Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Financing NPF

19 dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan pinjaman. Menurut Wiraatmadja dalam Mukromah, 2012:18 pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak dapat atau berpotensi untuk tidak mampu mengembalikan pembiayaan berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui dan ditetapkan bersama secara tiba-tiba tanpa menunjukan tanda-tanda terlebih dahulu. Non Performing Financing NPF adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah. Ihsan 2010:22. Menurut Rahmawulan 2008:24 suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghaapi resiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut. Resiko kredit didefinisikan sebagai resiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam counterparty tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam menetukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan diperinci atas: 20 No Kualitas Pembiayaan Kriteria 1 Pembiayaan Lancar a. Pembayaran angsuran pokok danatau bagi hasil tepat waktu b. Memiliki rekening yang aktif; atau c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai cash colateral. 2 Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil yang belum melampui Sembilan puluh hari: atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relative aktif; atau d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru 3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil; atau b. Sering terjadi cerukan; atau c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif rendah d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikanlebih dari 21 Sembilan puluh hari;atau e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau f. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil; atau b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen; atau c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari atau d. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan. 5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil; atau b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c. Dari segi hukummaupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar Sumber : Rivai dan Veithzal, 2008 22

b. Perhitungan Non Performing Financing NPF

Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5, jika melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20, skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut : Lebih dari 8, skor nilai = 0 Antara 5 - 8, skor nilai = 80 Antara 3 - 5, skor nilai = 90 Kurang dari 3, skor nilai = 100 Bila resiko pembiayaan meningkat, marginbunga kredit akan meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan tidak mengenal instrumen bunga, sistem keuangan Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan di muka. 1 Non Performing Financing Penyedia Dana Bermasalah Gross NPF Gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan yaitu: lancar currrent, dalam perhatian khusus special 23 mention, kurang lancar sub-standar, diragukan doubtful, dan macet loss. Berikut ini adalah rumusnya: Penyediaan Dana Bermasalah NPF Gross = Total Penyediaan Dana Keterangan : a. Penyediaanpenyaluran dana berupa piutang dan ijarah. b. Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. c. Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana denga kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. d. Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP. e. Angka dihitung perposisi tidak disetahunkan. 2 Non Performing Financing Penyaluran Dana Bermasalah Net Penyaluran Dana Bermasalah – PPAP NPF Net = Total Penyediaan Dana Keterangan: PPAP adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai ketentuan tentang PPAP yang berlaku bagi bank syariah.

c. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah adalah sebagai berikut www.shariaeconomic.com : 24 1 Faktor internal a. Kelemahan Bank dalam analisis pembiayaan  Analisis pembiayaan tidak berdasarkan data akurat atau kualitas data  Rendah Informasi, pembiayaan tidak lengkap atau kuantitas data rendah  Analisis tidak cermat  Kurangnya akuntabilitas putusan pembiayaan b. Kelemahan Bank dalam dokumen pembiayaan  Data mengenai pembiayaan nasabah tidak didokumentasi dengan baik  Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan c. Kelemahan Bank dalam supervisi Pembiayaan  Kurang pengawasan dan pemantauan atas performance nasabah secara kontinyu dan teratur  Terbatasnya data dan informasi yang berkaitan dengan penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan  Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat waktu  Jumlah nasabah terlalu banyak  Nasabah terpencar  Konsentrasi portofolio pembiayaan yang berlebihan 25 d. Kecerobohan petugas Bank  Bank terlalu bernafsu memperoleh laba  Bank terlalu kompromi  Bank tidak mempunyai kebijakan pembiayaan yang sehat  Bank tidak mampu menyaring risiko bisnis  Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu  Terus memberikan pembiayaan pada bisnis yang siklusnya menurun  Menetapkan standar risiko yang terlalu rendah e. Kelemahan bidang agunan  Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik  Terlalu collateral oriented  Pengikatan agunan lemah f. Kelemahan kebijakan pembiayaan  Prosedur terlalu berbelit, hingga putusan pembiayaan tidak tepat waktu  Tidak ada prosedur bakustandar  Tak ada funish dan Reward bagi petugas g. Kelemahan sumber daya manusia  Terbatasnya tenaga ahli di bidang penyelematan dan penyelesaian pembiayaan  Pendidikan dan pengalaman pejabat pembiayaan sangat terbatas 26  Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan penyelesaian dan penyelamatan pembiayaan  Terbatasnya tenaga ahli untuk recovery pembiayaan yang potensi 2 Faktor internal nasabah a Kelemahan Karakter nasabah  Nasabah tidak mau atau memang beritikad tidak baik  Nasabah menghilang b Kecerobohan nasabah  Penyimpangan penggunaan pembiayaan  Perusahaan dikelola oleh keluarga yang tidak professional c Kelemahan kemampuan nasabah  Tidak mampu mengembalikan pembiayaan karena terganggunya kelancaran usaha  Kemampuan manajemen yang kurang  Pengetahuan terbatas atau kurang memadai  Pengalaman terbatas atau kurang memadai d Musibah yang dialami nasabah Ada berbagai musibah yanbisa saja dialami nasabah dan berdapmpak pada terjadinya pembiayaan macet diantaranya :Musibah penipuan, Musibah kecelakaan, Musibah tindak pidana, Musibah rumah tangga ,Musibah penyakit,Musibah kematian. 27 3 Faktor eksternal a Globalisasi ekonomi yang berakibat negatif b Perubahan kurs mata uang; c Faktor alam yang berakibat negatif d Inflasi dalam negeri

3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS

a. Pengertian SBIS

Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka pendek.SBIS merupakan piranti moneter yang sesuai prinsip pada Bank Syariahyang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip Syariah yang dinamakan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan dapat dimanfaatkan oleh Bank Syariah untuk mengatasi bila terjadi kelebihan pada tingkat likuiditas Arifin,2009: 198. Pengelolaan likuiditas merupakan suatu fungsi terpenting yang dilaksanakan oleh lembaga perbankan. Untuk terlaksananya fungsi pengelolaan likuiditas secara efisien dan menguntungkan diperlukan adanya instrumen dan pasar keuangan; baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, untuk keperluan yang sangat mendasar yaitu penempatan dan pemenuhan kebutuhan jangka pendek untuk perbankan yang berdasarkan prinsip syariah di Indonesia telah tersedia instrument Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank IMA 28 dan aturan-aturan tentang Pasar Keuangan Antarbank dengan Prinsip Syariah PUAS, serta Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS. Dalam keadaan yang sangat mendesak instrumen tersebut

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis pengaruh tingkat inflasi, kurs, dan nisbah bagi hasil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di Indonesia (Desember 2010 - Juli 2013)

0 9 143

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

10 32 105

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

0 1 12