Landasan Dasar Syariah Al-Mudharabah

tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.”. HR Thabrani. Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tanggung muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. “ HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah. c. Ijma Ijma adalah semua peristiwa atau kejadian yang tidak ada dasarnya dalam al- Qur’an dan al-Hadits, peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan ibadat ghairu mahdhah ibadat yang tidak langsung ditujukan kepada Allah SWT bidang mua’amalat, bidang kemasyarakatan atau semua hal- hal yang berhubungan dengan urusan duniawi tetapi tidak ada dasarnta dalam al- Qur’an dan al-Hadits.

2.4.1 Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharh, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelailaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Antonio, 2001. Sedangkan secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang sehingga ia mendapatkan presentase keuntungan Ascarya, 2007. Nasabah Mudharib Bank Shahibul Maal PROYEK USAHA PEMBAGIAN KEUNTUNGAN MODAL Nisbah Y Pengambilan Modal Pokok Nisbah X PERJANJIAN BAGI HASIL MODAL 100 KEAHLIAN KETRAMPILAN Gambar 2.1 Skema Mudharabah Amalia, 2007

2.4.2 Manfaat Mudharabah

a. Koperasi BMT akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Koperasi BMT tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha koperasi BMT sehingga KBMT tidak akan pernah mengalami negarive spread. c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. KBMT akan lebih hati-hati prudent mencari usaha yang benar- benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah atau musyarakah berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana BMT akan menagih penerima pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi Antonio, 2001.

2.4.3 Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil dimana KJKSUJKSBMT sebagai pemilik dana dan anggota atau mitra penerima pembiayaan bertindak sebagai pengelola atau yang melakukan kegiatan usaha. Pembiayaan Mudharabah ini bersifat “Trusty financing” kepercayaan penuh dimana KJKSUJKSBMT memberi kepercayaan penuh kepada pengelola untuk menjalankan usaha berdasarkan modal yang diberikan oleh KJKSUJKSBMT, KJKSUJKSBMT tidak ikut campur dalam pengelolaan. Maka pada transaksi dalam mudharabah memiliki rukun dan syarat dari akad mudharabah yang harus dipenuhi, Ascarya, 2007 yaitu : 1. Pelaku akad, yaitu shahibul mal pemodal adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib pengelola adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal. 2. Objek akad, yaitu modal mal, kerja dharabah, dan keuntungan ribh. 3. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak akad, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak akad. b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak. b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

2.4.4 Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Simpan Pinjam

Pada produk simpanan anggota penabung mendapatkan keuntungan yang besarnya tergantung kepada antara lain : 1. Besar kecilnya saldo rata-rata simpanan 2. Besar kecilnya saldo rata-rata seluruh simpanan yang ada 3. Besar kecilnya pendapatan yang dicapai oleh BMT 4. Porsi bagi hasil nisbah yang ditetapkan BMT Adapun Rumus perhitungan bagi hasil simpanan adalah sebagai berikut : Saldo rata-rata simpanan TnNy A× Pendapatan KBMT × Nisbah _______________________________ Total saldo rata - rata semua penyimpan Yang dimaksud dengan nisbah dalam rumus ini adalah porsi atau prosentase berapa dari pendapatan BMT yang akan dibagikan kepada penyimpan. Pada BMT nisbah simpanan akan diatur dalam surat keputusan tersendiri dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sedangkan bagi hasil untuk setiap anggota penyimpanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pendapatan Saldo rata-rata Indikasi Bulan Ybs Anggota bulan Ybs × Pendapatan Sedangkan pada perhitungan angsuran pinjaman di KBMT adalah sebagai berikut : Jumlah Pinjaman × margin – angsuran bulan Contoh : Alexa melakukan transaksi pinjaman kepada pihak KBMT sebesar Rp.5000.000,- sebagai pinjaman nasabah. Margin 3 dan di angsur selama 5 bulan, jumlah nisbah margin berdasarkan kesepakatan bersama KBMT dan Nasabah, perhitungan angsuran adalah sebagai berikut : a. Rp. 5.000.000 × 3 = Rp.150.000 b. Rp. 5.000.000 : 5 = Rp.1.000.000 c. Rp.1000.000 + Rp.150.000 Maka total angsuran nasabah yang harus dibayar = Rp.1.150.000 bln.

2.5 Konsep Dasar Koperasi

Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Dengan perkataan lain suatu Koperasi adalah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat UU No. 25 tahun 1992.

2.5.1 Pengertian Koperasi

Sebelum koperasi masuk ke Indonesia, begitu banyak definisi tentang koperasi baik secara singkat maupun secara luas. Secara harfiah kata koperasi berasal dari : Cooperation Inggris, atau Co- operatie Belanda, dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama. Koperasi dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan, mempunyai tertib organisasi bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. adalah badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2.5.2 Fungsi dan Peranan Koperasi

Sejak diperkenalkan koperasi di Indonesia pada awal abad 20 dan dalam perkembangannya, hingga saat ini kopersi di Indonesia mempunyai makna ganda yang sebenarnya bersifat ambivalent, yakni koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai jiwa dan semangat berusaha. Dalam konteks pertama koperasi sering dilihat sebagai bentuk usaha seperti CV, PT. Firma, Bentuk usaha seperti ini diperkenankan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Karena pengertian inilah, pusat-pusat koperasi dan induk koperasi dibentuk dengan tujuan agar dapat memperkuat eksistensi koperasi primer. Contoh; dibentuknya PUSKUD Pusat Koperasi Unit Desa dan INKUD Induk Koperasi Unit Desa. Oleh karenanya koperasi sering dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para anggotanya atau untuk kesejahteraan anggota Kusnadi, 2005. Fungsi dan Peranan Koperasi , menurut UU N0. 25 Th. 1992, adalah sbb : a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.