YMCA, kata-kata Chevrolet dan angka-angka WD-40, 7-Eleven. Elemen- elemen dari suatu merek yang tidak dapat diucapkan dikenal dengan tanda merek
brand mark misalnya tanda Mercedez-Benz yang terkenal oleh semua orang dan symbol perusahaan penerbangan Delta.
Pemilihan merek untuk suatu jenis barang perlu dipikirkan karena bagaimanapun kecilnya merek yang telah kita pilih mempunyai pengaruh terhadap
kelancaran penjualan. Nama merek harus disesuaikan dengan keadaan produk atau perusahaan yang bersangkutan.
C. Tujuan Pemberian Merek
Menurut Lamb, Hair, McDaniel 2001:421, merek mempunyai tiga manfaat utama yaitu:
1. Identifikasi produk Nama merek membantu konsumen mengidentikasi produk yang memberikan
manfaat bagi mereka. Merek juga memberitahu konsumen seberapa tinggi kualitas produk. Merek memperbolehkan para pemasar membedakan produk
mereka dari semua produk lainnya. 2. Penjualan Berulang
Penjualan berulang terjadi karena para konsumen merasa puas. Konsumen yang selalu membeli merek yang sama mengeahui bahwa mereka akan
mendapat fitur, manfaaat dan kualitas yang sama setiap kali mereka melakukan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
3. Penjualan Produk Baru Tujuan utama ketiga dari merek adalah untuk memudahkan penjualan produk
baru. Perusahaan dan nama merek yang sudah terkenal akan sangat berguna bila sewaktu-waktu memperkenalkan produk baru.
D. Syarat-Syarat Memilih Merek
Merek yang telah dipilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Sehingga untuk setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek
yang dapat menimbulkan kesan yang positif. Menurut Kotler dan Amstrong 2004:351, bahwa ciri-ciri yang diinginkan atas suatu nama merek adalah sebagai
berikut: 1.
Nama merek harus mencerminkan tentang manfaat dan kualitas produk yang ditawarkan. Contohnya adalah Craftsman, Sunkist, Spic and Span, Snuggles.
2. Nama merek harus mudah dieja, dikenali, dan diingat; nama yang singkat akan
membentu. Contohnya Tide, Aim, Puffs. Tetapi kadangkala nama yang panjang juga efektif, seperti pembersih karpet “Love My Carpet”, mentega “I
Can’t Believe It’s Not Butter”. 3.
Nama merek harus khas. Contohnya: Taurus, Kodak, Exxon 4.
Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa asing 5.
Nama merek harus bisa didaftarkan dan mempunyai kekuatan hukum. Sebuah nama merek tidak dapat didaftarkan jika nama tersebut sudah menjadi hak
milik lainnya.
Universitas Sumatera Utara
E. Defenisi Perilaku Konsumen
The American Marketing Setiadi, 2003:3 mendefenisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Ada tiga ide penting dalam defenisi tersebut , yaitu:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis.
2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan
kejadian disekitar. 3.
Hal tersebut melibatkan pertukaran. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang
konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi
perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis
perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang
sama disepanjang waktu, pasar dan industri. Menurut Lamb, Hair, McDaniel 2001:188, Perilaku konsumen adalah
proses seseorang pelanggan dalam membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembellian barang atau jasa yang
dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Sementara Loudon dan Bitta Simamora, 2003:81
mendefenisikan perilaku konsumen yang lebih menekankan pada suatu proses
Universitas Sumatera Utara
pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Menurut Kotler dan Amstrong 2004:199, bahwa perilaku pembelian
konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir dari setiap individu dan rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Seluruh konsumen akhir itu membentuk pasar konsumen. Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang atau
jasa untuk konsumsi pribadi.
F. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian