sehingga peran mereka dalam perekonomian wilayah perlu diperlakukan sejajar dengan pemangku kepentingan pembangunan yang lain seperti pelaku usaha
swasta dan pemerintah. Analisis ekonomi kewilayahan secara komprehensif juga mempertimbangkan berbagai interaksi sektoral dan spasial dari kegiatan ekonomi
yang ada di suatu wilayah dalam upaya mencari model sinergi ekonomi yang paling optimal. Satuan entitas perekonomian kewilayahan di Indonesia dapat
berupa perekonomian desa dan kecamatan lokal, atau pun perekonomian kabupaten, provinsi, pulau, kawasan dan sebagainya. Artinya entitas
perekonomian kewilayahan mencakup bagian-bagian daerah tertentu administratif, geografis, dan sebagainya Soetiono, 2011.
Target pengembangan wilayah untuk jangka panjang adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Sedangkan tujuan
pengembangan wilayah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya yang tersebar di wilayah Indonesia guna mewujudkan tujuan
pembangunan nasional. Dengan demikian, arah dan kebijaksanaan pengembangan wilayah pada prinsipnya mendukung dan memperkuat pembangunan daerah yang
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Pusat Pengkajian Kebijakan Tekhnologi Pengembangan Wilayah, 2001.
2.8. Penelitian Terdahulu
Saggaf 1999 melakukan analisis pengaruh pendapatan asli daerah terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kotamadya Dati II Pekanbaru.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh PAD dan komponen PAD terhadap pertumbuhan ekonomi di Kotamadya Dati II Pekanbaru, dengan
Universitas Sumatera Utara
kesimpulan hasil analisis terdapat pengaruh yang signifikan antara PAD dan komponen PAD terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB.
Sembiring 2001 melakukan analisis potensi pendapatan asli daerah bagi pengembangan wilayah Kabupaten Karo. Tujuan penelitian untuk melihat apakah
ada pengaruh PAD terhadap pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita, dengan kesimpulan bahwa PAD Karo mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap PDRB dan pendapatan per kapita. Hasil penelitian Munawar Ismail 2001 PAD masih memiliki peran yang
relatif kecil dalam struktur keuangan daerah, sehingga anggaran daerah sangat tergantung dari pemerintah pusat, dengan kesimpulan PAD hanya bisa membiayai
kurang dari 10 persen pengeluaran totalnya. Hal ini sangat menyulitkan untuk bisa melakanakan otonomi daerah secara nyata.
Tambun 2005 melakukan penelitian tentang pengaruh otonomi daerah terhadap pendapatan asli daerah PAD dan sektor-sektor berpotensi yang dapat
dikembangkan di pemerintah kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor-sektor mana saja dari PAD yang berpotensi untuk dapat
dikembangkan dalam meningkatkan PAD di pemerintah kota Medan, dengan kesimpulan hasil sektor yang mempengaruhi potensi atas PAD di pemerintah kota
Medan untuk dapat dikembangkan adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Adi 2006 yang meneliti hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah,
Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah PAD. Hasil penelitian adalah pertumbuhan ekonomi daerah mempunyai dampak yang signifikan
terhadap peningkatan PAD dan Belanja Pembangunan mempunyai dampak yang positif dan signifikan terhadap PAD maupun pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Batubara 2011 melakukan penelitian tentang pengaruh PAD terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui sektor-sektor mana saja dari PAD yang berpotensi untuk dapat dikembangkan dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Toba Samosir. Penelitian
ini menunjukkan bahwa retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah merupakan sumber PAD yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir.
2.9. Kerangka Konseptual