Informan Utama Hasil Temuan

masyarakat, dunia usaha, orangtua dan yang terpenting harus melibatkan anak dengan pimpinan Gugus Tugas KLA diketuai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA untuk menjalankan koordinasi dalam perencanaan pengembangan KLA dan BPPKB sebagai Sekretaris serta dinasinstansi terkait berperan sebagai anggota-anggota dari BPPKB.

5.2.2 Informan Utama

Nama : Alya Zahra Amalia Usia : 12 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Batak Alamat : Jln. Pancing II Alya merupakan pelajar aktif di salah satu Sekolah Dasar di kelurahan Pulau Brayan Darat II yang ditetapkan sebagai sekolah ramah anak yaitu SD Negeri 064964 yang terletak di Jln. Sidodame Komplek Pemda. Peneliti melakukan wawancara dengan Alya yang merupakan salah satu siswi kelas VI yang bersekolah di SD Negeri 064964. Pada awalnya peneliti beserta staf pegawai BPPKB yaitu koordinator lapangan yang menangani Kelurahan Pulau Brayan Darat II kak Nadra datang ke sekolah tersebut dan hendak berjumpa dengan anak-anak yang bersekolah di SD tersebut, kemudian kamipun dianjurkan menjumpai wakil kepala sekolah SD tersebut sekaligus staf pengajar yaitu Ibu Lenggar Harahap, untuk mendapatkan izin, Ibu Lenggar menelepon Kepala Sekolah SD tersebut, berhubung Kepala Sekolah sedang tidak berada di sekolah, dengan adanya izin dari Ibu Lenggar, kamipun akhirnya diberikan waktu untuk mewawancarai 3 orang siswai SD tersebut, dan 3 orang siswai tersebut ditunjuk sendiri oleh Ibu Lenggar. Ibu Lenggar mengatakan kepada peneliti, bahwa ketiga siswai ini merupakan muridnya yang pintar dan cepat tanggap jika ditanya, sehingga Ibu Lenggar menunjuk mereka untuk peneliti wawancarai. Setelah memperkenalkan diri dengan adik-adik tersebut, peneliti bersama kak Nadra selaku koordinator lapangan diarahkan Ibu Lenggar ke ruang guru agar lebih nyaman untuk melakukan proses tanya jawab. Siswi pertama yang peneliti wawancara adalah adik Alya, peneliti menanyakan kepada Alya apakah dia sudah memilik akte kelahiran, Alya mengatakan dia sudah memiliki akte kelahiran pada saat berusia 1 tahun, dan yang mengurus kepemilikan akte kelahirannya adalah orangtuanya sendiri. Alya menuturkan, “Ayah sama mama kak yang mengurus akte kelahiran aku di kantor lurah dekat rumah, kalau biayanya aku kurang tahu berapa kak”.Ketika peneliti bertanya, apakah Alya tahu fungsi dari akte kelahiran, Alya kembali menuturkan, “Waktu masuk sekolah sih kak, aku lihat mama bawa akte kelahiranku sebagai salah satu syarat buat masuk sekolah”. Peneliti kemudian menanyakan kepada Alya, apakah Alya pernah ikut dalam kegiatan forum anak yang diadakan di lingkungan, Alya mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan forum anak, dan Alya sendiri menuturkan tidak mengetahui bahwa di lingkungannya diadakan kegiatan forum anak serta tidak mengetahui forum anak tersebut kegiatan apa. Ketika peneliti menanyakan kepada Alya pernah ikut dalam kegiatan forum anak atau tidak, Alya malah balik bertanya kepada peneliti, forum anak itu apa. Kemudian penelitipun menjelaskan kepada Alya apakah yang dimaksud dengan forum anak. Peneliti mengatakan kepada Alya bahwa forum anak adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan anak dan kegiatan yang dilakukan seperti Osis, Paskibra, PMR, Remaja MesjidGereja, Karang Taruna dan PIK Remaja. Berdasarkan klaster kedua yaitu lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, peneliti menanyakan bagaimana hubungan yang terjalin antara Alya dan kedua orangtuanya, Alya menuturkan, “Aku lebih dekat sama ayah kak daripada mama”.Kemudian peneliti bertanya kenapa lebih dekat dengan ayah, Alya menjelaskan