75
3. Gambaran jenis kelamin dengan perilaku responden dalam
pemberian obat sesuai prinsip enam benar
Hasil penelitian menunjukkan perilaku baik lebih banyak dilakukan yang berjenis kelamin perempuan 85.2, sedangkan perilaku
buruk lebih banyak pada yang berjenis kelamin laki-laki 57.1. Hasil penelitian ini sesuai dengan puspitawati 2008 bahwa ada
hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku penerapan Standar Operasional Prosedur SOP dalam memberikan asuha keperawatan,
didapatkan hasil bahwa sebesar 55 perawat berjenis kelamin perempuan mempunyai perilaku penerapan SOP dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan kategori baik sedangkan perawat berjenis kelamin laki-laki sebagian besar mempunyai perilaku penerapan SOP dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kategori buruk yaitu 72,4. Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian Isesreni dan Warni
2009 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kinerja. Mereka menyatakan bahwa perawat yang berjenis kelamin laki-
laki belum tentu memiliki kinerja yang baik dari perawat perempuan begitu juga sebaliknya. Mereka juga menyimpulkan bahwa penerapan
dalam praktek baik laki-laki maupun perempuan adalah sama. Bidang keperawatan perempuan lebih mendominasi daripada
perawat laki-laki dilihat dari besarnya jumlah perawat perempuan,. Tapi, ini tidak menutup kemungkinan laki-laki juga mempunyai basic dalam
76 bidang keperawatan. Untuk itu laki-laki lebih memungkinkan lebih banyak
melakukan pekerjaan sehingga kinerja seorang perawat laki-laki bisa lebih baik Heather, 2001 dalam Isesreni dan Warni 2009.
Perilaku wanita di rumah sakit lebih baik daripada laki-laki dikarenakan pada otak wanita, corpus callosum yaitu rangkaian synapsis
dan neuron yang menyambung kedua belahan otak bentuknya lebih lebar dibagian belakang dan juga lebih tebal 23 daripada otak laki-laki. Hal ini
berarti “pipa” yang menghubungkan kedua belahan otak pada wanita memungkinkan adanya interaksi yang lebih cepat daripada lelaki, dengan
aktivitas yang lebih banyak pada berbagai bagian otak secara bersamaan. Ini sebabnya wanita pada umumnya lebih baik dalam multitasking
melakukan beberapa hal sekaligus dan mengikuti intuisi. Terdapat perbedaan aktivitas pada otak wanita dan pria saat melakukan suatu tugas.
Sebagian besar pria menunjukkan aktivitas pada bagian otak sebelah kiri. Sebaliknya wanita menunjukkan aktivitas pada kedua belah bagian otak.
Kemampuan menggunakan beberapa bagian otak pada waktu bersamaan membuat wanita lebih unggul dalam pikiran social, sedangkan untuk pria
lebih unggul pada bidang yang membutuhkan penalaran. Hal yang menarik adalah bahwa meskipun otak pria dan wanita berfungsi secara
berbeda, kemampuan mereka sama, yang menunjukkan bahwa otak berpotensi punya cara berlainan dalam melakukan tugas yang sama
Shaywitz et al. dalam Browning 2005.
77 Pria dan wanita mungkin menunjukkan perbedaan pola dalam
aktivitas otak dalam suatu tugas tertentu, tetapi mereka tidak memiliki perbedaan kemampuan dalam melakukan pekerjaan itu. Wade Travis.
4. Gambaran perilaku responden dalam melakukan pemberian obat