Tahap-tahap Penerjemahan Teori Terjemah

27 sama baik kata perkatanya memiliki kesamaan arti atau tidak. Cara ini disebut aliran terjemah maknawiyah atau terjemah bebas. 19 Contoh perbandingan antara dua aliran terjemah tersebut: 1. ﻚ ﺎ آ Terjemahan harfiyah, Bagaimana kabarmu? Terjemahan maknawiyah, Apa kabar? 2. ا ا ﷲا terjemahan harfiyah, tidak ada tuhan selain Allah terjemahan maknawiyah, yang berhak disembah hanya Allah 3. ﻬ أ ةﺮﻜ ﻰ اوؤﺎ Terjemahan harfiyah, mereka datang di atas unta betina bapak mereka Terjemahan maknawiyah, mereka datang semuanya tanpa kecuali. 20

3. Tahap-tahap Penerjemahan

19 Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 22. 20 Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 23. 28 Tahap atau proses penerjemahan adalah urutan aktifitas yang dimaksudkan untuk menuangkan proses berpikir yang dilakukan penerjemah pada saat menerjemahkan. Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul “A Survey of Translation Theory” mengemukakan tujuh tahap dari proses penerjemahan: 1. Penjajagan Tuning Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Maksudnya penerjemah mengetahui bahasa siapa yang akan diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang ahli hukumkah, seorang penulis iklankah, dan sebagainya. Sebuah puisi harus menjadi sebuah puisi bukan artikel. Sebuah sanjak harus menjadi sebuah sanjak bukan prosa. Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap atau pendekatan mental yang tepat, harus dapat membayangkan pilihan kata atau susunan frase dan kalimat yang selaras. 2. Penguraian Analysis Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan sintaksis antara berbagai unsur kalimat itu. Pada tahap ini penerjemah sudah dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya. 3. Pemahaman understanding 29 Pada bagian ini penerjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap paragraf alinea dan ide-ide pendukung dan pengembangnya. Ia harus dapat menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar paragraf. Dalam hal ini penerjemah hendaknya satu bidang ilmu dengan pengarang, sehingga penerjemah dapat mengetahui konteks naskah yang akan diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah menjadi pengarang sendiri, meskipun sebidang ilmu dengan pengarangnya. 4. Peristilahan Terminology Setelah pemahaman isi dan bentuk dalam bahasa sumber, penerjemah kemudian berpikir tentang pengungkapannya dalam bahasa sasaran. Terutama dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang tepat dan selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah yang digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah Penulis kutip di atas, harus satu bidang ilmu. Jika penerjemah masih kesulitan, hendaknya berkonsultasi langsung pada para ahli bidang tersebut. 5. Perakitan Restructuring Pada tahap ini penerjemah mulai menyusun kata, frase, kalimat, dan paragraf. Model bahasa sumber harus selaras dengan bahasa sasaran .jika bahasa sumber bercorak naturalis, maka bahasa sasaran juga harus bersifat naturalis. 6. Pengecekan Checking Tulisan yang bagus adalah tulisan yang berkali-kali dibaca dan diedit. Demikian juga sebuah penerjemahan jangan merasa puas dengan hasil pertama. 30 Akan tetapi harus diperiksa tanda bacanya dan kalimat yang belum sepadan, sehingga menjadi kalimat yang efektif. 7. Pembicaraan Discussion Untuk mengakhiri proses penerjemahan ialah penerjemah mendiskusikan hasil terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasanya. 21 Namun, menurut MacArthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa tahapan penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga. 22 1. Receptive Phase Æ merujuk pada usaha menangkap idea tau pikiran dalam bahasa asal. 2. Code-Switcing Æ mencari padanan dalam bahasa sasaran 3. Productive Phase Æ hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan norma atau aturan dalam bahasa sasaran. Metode Penerjemahan ada delapan yaitu: Penerjemahan kata demi kata Word for word translation, Penerjemahan harfiah Literal translation, Penerjemahan setia Faithful translation, Penerjemahan semantik Semantic translation, Saduran Adaptation, Penerjemahan bebas Free transaltion, Penerjemahan idiomatik Idiomatic translation,Penerjemahan komunikasi Communicative translation. 23

B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya