Pengujian Normalitas Pengujian Multikolinearitas

menentukan apakah model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section sehingga pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.

5.4.1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran normal. Normalitas data dapat dilihat pada grafik P-P Plot yang berbentuk linear dan bertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot. Selain melihat grafik P-P Plot juga dapat dilihat dari hasil tingkat signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan melihat uji grafik dan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji grafik di mana sebaran data berbentuk linear dan bertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot dan nilai signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,932 sehingga lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data Tabel 5.12. Pengujian Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 62 Mean .0000000 Normal Parameters a,,b Std. Deviation 2.17278927 Absolute .069 Positive .063 Most Extreme Differences Negative -.069 Kolmogorov-Smirnov Z .540 Asymp. Sig. 2-tailed .932 Sumber: Lampiran 5 Universitas Sumatera Utara

5.4.2. Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel-variabel bebasvariabel independen. Untuk dapat melihat ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat angka colinierity statistic yang ditunjukkan oleh nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance, dengan kriteria: jika nilai VIF dari 10 dan nilai tolerance dari 0,1 maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinearitas Lubis et. al, 2007. Hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tolerance colinierity statistic adalah 0,822 atau lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF adalah 1,217 atau lebih kecil dari 10. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan diuji terbebas dari masalah multikolinearitas. Hasil dari colinierity statistic terlihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Hasil Pengujian Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Tolerance VIF Constant 2.126 2.729 ABK .401 .102 .822 1.217 1 SIPKD .283 .101 .822 1.217 Sumber: Lampiran 6

5.4.3. Pengujian Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan

11 164 102

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik

0 5 12

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, SISTEM AKUNTANSI KEUANGANDAERAH, DAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kin

0 4 19

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, SISTEMAKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN SISTEM Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (St

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Surakarta).

0 2 8

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 2 15

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

ANALISIS PENGARUH PEMBERLAKUAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Di Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung).

0 1 102

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014.

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

0 3 14