Kategori Masalah Anak TINJAUAN PUSTAKA

kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. b. UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak: Anak adalah potensi serta penerus cita-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakan oleh generasi sebelumnya. c. UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak: Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang. d. PP Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Anak: Anak merupakan bagian dari generasi muda, penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.

2.3 Kategori Masalah Anak

Dalam Konvensi Hak Anak telah ditegaskan sejumlah hak-hak anak yang kemudian diterapkan ke dalam hukum nasional mengenai hukum anak, baik di bidang hukum perdata, hukum pidana dan hukum di bidang kesehatan, kesejahteraan anak, jaminan sosial, ketenagakerjaan, pendidikan dan lain-lain. Masalah yang menyangkut hak-hak anak bukan hanya bagaimana mengintegrasikan hak-hak anak ke dalam hukum nasional Negara peserta Konvensi Hak Anak, akan tetapi yang terpenting adalah mengimplementasikan hak-hak anak dan hukum anak dalam praktek kehidupan masyarakat sehari-hari. Hak-hak anak sebagaimana dituangkan dalam Konvensi Hak Anak bukan pula sekedar hak-hak anak dalam keadaan yang sulit dan tertindas sehingga perlu dilindungi, akan tetapi juga memasuki wilayah kesejahteraan anak yang lebih luas baik secara sosial, ekonomi sosial dan budaya bahkan politik. Hak anak untuk terjamin kebebasannya menyatakan pendapat dan memperoleh informasi merupakan wujud perluasan hak-hak anak yang lebih maju progressive rights.Akan tetapi, dalam kenyataan keseharian, masalah anak-anak yang paling mendesak dilakukan langkah intervensi dan intervensi itupun dilakukan secara khusus adalah terhadap kategori anak-anak yang berada dalam situasi sulit. Berdasarkan bentuk dan bobot pelanggaran hak-hak anak yang berada dalam situasi sulit itu dapat dikualifikasi sebagai berikut: A. Anak-anak yang berada dalam keadaan diskriminatif, yakni: 1 Larangan perlakukan diskriminasi anak; 2 Nama dan kewarganegaraan anak; 3 Anak cacat disabled; 4 Anak suku terasing children of indegeneous people; B. Anak-anak dalam situasi eksploitasi, yakni: 1 Anak yang terpisah dengan keluarganya; 2 Anak korban penyelundupan dan terdampar di luar negeri; 3 Anak yang terganggu privasinya; 4 Anak korban kekerasan dan penelantaran; 5 Anak tanpa keluarga; 6 Anak yang diadopsi; 7 Anak yang ditempatkan pada suatu lokasi yang perlu ditinjau secara berkala; 8 Buruh anak; 9 Anak korban eksploitasi seksual; penculikan anak; 10 Anak korban perdagangan anak, penyelundupan anak dan penculikan anak. 11 Anak yang dieksploitasi dalam lain-lain bentuk; 12 Anak korban penyiksaan dan perampasan kebebasan; C. Anak-anak dalam situasi darurat dan kritis, yakni: 1 Anak-anak yang perlu dipertemukan kembali dengan keluarganya; 2 Pengungsi anak-anak; 3 Anak yang terlibat dalm konflik bersenjata dan serdadu anak; 4 Anak yang ditempatkan yang harus ditinjau secara berkala; Sementara itu dalam pandangan lain menyebutkan bahwa masalah anak-anak dapat dikualifikasi berdasarkan masalah yang dialami anak-anak sendiri, dikualifikasi sebagai berikut: 1 Anak terlantar; 2 Anak yang tidak mampu; 3 Anak cacat; 4 Anak yang terpaksa bekerja pekerja anak; 5 Anak yang melakukan pelanggarankenakalan anak; 6 Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya; 7 Kewarganegaraan; 8 Perwalian; 9 Pengangkatan anak; 10 Perlindungan terhadap pemerkosaan, kejahatan dan penganiayaan. 11 Perlindungan terhadap penculikan; 12 Bantuan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan; 13 Resosialisasi eks narapidana anak; 14 Pewarisan; 15 Perlindungan anak yang orangtuanya bercerai; 16 Anak luar kawin; 17 Alimentasi; 18 Penyalahgunaan seksual; 19 Anak putus sekolah Joni dan Zulchaina, 1999:109-111.

2.4 Perlindungan Anak