bahwa mamanya tipe orangtua yang serius, tegas dalam merawat anaknya, sedangkan ayahnya lebih enak buat diajak ngobrol, diajak bercanda. Saat menceritakan hubungannya dengan kedua orangtuanya, Alya sangat antusias sekali menceritakan kedekatannya dengan kedua orangtuanya, tetapi berdasarkan keterangan yang Alya berikan, peneliti bisa menangkap bahwa Alya lebih merasa nyaman saat menjalin kedekatan dan menghabiskan waktu dengan ayahnya. Kemudian peneliti bertanya bagaimana lingkungan tetangga di sekitar rumah Alya, Alya mengatakan bahwa banyak teman-teman yang sebayanya di sekitar rumahnya, dan setiap sore mereka pasti bermain-main bersama. Ketika peneliti bertanya apakah di lingkungan rumah Alya ada taman bermain, Alya menuturkan, “Ada sih kak, lapangan buat main-main, kadang-kadang aku sama teman-temanku main disitu, tapi lebih sering dipakai buat abang-abang dekat rumahku buat main bola kak”. Setelah bertanya mengenai hubungan Alya dengan kedua orangtuanya serta teman-teman di lingkungan sekitarnya, kemudian penelitipun bertanya kepada Alya mengenai kegiatan kesehatan dasar dan kesejahteraan yang dilakukan di lingkungan rumah tempat tinggalnya, seperti kegiatan posyandu. Peneliti bertanya kepada Alya, apakah Alya mengetahui apa itu posyandu dan tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut, Alya menuturkan, “Setau aku posyandu itu, adik-adik bayikan kak disuntik tangannya, terus kalau sakit dibawa ke posyandu buat berobat. Aku pernah kak ikut waktu anaknya adik ayah dibawa ke posyandu, aku lihat adik itu disuntik kak tangannya.Terus dikasih obat kak”. Berdasarkan klaster keempat yaitu kegiatan budaya, peneliti kemudian bertanya kepada Alya tentang kegiatan ekstakulikuler di sekolahnya dan bagaimana hubungan yang terjalin dengan staf guru yang mengajar di sekolahnya.Alya menuturkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di sekolahnya adalah pramuka, menari, berenang, les setelah pulang sekolah buat persiapan UN.“Kalau menari waktu kelas V kak adanya, karena sekarang kami udah kelas VI jadi kami kegiatannya Les mata pelajaran setiap pulang sekolah kak buat persiapan UN, jadi kami dibilang sama ibu guru harus lebih banyak belajar kak supaya persiapannya cukup buat UN nanti”.Sedangkan untuk kegiatan dalam membersihkan sekolah, Alya mengatakan bahwa diadakan kegiatan gotong royong untuk membersihkan sekolah setiap seminggu sekali pada waktu pelajaran olahraga.Dan untuk fasilitas dalam mendukung kegiatan belajar, disekolahnya ada perpustakaan disediakan oleh pihak sekolah, para siswai boleh meminjam buku-buku dari perpustakaan dengan syarat harus memiliki dulu kartu perpustakaan. Alya menambahkan bahwa perpustakaan di sekolahnya buku-buku yang disediakan banyak, Alya biasanya meminjam buku dari perpustakaan di sekolahnya untuk dibawa pulang dan dipelajari dirumah untuk bahan-bahan referensi buat UN.“Soal-soal latihan yang diberikan Ibu guru aku bahas-bahas dirumah kak, aku juga sering minjam buku-buku dari perpustakaan buat dipelajari dirumah”.Menurut Alya sendiri, jika ada soal-soal yang diberikan oleh gurunya dan dia tidak mengerti, esoknya dia akan bertanya kembali kepada gurunya bagaimana cara untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Pada saat menjelaskan hubungan yang terjalin dengan gurunya disekolah, Alya sangat bersemangat menceritakannya kepada peneliti, bahkan Alya mengatakan dia sangat dekat dengan salah satu guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia yaitu Ibu Yuniarti, Alya mengatakan dia senang sekali jika Ibu Yuniarti mengajar, sehingga membuatnya lebih mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan dan selalu merasa semangat jika waktu belajar dimulai. “Aku suka kak kalau Ibu Yuniarti mengajar, orangnya lucu, jadi waktu belajar enggak bosan dan enggak ngantuk kak”. Nama : Aura Fitria Usia : 11 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Aceh Alamat : Jln. Sidorukun Gg. bakaran batu Siswi kedua yang peneliti wawancara adalah Aura Fitria. Aura merupakan pelajar aktif di salah satu Sekolah Dasar di kelurahan Pulau Brayan Darat II yang ditetapkan sebagai sekolah ramah anak yaitu SD Negeri 064964 yang terletak di Jln. Sidodame Komplek Pemda. Peneliti melakukan wawancara dengan Aura yang merupakan salah satu siswi kelas VI yang bersekolah di SD Negeri 064964. Aura merupakan teman sebangku Alya, mereka berdua sudah berteman dan bersahabat sejak kelas I-kelas VI, saat peneliti hendak bertanya kepada Aura, peneliti melihat perilaku dan tingkah laku Aura yang terlihat ceria dan aktif. Sepanjang peneliti melakukan wawancara dengan Aura, sangat terlihat Aura merupakan anak yang tidak bisa diam, dia selalu melakukan komunikasi yang terus berlanjut dengan peneliti sehingga membuat peneliti merasa cepat akrab dengan Aura. Aura mengatakan bahwa dia sudah memiliki akte dan kepemilikan akte kelahiran tersebut pada saat Aura berusia 10 tahun, saat peneliti bertanya mengapa Aura baru memiliki akte kelahiran pada saat berusia 10 tahun, Aura menuturkan, “Bapak sama mamak gatau kak akte kelahiran, kemaren itu Ibu guru manggil mamak kak ke sekolah, mamak disuruh buatkan akte kelahiran aku, karena kata Ibu guru buat UN harus ada akte kelahiran, makanya dibuatlah akte kelahiranku kak sama mamak. Kemaren mamak yang ngurus buat akte kelahiran, cara-cara ngurusnya sama syarat-syarat apa aja yang diperlukan Ibu guru yang kasitahu sama mamak kak”. Saat penulis menanyakan kepada Aura apakah dia tahu apa fungsi dari akte kelahiran, sama seperti jawaban yang diberikan Alya teman sebangkunya, Aura mengatakan bahwa akte kelahiran merupakan salah satu syarat buat ikut dalam UN. Kemudian peneliti bertanya kepada Aura apakah pernah mengikuti kegiatan forum anak, Aura mengatakan bahwa dia pernah mengikuti kegiatan forum anak, kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi yang dilakukan oleh staf pegawai BPPKB dan kegiatan sosialisasi dilakukan di kantor lurah dekat lingkungan rumahnya. “Aku pernah ikut kak kegiatan sosialisasi diajak sama kawan mamak, kawan mamak itu kerja di kantor lurah kak, jadi ibu itu datang kerumah ngajak aku buat ikut sosialisasi forum anak di kantor lurah”.Saat peneliti bertanya kepada Aura, apakah Aura mengetahui apa itu forum anak dan apa saja kegiatan yang dilakukan pada saat sosialisasi forum anak, Aura kembali menuturkan, “Kami dibagi 3-4 kelompok kak, terbagi-bagi menurut usia kami terus kami dikasih bahan buat diskusi sama kakak-kakak dari BPPKB, kami juga diberikan kebebasan menyatakan pendapat terus bertanya tentang bahan diskusi yang diberikan kak. Jadi kalo menurutku, aku suka sih kak ikut kegiatan sosialisasinya, jadi aku bisa memperbanyak kawan terus aku jadi semakin banyak ilmu kak. Setelah bertanya tentang kegiatan forum anak kepada Aura, kemudian peneliti bertanya bagaimana hubungan yang terjalin antara Aura dengan kedua orangtuanya dan juga dengan teman-teman di lingkungan sekitarnya. Aura mengatakan bahwa hubungannya dengan kedua orangtuanya baik, setiap sabtuminggu orangtuanya pasti mengajaknya dan juga kakaknya yang saat ini kelas III SMP berjalan-jalan, Aura juga menambahkan, setiap malam baik mamak atau bapaknya pasti menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah pr, “Setiap malam sehabis makan malam, mamak ataupun bapak pasti