Konsep Dasar Koperasi Rancang bangun sistem informasi simpan pinjam Mudharabah pada koperasi baitul Maal wat Tamwil Ar-Rum

koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai jiwa dan semangat berusaha. Dalam konteks pertama koperasi sering dilihat sebagai bentuk usaha seperti CV, PT. Firma, Bentuk usaha seperti ini diperkenankan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Karena pengertian inilah, pusat-pusat koperasi dan induk koperasi dibentuk dengan tujuan agar dapat memperkuat eksistensi koperasi primer. Contoh; dibentuknya PUSKUD Pusat Koperasi Unit Desa dan INKUD Induk Koperasi Unit Desa. Oleh karenanya koperasi sering dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para anggotanya atau untuk kesejahteraan anggota Kusnadi, 2005. Fungsi dan Peranan Koperasi , menurut UU N0. 25 Th. 1992, adalah sbb : a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.5.3 Prinsip Koperasi

Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b. pengelolaan dilakukan secara demokratis c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi Kusnadi, 2005 sebagai berikut: a. pendidikan perkoperasian b. kerja sama antar koperasi.

2.5.4 Bentuk dan Kedudukan

Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi primer dan Koperasi Sekunder Kusnadi, 2005. 1. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang. 2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang beranggotakan Badan- Badan. 3. Hukum Koperasi, yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 Koperasi yang telah berbadan hukum. 4. Pembentukan Koperasi Primer dan Sekunder dilakukan dengan Akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar. 5. Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. 6. Koperasi memperoleh status bada hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah. 7. Di Indonesia hanya ada 2 dua badan usaha yang diakui kedudukannya sebagai badan hukum, yaitu Koperasi dan Perseroan Terabatas PT. Oleh karena itu kedudukanstatus hukum Koperasi sama dengan Perseroan Terbatas. Undang-Undang Perkoperasian 1992.

2.5.5 Jenis Koperasi

Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi pasal 2 menyatakan tentang penjenisan koperasi. Secara garis besar jenis-jenis kopearasi dapat dibagi menjadi lima golongan Kusnadi, 2005 yaitu : 1. Koperasi Konsumi Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. 2. Koperasi Produksi Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang- orang anggota koperasi. 3. Koperasi Jasa Koperasi Jasa adalah adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. 4. Koperasi Serba Guna Koperasi Unit Desa Koperasi serbaguna atau KUD dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan. Satu koperasi biasanya terdiri dari beberapa desa atau mungkin satu kecamatan jika potensi wilayah kecamatan itu terlalu kecil. KUD yaitu melayani perkreditan, penyediaan dan penyaluran barang kebutuhan hidup sehari-hari, pengolahan dan pemasaran hasil karya anggota, pelayanan jasa, dan melakukan kegiatan ekonomi lainnya. 1. Koperasi Kredit Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam adalah “ koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Keanggotan koperasi simpan pinjam pada prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota dan orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama, misalnya anggota karyawan Kusnadi, 2005. Usaha Koperasi Simpan Pinjam pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan uang dari para anggotanya. Karena koperasi itu pada dasarnya adalah usaha yang harus dapat memenuhi kebutuhannya dari kemampuannya sendiri, maka untuk dapat memperoleh uang. Harus melakukan penyimpanan-penyimpanan terlebih dahulu. Dengan demikian tujuan dari pada didirikannya Koperasi Simpan Pinjam sebenarnya adalah untuk menolong dirinya sendiri dengan kekuatannya sendiri dengan cara menggunakan uang secermat mungkin Kusnadi, 2005. Adapun jenis-jenis simpanan di koperasi adalah : 1 Simpanan Pokok Simpanan yang harus disetor pada saat pegawai atau anggota menjadi anggota koperasi. Simpanan ini tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi tersebut. 2 Simpanan Wajib Adalah simpanan yang jumlahnya sudah ditentukan dan harus disetor oleh semua anggota koperasi. Simpanan ini dapat diambil dengan cara yang di atur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat diatur dengan undang- undang tersendiri”. 3 Simpanan Sukarela Simpanan sukarela adalah simpanan uang yang sifatnya sukarela bagi tiap anggota besarnya tidak ditentukan dan simpanan ini dapat diterima dari orang yang bukan anggota koperasi, simpanan ini dapat diambil sewaktu- waktu Kusnadi, 2005. 2.6 Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah 2.6.1 Landasan Hukum Mengacu pada pasal 33 UUD 1945, maka kita melihat bahwa koperasi sebagai model badan usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Pada tataran pelaksanaannya telah diatur dan dikembangkan dalam Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Undang-Undang Perkoperasian: 1992. Sebagai tindak lanjut dari UU diatas maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintahan PP No.9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, kepmen koperasi dan PKM No. 194KEPMIX1998 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam. Berkaitan dengan telah menjamurnya berbagai koperasi yang menawarkan jasa keuangan syariah, baik berlabel Baitul Maal Wat Tamwil BMT, Baitul Tamwil Muhammadiyah BTM, Koperasi Simpan Pinjam Syariah KJKS, Baitul Qirad BQ dan lain-lain, maka Kementrian Koperasi dan UKM memayungi serta menata dalam format Koperasi Jasa Keuangan Syariah dengan No. 91KEPM.KUKMIX2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah Kusnadi, 2005.

2.6.2 Prinsip Dasar

Bagi pengelola KJKSUJKSBMT dalam melakukan pengelolaan usaha senantiasa memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut Kusnadi, 2005 :