77 Pria  dan  wanita  mungkin  menunjukkan  perbedaan  pola  dalam
aktivitas  otak  dalam  suatu  tugas  tertentu,  tetapi  mereka  tidak  memiliki perbedaan kemampuan dalam melakukan pekerjaan itu. Wade  Travis.
4. Gambaran  perilaku  responden  dalam  melakukan  pemberian  obat
sesuai dengan prinsip benar.
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perilaku  responden  lebih banyak  berperilaku  baik  yaitu  79.4  sedangkan  untuk  perilaku  buruk
20.6.
Hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  hasil  penelitian  Astuti  2007 tentang Gambaran Pemberian Obat berdasarkan enam benar oleh perawt di
ruang  cendrawasih  II  RSUP  Dr.  Sardjito  Yogyakarta,  dengan  jumlah responden 15 orang didapatkan hasil sebanyak 60 melakukan pemberian
obat  sesuai  dengan  prinsip  enam  benar  dan  40  tidak  melakukan pemberian  obat  sesuai  dengan  prinsip  enam  benar  terutama  pada  benar
waktu dan benar dokumentasi. Sari 2009 Hasil  penelitian  ini  juga  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan
oleh Lestari 2009 tentang pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam benar dalam pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit Mardi
Rahayu  Kudus,  didapatkan  data  sebagai  berikut  yaitu  30  obat  yang diberikan  tidak  didokumentasikan,  15  obat  diberikan  dengan  cara  yang
tidak tepat, 23 obat yang diberikan dengan waktu yang tidak tepat, 2 obat tidak diberikan, 12 obat diberikan dengan dosis yang tidak tepat.
78 Beberapa  hal  yang  ditemukan  saat  pengobservasian  dalam
melakukan  pemberian  obat  responden  pada  benar  obat  selalu  melakukan double  crosscheck  selain  dengan  sesama  responden  tetapi  juga  dengan
perawat  ruangan,  pada  benar  pasien  juga  dari  hasil  observasi  bebeapa responden yang tidak lagi melihat papan nama, ini di karenakan responden
sudah  hafal  nama-nama  pasien  yang  dirawat  disana  dan  tempat  tidurnya selain itu juga sebelum melakukan pemberian obat selalu memanggil nama
pasien terlebih dahulu. Hasil pengobservasian  benar dosis ditemukan  beberapa responden
kurang  dalam  melakukan  perhitungan  dan  penyiapan  obat  yang  akan diberikan kepada pasien, tetapi dengan adanya double  crosscheck kepada
lebih  dari  satu  orang  sehingga  dosis  yang  diberikan  sesuai  dengan  yang diintruksikan. Perhitungan yang benar menjadi modal awal untuk perawat
dalam  berbagai  macam  hal  di  pelayanan  keperawatan  selain  melakukan perhitungan dosis, menurut Bindler  Bayne 1984 kemahiran matematika
merupakan  syarat  untuk  kinerja  fungsi  keperawatan    seperti  melakukan perhitungan  obat,  menghitung  tetesan  infuse  dan  menghitung  balance
input dan output. Studi deskriptif yang dilakukan Bindler dan Bayne 1984 menunjukkan  bahwa  dari  741  siswa  yang  diteliti  berkaitan  dengan
keterampilan  matematika  sebanyak  38  tidak  dapat  melewati  nilai minimum  test  70.  Penelitian  ini  menyatakan  atau  menyiratkan  bahwa
siswa  tidak  dapat  melakukan  perhitungan  dosis  dengan  tepat  karena kurangny
a keterampilan matematikan O’shea ,1999.
79 Hasil  pengobservasian  benar  rute  responden  sudah  melakukan
pemberian  obat  sesuai  dengan  rute  yang  diintruksikan.  Hasil pengobservasian  benar  waktu  beberapa  responden  ditemukan  dalam
melakukan pemberian obat tidak sesuai dengan waktu yang diintruksikan atau  yang  tertulis  dalam  buku  obat,  ini  dikarenakan  pasien  yang  akan
diberikan  adalah  anak-anak  yang  harus  menggunakan  pendekatan  karena anak-anak  ketika  di  ruang  rawat  takut  dengan  yang  berpakaian  putih,
sehingga harus mempunyai pendekatan khusus sehingga pasien dapat trust kepada responden.
Menurut  Dean  2005  menyatakan  bahwa  sebanyak  31 pemberian  obat  pada  waktu  yang  salah.  Penelitian  lain  yang  dilakukan
oleh Barker et al, 2002 kesalahan obat medication error yang ada di 36 fasilitas  kesehatan  di  Amerika  Utara  sebanyak  43  kesalahan  terjadi
akibat  pemberian  obat  tidak  dilakukan  pada  waktu  yang  ditentukan. Bullock,  mania  dan  Galbaraith  2007  menyatakan  bahwa  jika  obat  yang
diintruksikan pada waktu tertentu, maka perawat tidak boleh menyimpang dan tidak  boleh  lebih dari 30  menit,  jika pemberian obat diberikan diluar
waktu  yang  ditentukan,  maka  bioavailabilitas  obat  mungkin  akan terpengaruh Elliott  Liu 2010.
Hasil  pengobservasian  pada  dokumentasi,  di  lingkungan  praktek pendokumentasian  untuk obat  dicatat  pada  buku obat,  yang  di  catat  pada
buku  obat  adalah    nama  pasien,  nama  obat,  waktu  pemberian,  rute pemberian,  dan  dosis  pemberian,  untuk  mengetahui  obat  tersebut  sudah
diberikan  atau    belum,  dilihat  dari  waktu  pemberian  obat  yang  sudah  di
80 coret  silang  atau  check  list,  kekurangannya  adalah  tidak  menuliskan
nama  atau  inisial  perawat  yang  memberikan  dan  tanda  tangan  perawat. Hasil  ini  sesuai  dengan  hasil  penelitian  Honey  dan  Lim  2007  yang
menyatakan  bahwa  faktor  yang  dapat  mempengaruhi  mahasiswa  profesi dalam  melakukan  pemberian  obat  adalah  tempat  praktek,  karena
mahasiswa  pada  prakteknya  mengikuti  sistem  pencatatan  obat  yang berlaku di tempat praktek.
Aspek  legal  dalam  pendokumentasian  yang  perlu  diperhatikan antara  lain  nama  atau  inisial  dan  tanda  tangan  atau  paraf  perawat  yang
memberikan.  Prinsip  yang  perlu  diterapkan  oleh  perawat  yaitu  mencatat yang dikerjakan diri  sendiri dan tidak  mencatat apa  yang dikerjakan oleh
orang lain Abrams, 1995 dalam Kusmarjathi 2009. Pentingnya  pendokumentasian  dengan  benar,  berdasarkan  hasil
penelitian  Diyanto  2007  adalah  9  dari  15  responden  menyatakan  bahwa menulis  dokumentasi  karena  terkait  dengan  tanggung  gugat  jika  terjadi
masalah  di  kemudian  hari  dan  karena  memang  sudah  menjadi  kewajiban perawat,  selain  itu  faktor pendorong untuk melaksanakan dokumentasi  5
dari 15 responden menyatakan bahwa faktor pendorong yang utama adalah pemenuhan aspek  legalitas,  yang  maksudnya adalah sebagai  bukti otentik
jika ada pemeriksaan maupun jika suatu saat terjadi masalah tertentu yang membutuhkan dokumentasi keperawatan.
81
B. Analisis Bivariat