ditolak sedangkan H
1
diterima. Hal ini memberi arti bahwa rasa aman untuk kelompok masyarakat yang memanfaatkan pelayanan puskesmas mempunyai
pengaruh terhadap tingkat utilisasi masyarakat. Nilai Exp B untuk variabel rasa aman pada kelompok masyarakat yang
memanfaatkan puskesmas adalah 8,133, hal ini memberikan makna bahwa rasa aman berpengaruh terhadap utilisasi puskesmas, dimana masyarakat yang
memanfaatkan puskesmas lebih dari dua kali, kemungkinan akan berkunjung 8,133 kali lebih banyak jika rasa aman lebih baik dibandingkan dengan rasa aman
yang kurang baik.
Tabel 4.10 Hasil Regresi Logistik Karakteristik Masyarakat dilihat dari aspek Rasa Aman terhadap Utilisasi Puskesmas
Yang Memanfaatkan Puskesmas
B S.E Wald
df Sig.
Exp B
Step 1
a
K1 Constan
2.096 -2.161
.368 .574
32.474 14.187
1 1
.000 .000
8.133 .115
Sumber : Hasil pengolahan data
4.4.1 Analisis Multivariat
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa persamaan regresi logistik multivariat pengaruh karakteristik masyarakat terhadap utilisasi puskesmas di
Kabupaten Bereun dilihat dari aspek pengetahuan, akses, biaya dan rasa aman terhadap utilisasi puskesmas dalam penelitian ini sebagai berikut ;
Y = -4.959 + 3.102X
1
+ 1.872X
2
- 3.148X
3
+ 2.179X
4
Amir Addani : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi Puskesmas di Kabupaten Bireuen..., 2008 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan persamaan di atas diketahui bahwa koefisien regresi variabel karakteristik masyarakat yaitu pengetahuan, akses dan rasa aman mempunyai
pengaruh yang searah dengan utilisasi puskesmas sedangkan biaya mempunyai pengaruh yang berlawanan arah dengan utilisasi.
Nilai signifikansi keempat variabel karakteristik masyarakat tersebut menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 0,005 yang berarti hipotesis H
ditolak sedang H
1
diterima. Hal ini memberi makna bahwa keempat aspek karakteristik masyarakat mempengaruhi utilisasi puskesmas.
Dari semua variabel karakteristik masyarakat yang berpengaruh terhadap utilisasi puskesmas, yang paling besar pengaruhnya adalah variabel pengetahuan
22.242 disusul variabel rasa aman 8.839 kemudian akses 6.504, sedangkan biaya paling kecil pengaruhnya 0.043.
Adapun makna dari pengaruh pengetahuan yang besarnya mencapai 22.242 tersebut terhadap utilisasi Puskesmas berupa masyarakat yang frekuensi
utilisasi puskesmas lebih dari dua kali, kemungkinan akan berkunjung 22.242 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang
lebih rendah. Demikian juga tiga variabel lainnya, yakni variabel akses 6.504 dan aspek rasa aman 8.839 seperti pembacaan pada aspek pengetahuan.
Amir Addani : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi Puskesmas di Kabupaten Bireuen..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.11 Hasil Regresi Logistik Karakteristik Masyarakat terhadap Utilisasi Puskesmas
B S.E Wald
df Sig.
Exp B
Step 1
a
Rasa Aman X4
Constan 2.096
-2.161 .368
.574 32.474
14.187 1
1 .000
.000 8.133
.115 Step
2
a
Rasa Aman Biaya
Constan 2.311
-3.631 3.098
.516 .555
1.024 20.098
42.775 9.152
1 1
1 .000
.000 .002
10.086 .026
22.158 Step
3
a
Rasa Aman Biaya
Akses Constan
1.967 -3.611
2.297 - .012
.558 .611
.552
1.267 12.411
34.954 17.298
.000 1
1 1
1 .000
.000 .000
.992 7.148
.027 9.947
.988 Step
4
a
Rasa Aman Biaya
Akses Pengetahuan
Constan 2.179
-3.148 1.872
3.102 -4.959
.676 .682
.636 .688
1.918 10.405
21.332 8.666
20.329 6.685
1 1
1 1
1 .001
.000 .003
.000 .010
8.839 .043
6.504 22.242
.007
Amir Addani : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi Puskesmas di Kabupaten Bireuen..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Berdasarkan jenis kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan 52, hal ini terjadi karena secara umum angka morbiditas
perempuan lebih tinggi dan lebih merasakan sakit dibandingkan laki-laki serta sering mengalami keluhan kualitas hidup Situmorang, 2004. Menurut Lumenta
1998, bahwa pasien jenis kelamin laki-laki memiliki harapan atau tuntutan yang lebih besar serta cenderung lebih puas terhadap pelayanan kesehatan, hal ini
menyebabkan tingkat utilisasi laki-laki lebih sedikit dibandinkan perempuan. Berdasarkan pendidikan responden yang paling banyak
memanfaatkanutilisasi puskesmas adalah yang berpendidikan SLTP 40, hal ini menunjukkan masyarakat yang tingkat pendidikannya lebih rendah
mempunyai tingkat pengetahuan rendah pula tentang pentingnya arti kesehatan dibandingkan yang berpendidikan lebih tinggi.
Secara teoritis Notoatmodjo 1997 mengatakan bahwa pendidikan formal seseorang beepengaruh terhadap pengetahuan, orang yang berpendidikan formal
lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dari orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan
lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya nilai kesehatan dan cenderung menuntut pelayanan dengan kualitas yang lebih baik.
45
Amir Addani : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi Puskesmas di Kabupaten Bireuen..., 2008 USU e-Repository © 2008