Pengaruh Struktur Modal, Biaya Ekuitas (Cost Of Equity) Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Klasifikasi Perusahaan Dan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Lembaga Keuangan Yang Terdaftar Di BEI

(1)

PENGARUH STRUKTUR MODAL, BIAYA EKUITAS (COST OF

EQUITY) DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN KLASIFIKASI PERUSAHAAN

DAN KEPEMILIKAN ASING SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN LEMBAGA

KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

TESIS

Oleh

BUDI ANSHARI NASUTION

087017005/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N A


(2)

PENGARUH STRUKTUR MODAL, BIAYA EKUITAS (COST OF

EQUITY) DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN KLASIFIKASI PERUSAHAAN

DAN KEPEMILIKAN ASING SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN LEMBAGA

KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

BUDI ANSHARI NASUTION

087017005/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH STRUKTUR MODAL, BIAYA EKUITAS

(COST OF EQUITY) DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN KLASIFIKASI PERUSAHAAN DAN

KEPEMILIKAN ASING SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN LEMBAGA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Nama Mahasiswa : Budi Anshari Nasution Nomor Pokok : 087017005

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Moenaf H Regar, MA.Sc) Ketua

(Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 8 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Moenaf Hamid Regar, MASc Anggota : Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak

: Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak : Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Modal,

Biaya Ekuitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Klasifikasi Perusahaan dan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya

sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 1 Agustus 2009

Yang membuat pernyataan,


(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing sebagai variabel moderating pada perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, berjumlah 68 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 33 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode backward dan uji interaksi variabel moderating untuk menguji secara parsial dan simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, baiaya ekuitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Klasifikasi perusahaan sebagai variabel moderating terbukti mampu memperkuat hubungan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan asing sebagai variabel moderating terbukti mampu memperkuat hubungan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Struktur Modal, Biaya Ekuitas, Pertumbuhan Perusahaan, Klasifikasi Perusahaan, Kepemilikan Asing dan Nilai Perusahaan.


(7)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the impact of capital structure, cost of equity and growth of company with company classification and foreign ownership as moderating variable to firm value at financial institutions in Indonesia Stock Exchange.

The population in research is all financial institutions which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2004 to 2008, amounting to 68 companies. Sample choice by using purposive sampling method amount to 33 companies. Technique test of data is by using multiple linear regression backward method and interaction moderating variable test to test by parcial and simultan, by level significant alpha 5%.

Result of test by parsial that capital structure have an effect on positively and significant to firm value, cost of equity have an effect on positively but not significant to firm value, growth of company have an effect on positively but not significant to firm value. Result of research by simultan that capital structure, cost of equity and growth of company positively and significant to firm value. Company Classification as moderating variable has proved to intent the relationship of capital structure, cost of equity dan growth of company to firm value. Foreign Ownership as moderating variable has proved to intent the relationship of capital structure, cost of equity dan growth of company to firm value.

Keywords: Capital Structure, Cost of Equity, Growth of Company, Company Classification, Foreign Ownership and Firm Value.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya, penulis panjatkan kepada penguasa jagat alam yaitu Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh

Struktur Modal, Biaya Ekuitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Klasifikasi Perusahaan dan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI” sebagai

salah satu persyaratan pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (MSi) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Pembanding Utama penulis dalam menyusun tesis ini.

4. Prof. Moenaf Hamid Regar, MSc.Acc, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

5. Drs. Arifin Akhmad, MSi., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

6. Drs. Rasdianto, MSi., Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis di dalam menyusun tesis ini.


(9)

7. Drs. Tapi Andasari, MSi., Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis di dalam menyusun tesis ini.

8. Bapak Alexis Marzo dan Ibu Ester Junita Ginting, selaku pimpinan PT. Bank Danamon Indonesia,, Tbk. Wilayah Sumatera, yang telah banyak memberikan dispensasi waktu kepada penulis.

9. Ayahanda tercinta Sabaruddin Nasution dan Ibunda tercinta Yusniarty yang telah memberikan dukungan material dan moril dengan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.