nanyak kak, aku ada pr atau engga. Nanti kalau ada, pasti aku ditemani juga dibantui buat ngerjakan pr ku dari sekolah kak. Bapak sama mamak juga dekat kak dengan wali kelasku di sekolah, waktu ngurus akte kelahiranku aja, mamak dibantu sama wali kelasku kak. Wali kelasku juga sering berbicara dengan mamak mengenai prestasi belajarku dan juga mengingatkan sama mamak buat aku rajin-rajin belajar buat persiapan UN nanti supaya lulus kak”. Aura mengatakan hubungannya dengan teman-teman di lingkungannya berjalan dengan baik, teman-teman di lingkungan dekat rumahnya disediakan fasilitas bermain yaitu lapangan yang terdapat di dekat rumahnya. Berdasarkan klaster ketiga, kesehatan dasar dan kesejahteraan, peneliti bertanya kepada Aura apakah Aura mengetahui apa itu posyandu dan bagaimana tanggapannya terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu, Aura menuturkan, “Aku tahu kak posyandu, karena mamak ada bagian juga sih kak waktu ada kegiatan posyandu, jadi aku pernah ikutkan kak waktu mamak ada kegiatan posyandu, jadi aku lihat mamak nimbang-nimbang adik-adik bayi kak di ayunan, kata mamak buat tahu berat badan adik bayi itu. Kadang-kadang mamak juga datang kak ke rumah ibu-ibu dekat rumah kami yang punya anak bayi, supaya anak bayinya di timbang berat badannya, kalau ibu itu enggak sempat datang waktu kegiatan posyandu itu berjalan kak”. Selanjutnya peneliti bertanya kepada Aura kegiatan ekstrakulikuler apa yang diikutinya di sekolah, menurut penuturan Aura, dia sangat senang dengan kegiatan ekstrakulikuler menari, berbeda dengan Alya teman sebangkunya yang terkesan lebih pendiam saat peneliti wawancara dan juga tidak mengikuti kegiatan ekstakulikuler, Aura dengan antusias menjelaskan bahwa dia sewaktu kelas V sangat sering sekali ikut kegiatan ekstakulikuler menari yang diajarkan oleh guru kesenian, bahkan hingga sampai dirumahpun, Aura sering mencoba kembali tarian-tarian yang diajarkan oleh guru keseniannya pada waktu di sekolah. “Banyak kak tarian yang diajarkan sama Ibu guru, tapi aku paling suka tari tor-tor khas sumatera utara. Aku paling suka pelajaran kesenian.Bahkan waktu acara memperingati tujuh belas agustus aku ikut lomba menari di sekolah dan dapat juara 1 kak.Aku suka sekali menari.” Aura menambahkan, bahwa dia dan Alya juga sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia di sekolahnya, mereka sering meminjam buku-buku pelajaran untuk dibawa pulang ke rumah sebagai bahan referensi tambahan dalam menyelesaikan soal-soal yang didapat dari gurunya.Menurut penuturan Aura, buku-buku yang terdapat di perpustakaan mereka banyak jenis-jenisnya, di perpustakaan mereka juga disediakan buku-buku anak-anak, ada juga atlas, peta buta, dan mereka bisa meminjamnya dan membawa pulang untuk dibaca dan dipelajari kembali. Mereka juga terbiasa setelah makan pada saat jam istirahat, menyempatkan waktunya sebelum lonceng sekolah untuk masuk kembali ke kelas, untuk membaca buku di perpustakaan sekolah mereka. Pelajaran yang paling disukai oleh Aura adalah pelajaran kesenian menari, bahkan berdasarkan penuturan Alya yang merupakan teman sebangku Aura, Aura merupakan kebanggaan dari sekolah mereka, jika ada perlombaan menari baik antar sekolah ataupun antar lingkungan di Kelurahan, pasti Aura yang ditunjuk para guru untuk mewakili SD Negeri 064964 dalam mengikuti perlombaan menari. “Aku sangat suka menari kak, dari sekolah juga kalau aku ikut lomba menari pasti dipinjami baju dari Ibu guru kak. Biasanya Ibu guru bertanya dulu sama aku, aku mau tarian apa, terus nanti diajarkan sama Ibu guru kak bagaimana tariannya. Kadangpun aku latihannya di rumah Ibu guru kak, karena