentukan
intensitas latihan fisik, yaitu frekuensi denyut jantung, konsumsi oksigen, dan level laktat darah. Menggunakan frekuensi denyut jantung untuk mengukur
intensitas latihan fisik merupakan hal yang mudah dilakukan. Akan tetapi, karena frekuensi denyut jantung mempunyai hubungan yang jauh terhadap kondisi otot
yang melakukan latihan, maka teori dasar yang menggunakan frekuensi denyut jantung untuk menentukan intensitas latihan fisik dianggap masih lemah. Hal
yang paling banyak dipakai untuk menentukan intensitas latihan fisik adalah konsumsi oksigen tubuh maksimal VO
2max
. Penggunaan level laktat untuk menentukan intensitas latihan fisik dianjurkan juga oleh beberapa peneliti
Casaburi, 1992.
2.1.4. Durasi sesi latihan fisik
Hasil latihan fisik intensitas sedang selama 30–60 menit lebih efektif dibandingkan dengan selama 10–15 menit. Latihan fisik intensitas tinggi dapat
menyebabkan injuri otot, sehingga tidak dianjurkan untuk melakukan latihan fisik intensitas tinggi jangka waktu singkat. Durasi latihan fisik yang dianjurkan paling
Universitas Sumatera Utara
sedikit selama 20 menit, dan akan lebih efektif bila dilakukan selama 30–60 menit Casaburi, 1992.
2.1.5. Frekuensi sesi latihan fisik
Ada konsensus yang menganjurkan latihan fisik dilakukan dengan frekuensi 3–5 kali seminggu. Walaupun frekuensi 2 kali seminggu dapat meningkatkan
kebugaran aerobik, tapi keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. Hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa latihan fisik 5–7 kali seminggu memberikan
keuntungan bagi kebugaran, dan latihan fisik setiap hari jarang bisa dilakukan Casaburi, 1992.
2.1.6. Durasi program latihan fisik
Durasi program latihan fisik dapat dilakukan selama 3–4 minggu, karena setelah waktu tersebut tidak akan ada lagi peningkatan VO
2max
, atau penurunan frekuensi denyut jantung, asam laktat, dan epinefrin. Akan tetapi kebanyakan
peneliti menganjurkan program latihan fisik pada rentang 5–10 minggu, karena pada rentang waktu tersebut sudah tercapi efek latihan fisik yang substansial
secara fisiologis. Meningkatkan VO
2max
dapat dicapai dengan cara meningkatkan intensitas latihan fisik Casaburi, 1992.
2.1.7. Produksi radikal bebas akibat latihan fisik
Radikal bebas dapat terbentuk selama dan setelah latihan oleh otot yang berkontraksi serta jaringan yang mengalami iskemik-reperfusi Chevion et al.,
Universitas Sumatera Utara
2003. Pembentukan radikal bebas terutama dihasilkan oleh otot rangka yang berkontraksi Jackson, 2005. Selama melakukan latihan fisik maksimal,
konsumsi oksigen tubuh meningkat dengan cepat. Penggunaan oksigen oleh otot selama latihan fisik maksimal dapat meningkat sekitar 100–200 kali dibandingkan
saat istirahat Chevion et al., 2003. Saat fosforilasi oksidatif di dalam mitokondria, oksigen direduksi oleh sistem transport elektron mitokondria untuk
membentuk adenosin trifosfat ATP dan air. Selama proses fosforilasi oksidatif ini sekitar 2 molekul oksigen dapat berikatan dengan elektron tunggal yang
bocor dari karier elektron pada rantai pernafasan, sehingga membentuk radikal superoksida O
2 .
. Radikal superoksida yang terbentuk ini akan membentuk hidrogen peroksida H
2
O
2
dan hiroksil reaktif OH
.
dengan cara berinteraksi dengan logam transisi reaktif seperti tembaga dan besi Singh, 1992. Secara
lengkap proses reduksi oksigen diperlihatkan pada persamaan berikut ini Clarkson dan Thompson, 2000:
O
2
+ e
-
O
2
-.
superoxide radical O
2
-.
+ H
2
O H
2
O
.
+ OH
-
hydroperoxyl radical H
2
O
.
+ e
-
+ H H
2
O
2
hydrogen peroxyde H
2
O
2
+ e
-
.
OH + OH
-
hydroxyl radical.
4.1. Radikal Bebas 2.2.1. Kimia radikal bebas