TINJAUAN PUSTAKA LATAR BELAKANG KELUARGA

13 bunga. Bank syariah atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga keuanganperbankan uang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al- Qur’an dan Hadist Nabi SA→. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.21 tahun 2000 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Adapun menurut Karim 2009:7 mengemukakan bahwa bank syariah merupakan bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia.

b. Tujuan Bank Syariah

Sudarsono 2008:43 bank syariah memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut : 1 Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usahaperdagangan lain yang mengandung unsur gharar tipuan, dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. 14 2 Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. 3 Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. 4 Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah didalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah seperti : program pembinaan pengusaha produsen, program pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. 5 Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktivitas perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang tidak sehat antara lembaga lembaga keuangan. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-syariah. 15

c. Prinsip Bank Syariah

Bank syariah memiliki beberapa prinsip yang berbeda dengan bank konvensional, yaitu sebagai berikut Sudarsono, 2007:44 : 1 Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan tawar-menawar dalam batas wajar. 2 Penggunaan persentase dalam hal berkewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. 3 Didalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan dimuka. 4 Penyerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan Al Wadiah sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank. d. Fungsi dan Peranan Bank Syariah Sudarsono 2008:43 fungsi dan peranan bank syariah yang tercantum dalam pembukuan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI Accounting and Auditing Organizing for Islamic Financial Institution , yaitu sebagai berikut : 1 Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 16 2 Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3 Penyedia jasa keuangan dan lalu-lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana mestinya. 4 Pelaksaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan zakat serta dana-dana sosial lainnya.

e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Berikut ini beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional seperti ditunjukkan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional No. Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional 1. Bunga Berbasis revenueprofit loss sharing bagi hasil Berbasis Bunga 2. Risiko Risk sharing Anti Risk 3. Operasional Beroperasi dengan menggunakan sektor riil Beroperasi dengan pendekatan sektor- sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor riil. 17 4. Produk Multi produk jual beli, bagi hasil, jasa Produk tunggal kredit 5. Pendapatan Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan Pendapatan yang diterima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit 6. Tidak mengenal negative spread Mengenal negative spread 7. Dasar hokum Al-Qu r’an, Sunnah, Fatwa ulama, Bank Indonesia dan Pemerintah Bank Indonesia dan Pemerintah 8. Falsafah Tidak berdasarkan bunga riba, spekulasi maisir dan ketidak jelasan gharar Berdasarkan atas bunga riba 9. Operasional  Dana masyarakat Dana Pihak KetigaDPK berupa titipan wa’diah dan investasi mudharabah yang baru akan mendapatkan hasil jika “diusahakan” terlebih  Dana Masyarakat Dana Pihak KetigaDPK berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo 18 dahulu  Penyaluran dana financing pada usaha yang halal dan menguntungkan  Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan dan aspek halal tidak menjadi prioritas utama 10. Aspek social Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam misi dan visi Tidak diketahui secara tegas 11. Organisasi Memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS 12. Uang Uang bukan komoditi, tetapi hanya alat pembayaran Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran Sumber : Rodoni dan Hamid, 2008:15

2. Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Financing NPF

a. Pengertian Pembiayaan Bermasalah

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor. 924DPbs tahun 2007 tentang system penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah, Non Performing Financing adalah “Pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur mudharib karena berbagai sebab, tidak 19 dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan pinjaman. Menurut Wiraatmadja dalam Mukromah, 2012:18 pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak dapat atau berpotensi untuk tidak mampu mengembalikan pembiayaan berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui dan ditetapkan bersama secara tiba-tiba tanpa menunjukan tanda-tanda terlebih dahulu. Non Performing Financing NPF adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah. Ihsan 2010:22. Menurut Rahmawulan 2008:24 suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghaapi resiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut. Resiko kredit didefinisikan sebagai resiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam counterparty tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam menetukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan diperinci atas:

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis pengaruh tingkat inflasi, kurs, dan nisbah bagi hasil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di Indonesia (Desember 2010 - Juli 2013)

0 9 143

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

10 32 105

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

0 1 12