10.Istri tercinta Irma Novita Dewi, S.Sos dan ananda Abdurrahman Baihaqi Nasution yang setia dan senantiasa memberikan semangat untuk terus berkarya dan berprestasi.

11.Kakak Adik-adikku tercinta (Endang Syafitri Nst/Weis Adnani K, Fika Triana Nst/Zulkarnain Idris dan Nia Astarina Nst) yang senantiasa memberikan motivasi dan inspirasi.

12.Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

13.Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana USU khususnya Angkatan XV yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.

14.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.


(10)

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 1 Agustus 2009


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Budi Anshari Nasution

2. Tempat / Tanggal Lahir : Pabatu, 3 Desember 1981

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Staff Kanwil PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

5. Istri : Irma Novita Dewi

6. Anak : Abdurrahman Baihaqi Nasution

7. Orang Tua

a. Ayah : Sabaruddin Nasution

b. Ibu : Yusniarty

8. Alamat : Jl. Ekarasmi Komp. Villa Johor Blok D No. 6 Medan, Sumatera Utara

9. No HP : 081265031201

10.Email : budi.nasution@danamon.co.id : budianshari@yahoo.com 11.Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SD Negeri 102083 Pabatu Deli Serdang, lulus tahun 1994

b. Sekolah Menengah Pertama : SMP Yapendak Pabatu, lulus tahun 1997 c. Sekolah Menengah Umum : SMA Negeri 2 Tebingtinggi, lulus tahun 2000 d. Universitas : Universitas Sumatera Utara, lulus tahun 2004


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……... xiv

BAB I PENDAHULUAN……….……... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian…..……….……... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian..……….………. 10

1.3 Tujuan Penelitian……….……….. 10

1.4 Manfaat Penelitian……….……… 11

1.5 Originalitas Penelitian………..………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..…... 15

2.1 Tinjauan Teori ……..……… 15

2.1.1 Teori Struktur Modal…………... 15

2.1.2 Trade-Off Theory... 16


(13)

2.1.4 Biaya Ekuitas (Cost of Equity)……... 19

2.1.5 Penilaian Biaya Ekuitas dengan Capital Asset Pricing Model……….. 20

2.1.6 Teori Pemisahan (Separation Theorem)…..………… 22

2.1.6.1 Portofolio pasar ... 24

2.1.6.2 Efficient set ... 25

2.1.7 Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Nilai Perusahaan. 26 2.1.8 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan……. 31

2.1.9 Market To Book Ratio………. 33

2.1.10 Agency Theory ……… 34

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu….……….... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 51

3.1 Kerangka Konsep………...……….. 51

3.2 Hipotesis Penelitian……….. 54

BAB IV METODE PENELITIAN………...….... 56

4.1 Desain Penelitian……….……. 56

4.2 Populasi dan Sampel……….……….…... 56

4.3 Variabel Penelitian………..……….……. 57

4.3.1 Klasifikasi Variabel……….…… 57

4.3.2 Definisi Operasional Variabel………. 57

4.4Lokasi dan Waktu Penelitian……….……… 61


(14)

4.6Model dan Teknik Analisis Data……….. 61

4.6.1 Statistik Deskriptif……….…….. 61

4.6.2 Pengujian Asumsi Klasik……….……….….. 62

4.6.3 Pengujian Hipotesis………. 67

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 72

5.1 Hasil Penelitian………...……….. 72

5.1.1 Statistik Deskriptif ... 72

5.1.2 Teknik Pengujian Data ... 78

5.2 Pengujian Hipotesis……….. 90

5.2.1 Pengujian Hipotesis 1... 90

5.2.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 96

5.2.3 Pengujian Hipotesis 3 ... 106

5.3 Pembahasan……….. 115

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….. 130

6.1 Kesimpulan……….………….. 130

6.2 Keterbatasan……….……….………... 133

6.3 Saran………..……….………... 134

DAFTAR PUSTAKA………. 136


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Theoritical Mapping Penelitian Terdahulu... 47

