57 kategori tinggi, di mana siswa sudah mengetahui bagaimana cara menulis
karangan deskripsi karena guru telah menggunakan media gambar.
F. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media gambar
dengan menunjukan sikap antusiasme dan semangat siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap tulisan. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada lembar
observasi guru terhadap siswa. Pada pertemuan pertama prestasi siswa berkategori sedang, yaitu 17,5. Pada pertemuan kedua jumlah rata-rata keaktifan siswa
dikategorikan tingkat tinggi dengan skor 23,5. Hal ini membuktikan terjadinya peningkatan dalam keaktifan siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan
kedua. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus I sudah mencapai kriteria ketuntasan materi tersebut sehingga penelitian dapat dihentikan.
Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal ini didukung juga dengan data dari hasil angket yang diberikan
kepada siswa sebanyak satu kali, yaitu di akhir siklus I. Angket terdiri sepuluh pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu ya dan tidak. Hasil angket persepsi
siswa terhadap media gambar dalam pembelajaran materi menulis karangan deskripsi mengalami peningkatan.
Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami peningkatan dengan skor 64,6 menjadi postest 75. Ini berarti hasilnya sudah
mencapai nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa.
G. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.
Media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi karena siswa telibat aktif dalam proses
58 pembelajaran, sehingga mempermudah siswa dalam merangkai kata menjadi
sebuah karangan. pada awalnya siswa merasa kesulitan dalam menulis sebuah karangan. Namun ketika guru menjelaskan materi dengan menerapkan media
gambar, siswa memperhatikan maka siswa pun dapat menulis karangan deskripsi dengan baik. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil postest, angket, dan
jurnal siswa. Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar.
penelitian diakhiri siklus karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis karangan
deskripsi karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru, serta mengerjakan postest dengan sungguh-sungguh, membuat siswa lebih memahami
materi yang telah dipelajari. Menurut hasil angket, siswa lebih memahami materi menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa, khususnya menulis karangan deskripsi. Apabila dilihat dari hasil tes siswa maka akan terlihat peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah menggunakan media gambar, hasil itu dapat dilihat dalam diagram piramida di
bawah ini.
56 58 60 60 60 60 60 60 60 60 61 61 65 65 65 66 Hasil
pretest 70 70 70 70 70 70 70 71 71 73
66 70 70 70 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 Hasil
postest 75 80 80 80 80 80 80 82 83 85
59
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisi data, media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari skor angket persepsi siswa terhadap media gambar 24 91,2 siswa yakin lebih bertambah pemahaman menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media
gambar. Jika ditinjau dari setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian
mengalami peningkatan, rata-rata skor tes awal 64,6 meningkat pada tes akhir menjadi 75. Selain itu dapat terlihat pada lembar observasi yang sesuai dengan
skala penilaian yang ditetapkan menunjukan peningkatan, yaitu pada pertemuan pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat sedang, sedangkan pada
pertemuan kedua terdapat peningkatan dengan prestasi tingkat tinggi.
B. Saran