rumahku sama rumah Ibu guru dekat kak”. Nama : Muhammad Alfan Syahbana Usia : 12 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jln. Sidodame Gg. Ikhlas Siswa ketiga yang peneliti wawancara adalah Muhammad Alfan Syahbana. Alfan merupakan pelajar aktif di salah satu Sekolah Dasar di kelurahan Pulau Brayan Darat II yang ditetapkan sebagai sekolah ramah anak yaitu SD Negeri 064964 yang terletak di Jln. Sidodame Komplek Pemda. Peneliti melakukan wawancara dengan Alfan yang merupakan salah satu siswi kelas VI yang bersekolah di SD Negeri 064964. Alfan merupakan siswa kelas VI di sebelah kelas VI Alya dan Aura, Alfan kelas VI-B, sedangkan Alya dan Aura kelas VI-A. Namun, diantara mereka bertiga terjalin kedekatan, karena pada saat bersama-sama dengan peneliti di runag guru untuk diwawancarai, mereka bertiga terlihat kompak mengobrol, ketika peneliti bertanya kepada mereka, Alfan mengatakan bahwa dirinya dan Aura merupakan tetanggaan, teman dekat rumah sementara dengan Alya, Alfan mengenalnya karena Alya sering main ke rumah Aura sepulang sekolah, menunggu untuk dijemput ayahnya. Saat ditanya peneliti pada saat usia berapa Alfan mempunyai akte kelahiran, Alfan menuturkan kepada peneliti bahwa dia mempunyai akte kelahiran baru-baru saja, pada saat usia 12 tahun. “Aku punya akte kelahiran baru-baru ini kak, waktu umur 12 tahun.Itupun yang mengurusnya uwakku kak, karena aku tinggal sama uwakku, mamakku bekerja di Malaysia jadi tkw, kalau bapak udah meninggal kak waktu umurku masih kecil”. Alfan menambahkan bahwa uwaknya yang langsung mengurus ke kantor lurah dekat rumahnya melalui kepala lingkungan di rumahnya. Saat peneliti bertanya apakah pada saat mengurus akte kelahiran, uwaknya dikenakan biaya, Alfan menuturkan, “Uwak enggak dikenakan biaya kak waktu ngurus akte kelahiranku, karena kepala lingkungan di rumah kami kawannya uwak, kawan akrab.Jadi uwak enggak dikenakan biaya waktu ngurus akte kelahiran.” Kemudian peneliti bertanya apakah Alfan mengetahui apa fungsi dari akte kelahiran, sama seperti penuturan Alya dan Aura, Alfan mengatakan bahwa akte kelahiran digunakan untuk keperluan UN, akte kelahiran merupakan syarat sebagai salah satu peserta UN. Peneliti kemudian bertanya apakah Alfan pernah mengikuti kegiatan forum anak, Alfan mengatakan bahwa dia pernah mengikuti kegiatan sosialisasi forum anak sama seperti Aura dan kegiatan yang dilakukan adalah dibagi perkelompok dan diberikan bahan buat diskusi bersama teman-teman seumuran lainnya dan kegiatan tersebut diadakan di kantor lurah lingkungan rumahnya. Alfan menambahkan, “Aku bersama teman-teman laki-laki di dekat rumah juga ikut kegiatan di Mesjid kak, kami biasanya setiap jumat sore berkumpul di Mesjid kak, diajari mengaji sama Pak ustad dekat rumah. Bersama teman-teman dekat rumah, sering kak diadakan kegiatan-kegiatan Islami di Mushola, apalagi kalau memperingati perayaan besar Islam kak, seperti: isra miraj, maulid”. Ketika peneliti menanyakan bagaimana hubungan Alfan dengan keluarganya, Alfan menuturkan bahwa semenjak dia berusia 5 tahun, yang mengurusnya adalah uwaknya, ibunya bekerja di Malaysia sebagai tkw. “Aku tinggal sama uwak kak bertiga, kalau komunikasi sama ibu lancer kak, biasanya 2-3 kali dalam seminggu pasti Ibu menelepon aku kak.Kalau dirumahpun, uwak yang menemani aku belajar, juga wak yang jemput aku pulang sekolah.Uwak baik kali kak sama aku.”Berdasarkan penuturan yang diungkapkan oleh Alfan kepada peneliti tentang hubungannya dengan keluarganya, Alfan menunjukkan muka yang serius dan senang menceritakan hubungannya dengan uwaknya. Kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh Alfan di sekolahnya adalah kegiatan pramuka, Alfan menuturkan bahwa dia pernah ikut kemah pramuka ke sibolangit bersama teman-temannya di sekolah dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh mereka, disediakan oleh pihak sekolah.Kegiatan kemah pramuka tersebut diawasi oleh guru mereka yang ikut juga.