4.1 Definisi Operasional Variabel ... 60

4.2 Bentuk Transformasi Data ……….. 63

5.1 Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi ………….... 73

5.2 Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi ……….. 77

5.3 Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis ……… 78

5.4 Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi)………... 79

5.5 Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi)………... 83

5.6 Uji Autokorelasi ………... 87

5.7 Uji Multikolinearitas ... 88

5.8 Nilai R Square Hipotesis 1 ... 90

5.9 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1 ... 92

5.10 Model Hipotesis 1 ... 93

5.11 Koefisien Kolinearitas Hipotesis 2 Sebelum Transformasi ... 97

5.12 Koefisien Kolinearitas Hipotesis 2 Setelah Transformasi ... 98

5.13 Uji Autokorelasi Setelah LN ... 100


(16)

5.15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2... 103

5.16 Model Hipotesis 2 ... 104

5.17 Koefisien Kolinearitas Hipotesis 3 Setelah Transformasi ... 108

5.18 Uji Autokorelasi Hipotesis 3 ... 108

5.19 Nilai R Square Hipotesis 3 ... 111

5.20 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3 ... 112

5.21 Model Hipotesis 3 ... 113

5.22 Pengamatan Hutang, Ekuitas, Asset ... 121

5.23 Pengamatan Hutang Lancar dan Hutang Tidak Lancar ... 122

5.24 Pengamatan R dengan Klasifikasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating ... 123

5.25 Pengamatan Hutang dan Ekuitas Berdasarkan Klasifikasi Perusahaan ... 125

5.26 Pengamatan Rata-rata Biaya Ekuitas Berdasarkan Klasifikasi Perusahaan ... 125

5.27 Pengamatan Kenaikan Asset Berdasarkan Klasifikasi Perusahaan... 126

5.28 Pengamatan R dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating ... 127


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Feasible Set dan Effisient Set ….…... 23

2.2 Capital Market Line….…... 25

2.3 Hubungan Biaya Modal (Cost of Capital) pada Saat Struktur Modal Optimal Mempengaruhi Nilai Perusahaan ….…... 30

3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Struktur Modal, Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Klasifikasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia... 51

3.2 Kerangka Konsep Pengaruh Struktur Modal, Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Klasifikasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 52

5.1 Histogram Struktur Modal Sebelum Transformasi……….. 80

5.2 Histogram Biaya Ekuitas Sebelum Transformasi ... 81

5.3 Histogram Pertumbuhan Perusahaan Sebelum Transformasi……... 81

5.4 Histogram Nilai Perusahaan Sebelum Transformasi... 82

5.5 Histogram Struktur Modal (X1) Setelah Transformasi... 84

5.6 Histogram Biaya Ekuitas (X2) Setelah Transformasi... 84

5.7 Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X3) Setelah Transformasi... 85


(18)

5.9 Normalitas P-P Plot ……….. 86

5.10 Kurva Uji Autokorelasi ………. 88

5.11 Uji Heterokedastisitas ……… 89

5.12 Regresi Standard Residu Setelah LN………... 98

5.13 Normal P Plot Setelah LN………... 99

5.14 Kurva Uji Autokorelasi Setelah LN……… 100

5.15 Uji Heterokedastisitas Setelah LN... 101

5.16 Uji Normalitas Setelah LN dan Memasukan Variabel Kepemilikan Asing ... 107

5.17 Kurva Uji Autokorelasi Hipotesis 3... 109


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Populasi dan Sampel Penelitian ….…... 139

2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)..………. 140

3 Perhitungan Biaya Ekuitas dengan CAPM ……… 141

4 Perhitungan Risiko Pasar ………... 142

5 Perhitungan Pertumbuhan Perusahaan... 143

6 Perhitungan Market to Book Ratio ... 144


(20)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing sebagai variabel moderating pada perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, berjumlah 68 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 33 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode backward dan uji interaksi variabel moderating untuk menguji secara parsial dan simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, baiaya ekuitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Klasifikasi perusahaan sebagai variabel moderating terbukti mampu memperkuat hubungan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan asing sebagai variabel moderating terbukti mampu memperkuat hubungan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Struktur Modal, Biaya Ekuitas, Pertumbuhan Perusahaan, Klasifikasi Perusahaan, Kepemilikan Asing dan Nilai Perusahaan.


