Analisis Koefisien Determinasi R Hasil Persamaan Regresi

terhadap variabel dependen. Hasil Pengujian uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constant 2.126 2.729 .779 .439 ABK .401 .102 .437 3.937 .000 1 SIPKD .283 .101 .311 2.797 .007 Sumber: Lampiran 8 Dari uji t yang dilakukan diperoleh hasil nilai t untuk variabel ABK sebesar 3,937 dan untuk variabel SIPKD sebesar 2,797 dengan tingkat signifikansi masing- masing 0,000 untuk ABK dan 0,007 untuk SIPKD. Dengan memperhatikan kriteria pengujian, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat dimana nilai t untuk masing-masing variabel bebas dari t-tabel sebesar 1,980 dan nilai signifikansi masing-masing variabel bebas dari 0,05. Hasil uji t ini menjelaskan bahwa ‘Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja’ dan ‘Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah’ secara parsial dan juga secara signifikan mempengaruhi ‘Kinerja SKPD’ di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun.

5.5.3. Analisis Koefisien Determinasi R

2 Nilai R pada dasarnya mengukur seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, nilai R menunjukkan 0,634 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.16, hal ini menjelaskan Universitas Sumatera Utara bahwa variabel Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja dan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai hubungan yang erat dengan Kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Simalungun. Nilai R 2 maupun nilai adjusted R 2 merupakan koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel bebas yang ada dalam model menerangkan variasi varibel terikat yang ada. Jika nilai koefisien determinasi mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan variasi variabel terikat. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan variabel bebas menerangkan varibel terikat yang digunakan adalah nilai adjusted R 2 . Nilai adjusted R 2 dari hasil penelitian ini adalah 0,382. Nilai ini mempunyai makna bahwa variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 38,20. Dengan kata lain 38,20 perubahan kinerja SKPD mampu dijelaskan oleh penerapan anggaran berbasis kinerja dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, sedangkan sisanya sebesar 61,80 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Tabel 5.16. Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .634 a .402 .382 2.20931 a. Predictors: Constant, SIPKD, ABK b. Dependent Variable: KINERJA SKPD Sumber: Lampiran 8 Universitas Sumatera Utara

5.5.4. Hasil Persamaan Regresi

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat hasil persamaan sebagai berikut: Y = 2,126 + 0,401X 1 + 0,283X 2 + e atau KINERJA SKPD = 2,126 + 0,401 ABK + 0,283 SIPKD + e Dari model regresi tersebut di atas, nilai konstanta yang tercantum sebesar 2,126. Hal ini berarti jika variabel independen dalam model diasumsikan tidak ada atau sama dengan nol, secara rata-rata variabel di luar model akan tetap meningkatkan kinerja SKPD sebesar 2,126 satuan. Nilai koefisien regresi â 1 sebesar 0,401 dapat diartikan bahwa variabel penerapan anggaran berbasis kinerja X 1 berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Y. Hal ini menunjukkan bahwa ketika penerapan anggaran berbasis kinerja meningkat satu satuan, kinerja SKPD juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,401 satuan. Nilai besaran koefisien regresi â 2 sebesar 0,283 dapat diartikan bahwa variabel sistem informasi pengelolaan keuangan daerah X 2 berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Y. Hal ini menunjukkan bahwa ketika sistem informasi pengelolaan keuangan daerah meningkat satu satuan, kinerja SKPD juga akan Universitas Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,283 satuan. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa koefisien dari seluruh variabel independen bertanda positif. Hal ini berarti bahwa hubungan antara ‘Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja’ dan ‘Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah’ dengan ‘Kinerja SKPD’ adalah positif di mana jika semakin bertambah variabel ‘ Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja’ dan ‘Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah’ maka akan semakin meningkat pula ‘Kinerja SKPD’ di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun.

5.6. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan

11 164 102

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik

0 5 12

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, SISTEM AKUNTANSI KEUANGANDAERAH, DAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kin

0 4 19

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, SISTEMAKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN SISTEM Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (St

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Penilaian Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Surakarta).

0 2 8

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 2 15

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

ANALISIS PENGARUH PEMBERLAKUAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Di Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung).

0 1 102

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014.

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

0 3 14