“Banyak yang aku dapat kak ilmu kalau ikut kegiatan pramuka sama teman-teman, kami diajarkan supaya lebih peduli sama lingkungan, kami diajarkan buat menjaga lingkungan, enggak buang sampah sembarangan, terus aku sama teman-teman juga diajarkan supaya jadi anak yang mandiri.Kalau ditanya kegiatan ekstrakulikuler, aku suka kegiatan pramuka kak.” Alfan juga mengatakan dia sangat suka pelajaran olahraga, dia dan teman-temannya biasanya akan bermain bola kaki di lapangan yang terdapat di sekolah, dan mereka juga melakukan kegiatan gotong royong untuk membersihkan sekolah, kegiatan yang dilakukan adalah menyapu kelas, menyabuti rumput, dan mengelap jendela kelas. “Banyak kegiatan yang dilakukan pada saat pelajaran olahraga kak, biasanya kami dikasih kesempatan sama Bapak guru untuk bermain permainan olahraga apa yang kami sukai, kalau aku bersama teman-teman laki-laki biasanya bermain bola kaki atau bermain bulu tangkis, kalau teman-teman perempuan bermain bola kasti kak. Teruspun peralatan-peralatan yang diperlukan buat olahraga, semuanya disediakan dari pihak sekolah kak.Tapi sebelum olahraga, kami wajib membersihkan kelas sama lingkungan sekolah dulu kak.” ANALISIS DATA Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan utama yaitu Alya, Aura dan Alfan, telah diketahui bahwa pelaksanaan program KLA sudah berjalan cukup baik.Ditandai dengan ketiga pelajar tersebut sudah memiliki akte kelahiran sendiri, meskipun informan kedua yaitu Aura dan informan ketiga yaitu Alfan baru-baru saja memiliki akte kelahiran. Tetapi ketika peneliti bertanya kepada mereka, apakah mereka mengetahui apa manfaat dari akte kelahiran, ketiga-tiganya serentak menjawab bahwa akte kelahiran merupakan syarat untuk mengikuti UN yang diadakan pihak sekolah. Bahkan mereka menuturkan bahwa, guru-guru di sekolah mereka melakukan sosialisasi kepada setiap orangtua siswai untuk mengurus akte kelahiran karena akte kelahiran sangat berguna dan bermanfaat bagi anak dan orangtuanya merekapun menerima saran yang diberikan oleh guru-guru di sekolah mereka dengan segera membuat akte kelahiran, bahkan para guru juga turut serta membantu para orangtua yang kurang mengerti bagaimana cara untuk mengurus akte kelahiran anak mereka. Kegiatan forum anak yang diadakan oleh BPPKB juga memberikan dampak positif bagi para informan utama, ditandai dengan penuturan dari Aura dan Alfan yang mengatakan bahwa mereka mau kembali jika diajak untuk ikut dalam kegiatan sosialisasi forum anak. Bahkan Aura mengatakan, bahwa dengan ikut kegiatan forum anak, dia mendapat banyak ilmu, mendapat banyak teman, dan juga lebih bebas untuk mengeluarkan pendapat pada saat melakukan diskusi denga teman-teman seumurannya. Meskipun satu informan utama yaitu Alya, tidak mengetahui apa itu forum anak bahkan tidak pernah mendengar apa itu forum anak, tetapi setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan dari peneliti serta penuturan dari kedua temannya yaitu Aura dan Alfan, Alya sendiri merasa tertarik untuk ikut dalam kegiatan forum anak yang diadakan di lingkungan rumah oleh BPPKB Kota Medan. Hubungan dengan orangtua dan juga lingkungan sekitar rumah para informan utama juga berjalan dengan baik, seperti penuturan Alya dan Aura, dia dan teman-temannya biasanya setiap sore bermain-main bersama di lapangan dekat rumah mereka meskipun terkadang lapangan tersebut lebih sering digunakan oleh abang-abang dekat rumahnya untuk bermain bola. Sedangkan penuturan dari Alfan lebih terperinci lagi, yaitu dia dan teman-temannya bahkan aktif dalam kegiatan remaja mesjid di lingkungan rumahnya, mereka biasanya setiap Jumat sore dikumpulkan di Mesjid oleh Pak ustad untuk diajari mengaji dan mereka juga ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan jika ada kegiatan untuk memperingati hari raya Islam, seperti Isra miraj atau maulid. Hal tersebut sangat baik dalam menumbuhkan karakter anak dalam melakukan adaptasi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya karena menciptakan KLA dimulai dari keluarga dan lingkungan yang baik. Kegiatan posyandu yang dilakukan di lingkungan para informan utama juga mereka ketahui, dapat dilihat dari penuturan mereka ketika peneliti bertanya, apakah mereka mengetahui apa itu posyandu dan kegiatan apa yang dilakukan pada saat kegiatan posyandu dilakukan, Alya menuturkan bahwa di posyandu anak bayi diberikan obat dan disuntik jika sakit. Baik Alya maupun Aura pernah ikut melihat kegiatan apa saja yang dilakukan di posyandu, bahkan Aura mengatakan bahwa Mamaknya merupakan salah satu anggota kader dalam kegiatan yang dilakukan di posyandu dan berdasarkan penuturan yang diberikan oleh Aura, peneliti dapat melihat bahwa kegiatan yang dilakukan di posyandu dalam rangka pemenuhan kesehatan dasar dan kesejahteraan berjalan dengan baik, ditandai dengan kegiatan-kegiatan yang berjalan dengan baik dilakukan bahkan kader dan anggotanya juga datang ke rumah ibu-ibu yang memiliki bayi untuk memeriksa kesehatan bayi para ibu-ibu jika para ibu-ibu tidak sempat datang ke posyandu untuk memeriksa kesehatan bayi mereka. Kegiatan ekstrakulikuler yang berlangsung di sekolahpun berjalan dengan baik, para informan utama memiliki kegiatan ekstrakulikuler favorit mereka masing-masing, seperti Aura yang menyukai kegiatan ekstakulikuler menari, bahkan Aura sendiri dipilih oleh pihak sekolah jika ada perlombaan menari antar sekolah dan antar lingkungan, juga fasilitas yang diberikan seperti baju yang disediakan untuk Aura jika dia mengikuti perlombaan menari, dan juga guru keseniannyapun memberikan kebebasan kepada Aura dalam memilih ingin menarikan tarian apa dan juga memberikan latihan dan pengajaran kepada Aura dalam menari sehingga membuat Aura sangat menyukai kegiatan ekstrakulikuler menari, bahkan pada saat menceritakan kepada peneliti dengan kegiatan menarinya tersebut, Aura sangat terlihat antusias dan gembira menceritakannya. Alfan sendiri mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pramuka, dan ada kegiatan berkemah yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada para siswanya yang mengikuti kegiatan ekstakulikuler pramuka. Bahkan menurut penuturan Alfan sendiri, dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di sekolahnya sangat berguna bagi dirinya, karena pada saat kegiatan pramuka dilakukan di alam terbuka, mereka diajarkan untuk menjaga, merawat lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan, juga membuat mereka menjadi anak yang lebih mandiri dan pastinya lebih dekat dengan alam. Untuk kegiatan gotong royongpun, diadakan pada saat pelajaran olahrga seminggu sekali yaitu kegiatan membersihkan sekolah dan kelas, yaitu menyapu kelas, menyabut rumput dan mengelap jendela.Hal tersebut sangat baik dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan kepada anak supaya lebih menjaga dan merawat lingkungan sekitarnya agar tetap terjaga kebersihannya sehingga lingkungan tempat mereka bermain tidak menimbulkan penyakit bagi mereka.

5.2.3 Informan Tambahan