spesifik yang menunjukkan adanya pertimbangan dalam pengalokasiannya. Pemerolehan aset tetap juga memiliki konsekuensi pada beban operasional dan
pemeliharaan pada masa yang akan datang.
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap
tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual Abdullah, 2004.
Belanja modal merupakan belanja daerah yang dilakukan pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan infrastruktur, sehingga
masyarakat dapat menikmati manfaatnya dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas di
berbagai sektor, produktifitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
2.6. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Menurut Rahardja dan Manurung 2002 yang dimaksud dengan PDRB adalah nilai barang dan jasa akhir, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian
dalam satu periode kurun waktu dengan menggunakan faktor- faktor produksi yang berada berlokasi dalam perekonomian tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan keseluruhan nilai tambah yang dasar pengukurannya timbul akibat adanya berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu wilayah. Data PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Tingkat PDRB ini juga
Universitas Sumatera Utara
ditentukan oleh lajunya pertumbuhan penduduk lebih dari PDRB, maka ini mengalami perubahan terhadap pendapatan per kapita, oleh sebab itu pertambahan
PDRB tidak memperbaiki tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat karena terdapat kemungkinan timbulnya keadaan tersebut maka pengertian pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi harus dibedakan Sirojuzilam, 2011. Produk Domestik Regional Bruto PDRB dapat dikatakan sebagai ukuran
produktivitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah. PDRB dinilai sebagai tolak
ukur pembangunan yang paling operasional. PDRB pada dasarnya merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah, yakni total nilai tambah dari semua barang
dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah dalam periode satu tahun. Dengan demikian PDRB mempunyai arti nilai tambah dan aktivitas produktif manusia.
Bila PDRB ini ini dibagi dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut mencerminkan pendapatan per kapita masyarakat.
Tingkat PDRB belum menjamin peningkatan kesejahteraan bagi setiap individu dalam masyarakat. Bahkan mungkin sekali yang meningkat
pendapatannya justru pada sekelompok orang tertentu saja sedangkan yang lainnya relatif tetap atau menurun. PDRB merupakan total nilai tambah kotor
bruto yang dihitung dari jumlah gajiupah, keuntungan-keuntungan perusahaan, sewa lahan, bunga, penyusutan dan pajak-pajak tidak langsung neto. Dengan
demikian tingginya PDRB suatu daerah belum menjamin tingginya pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat suatu daerah Rustiadi, Saefulhakim
dan Panuju, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Pengembangan Wilayah