(21)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the impact of capital structure, cost of equity and growth of company with company classification and foreign ownership as moderating variable to firm value at financial institutions in Indonesia Stock Exchange.

The population in research is all financial institutions which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2004 to 2008, amounting to 68 companies. Sample choice by using purposive sampling method amount to 33 companies. Technique test of data is by using multiple linear regression backward method and interaction moderating variable test to test by parcial and simultan, by level significant alpha 5%.

Result of test by parsial that capital structure have an effect on positively and significant to firm value, cost of equity have an effect on positively but not significant to firm value, growth of company have an effect on positively but not significant to firm value. Result of research by simultan that capital structure, cost of equity and growth of company positively and significant to firm value. Company Classification as moderating variable has proved to intent the relationship of capital structure, cost of equity dan growth of company to firm value. Foreign Ownership as moderating variable has proved to intent the relationship of capital structure, cost of equity dan growth of company to firm value.

Keywords: Capital Structure, Cost of Equity, Growth of Company, Company Classification, Foreign Ownership and Firm Value.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Krisis keuangan saat ini berdampak pada aktivitas pasar modal global. Perkembangan indeks bursa saham di beberapa bursa dunia yang sebelumnya menunjukkan kinerja yang outperform terkoreksi turun sampai dengan level yang tidak diperkirakan. Jika dibandingkan dengan awal tahun 2008, Indeks bursa Shanghai telah turun sebesar 64 persen, Kuala Lumpur Composite Index sebesar 34 persen. Begitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia per tanggal 16 September 2008 menyentuh level terendah 1.719,25 terkoreksi 39,3 persen dihitung dari level IHSG tertinggi 9 Januari 2008 di level 2.830,26. Kerugian langsung mungkin hanya dialami sebagian kecil investor yang memiliki eksposure atas aset-aset yang terkait langsung dengan lembaga-lembaga keuangan Amerika Serikat yang bermasalah.

Dengan kondisi fundamental Indonesia saat ini, sebenarnya tidak ada alasan bagi investor untuk melakukan rasionalisasi portofolionya. Melemahnya IHSG akibat sentimen global krisis keuangan Amerika Serikat sebenarnya memberikan hikmah positif karena tanpa kita sadari kinerja IHSG selama ini relatif overvalued. Turunnya IHSG ke level saat ini lebih mewakili kondisi fundamental yang sebenarnya


(23)

dengan kondisi fundamental yang perform akan menahan aksi spekulasi yang mendorong IHSG terkoreksi lebih dalam.

Dengan tingkat likuiditas global saat ini relatif masih sangat tinggi, diperkirakan tujuan investasi para investor akan ditujukan ke berbagai bursa-bursa

emerging market yang dapat memberikan potensi tingkat pengembalian/imbal hasil

(expected return) yang menarik bagi investor, tak terkecuali Indonesia. Inilah sebenarnya berkah terselubung krisis keuangan Amerika Serikat untuk pasar modal Indonesia.

Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan berasal dari kreditur pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik perusahaan merupakan modal sendiri.

Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya ekuitas perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan, artinya perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar


(24)

relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional perusahaan tersebut.

Weston dan Brigham (1985: 187) mengartikan bahwa struktur keuangan (financial leverage) merupakan cara asset perusahaan dibelanjai/dibiayai; hal ini seluruhnya merupakan bagian kanan neraca, sedangkan struktur modal (capital

structure) merupakan pembiayaan permanen perusahaan, terutama hutang jangka

panjang, saham preferen/prioritas dan modal saham biasa, tetapi tidak semua dikelompokan kedalam kredit jangka pendek. Dengan demikian struktur modal dalam suatu perusahaan dapat diukur dengan menghitung rasio total utang terhadap total ekuitasnya (debt to equity ratio).

Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efisiensi dan efektivitas. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa berapa pun dana yang ditanamkan dalam asset harus dapat digunakan seefisiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan asset dalam asset lancar maupun asset tetap, agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur asset tersebut disatu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya, sehingga tidak dapat mengganggu likuiditas dan kelanjutan usaha, dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga menimbulkan pengangguran dana. Oleh karena itu, pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang


(25)

tepat, sehingga dana menganggur menjadi kecil. Efesiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi.

Manajer keuangan harus bijaksana dalam menjalankan fungsi penggunaan dana dan selalu dituntut untuk mencari alternatif investasi kemudian dianalisis dan hasil analisis tersebut harus dapat diambil keputusan alternatif investasi mana yang akan dipilih. Dengan kata lain, manajer keuangan harus mengambil keputusan investasi. Menurut trade off theory manajer dapat memilih rasio utang untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Fama, 1978: 12). Fama (1978: 12) berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar saham. Jensen (2001: 156) menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua sumber keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen.

Fama dan French (1998: 101) berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan dan satu keputusan keuangan diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997: 335). Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, struktur


(26)

modal, biaya ekuitas (cost of equity), pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001: 23).

Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar aktiva) (Sugihen, 2003: 28).

Pertumbuhan (Growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996: 108). Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam


(27)

mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya (Susanto, 1997: 185-187).

Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003: 26-32) menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

Wahyudi dan Hartini (2004: 27) yang membuktikan bahwa Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005: 15) membuktikan bahwa Kebijakan deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan

Solihah dan Taswan (2002: 75) menemukan bukti bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sriwardany (2006: 78) menemukan bukti bahwa


(28)

struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham, sedangkan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap harga saham. Modigliani-Miller (1976) dalam (Sartono, 2001: 242) melalui model adanya pajak penghasilan terdapat adanya pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan jika terdapat pajak perusahaan dan pajak perseorangan. Dalam pendekatan Modigliani-Miller kondisi adanya pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi harus diketahui bahwa nilai sekarang financial distress dan nilai sekarang agency costs dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan yang memiliki leverage. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penurunan hutang yang semakin besar.

Berger dan Patti (2003) dalam Arifin (2005: 27), yang meneliti hubungan struktur modal dengan kinerja perusahaan pada industri perbankan, mengelompokkan bank berdasarkan struktur kepemilikan saham. Kepemilikan saham dikelompokkan menjadi tiga yaitu Bank yang dikendalikan oleh dewan pengurus, pemegang saham outsider di atas 5%, dan pemegang saham institusi. Hasil uji menyimpulkan bahwa pemegang saham institusi mempunyai efek pemantauan (monitoring) yang baik yang dapat mengurangi biaya keagenan. Hasil penelitiannya juga konsisten dan berhubungan antara kinerja dengan kepemilikan insider. Ang, Cole, dan Lin (2000)


(29)

dalam Arifin (2005: 28) menemukan bukti bahwa peningkatan monitoring oleh bank,

akibat meningkatnya jumlah hutang, menyebabkan kinerja perusahaan meningkat pula. Hatfield, Cheng, dan Davidson (1994) dalam Arifin (2005: 29) menguji pengaruh struktur modal berdasarkan klasifikasi industri terhadap nilai perusahaan. Klasifikasi industri didasarkan pada “value line industrial classification”, yaitu

perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok perusahaan yang struktur modal perusahaannya (leverage ratio) di atas dan di bawah dari rata-rata leverage ratio industri (rata-rata leverage ratio seluruh sampel).

Inkonsistensi hasil penelitian tentang struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan diduga dipengaruhi juga oleh variabel klasifikasi perusahaan. Perbedaan karakteristik klasifikasi perusahaan akan membuat indikasi berbeda kepada para investor. Pada perusahaan lembaga keuangan terdapat perbedaan karakteristik antara klasifikasi bank dan klasifikasi non bank Perbedaan klasifikasi ini akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan ketika mendapatkan informasi keuangan khususnya dalam menganalisis posisi kewajiban (debt) perusahaan lembaga keuangan.

Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per tanggal 31 Juli 2008 kepemilikan saham investor Asing di Bursa Efek Indonesia sebesar 64 persen, sisanya 36 persen adalah kepemilikan saham oleh investor lokal. Peran investor asing ini di satu sisi membawa dampak positif meningkatkan likuiditas berupa aliran modal masuk (capital inflow), tetapi di sisi lain merupakan ancaman instabilitas pasar ketika investor asing ini keluar dan menarik modalnya (capital


(30)

outflow) secara masif dan tiba-tiba. Dengan demikian di duga bahwa investor asing

mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, mengkaitkan struktur modal, biaya ekuitas (cost of equity) dan pertumbuhan perusahaan dengan klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing sebagai variabel moderating terhadap nilai perusahaan menjadi relevan.

Dhankar dan Boora (1996: 33-35) menemukan adanya hubungan negatif antara struktur modal dengan biaya ekuitas, penemuan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa penurunan biaya ekuitas disebabkan oleh kenaikan rasio utang dikarenakan biaya utang masih lebih kecil. Dalam peneltiannya mereka juga menemukan tidak ada hubungan dan pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap nilai perusahaan secara khusus. Hal ini disebabkan nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya risiko reputasi, kondisi ekonomi regional, kondisi politik dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti termotivasi untuk mereplikasi penelitian terdahulu tentang pengaruh struktur modal, biaya ekuitas (cost of equity) dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing sebagai variabel moderating. Perbedaan penelitian ini dengan peneltian sebelumnya adalah di model penelitian, variabel penelitian, populasi penelitian dan tahun penelitian.


(31)

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas, peneliti mencoba meneliti dengan masalah sebagai berikut:

1. Apakah struktur modal, biaya ekuitas (cost of equity) dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan secara parsial maupun simultan?

2. Apakah terdapat interaksi variabel klasifikasi perusahaan dengan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan dalam mempengaruhi nilai perusahaan secara parsial maupun simultan?

3. Apakah terdapat interaksi variabel kepemilikan asing dengan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan dalam mempengaruhi nilai perusahaan secara parsial maupun simultan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh struktur modal, biaya ekuitas (cost

of equity) dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan secara parsial

dan simultan.

2. Untuk menguji dan menganalisis interaksi variabel klasifikasi perusahaan sebagai variabel moderating dengan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan dalam mempengaruhi nilai perusahaan (variabel dependen) secara parsial maupun simultan.


(32)

3. Untuk menguji dan menganalisis interaksi variabel kepemilikan asing sebagai variabel moderating dengan struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan dalam mempengaruhi nilai perusahaan secara parsial maupun simultan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang

diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh struktur modal, biaya ekuitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan variabel moderating klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing.

2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan penelitian ilmiah di masa yang akan datang. 3. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi

terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam penentuan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

4. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan lembaga keuangan di Bursa Efek Indonesia.


(33)

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Raj S Dhankar dan A jit Boora (1996) dengan judul Cost of Capital, Optimal Capital Structure and Value of

Firm Empirical Study of Indian Companies. Periode penelitian tahun 1981-1982 dan

1990-1991 pada perusahaan yang tidak sejenis di Bombay Stock Exchange dengan 26 sampel. Variabel dependen dalam penelitiannya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham, sedangkan variabel independen dalam penelitiannya adalah struktur modal yang diukur dengan Debt Equity Ratio dan cost of capital dengan menggunakan WACC. Untuk biaya ekuitas (cost of equity) yang diukur dengan menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Model).

Dhankar dan Boora (1996: 33-35) menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan biaya ekuitas (cost of equity) sebagai variabel intervening. Penelitian tersebut menemukan adanya hubungan negatif antara struktur modal dengan biaya ekuitas, penemuan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa penurunan biaya ekuitas disebabkan oleh kenaikan rasio utang dikarenakan biaya utang masih lebih kecil. Dalam penelitiannya mereka juga menemukan tidak ada hubungan dan pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya risiko reputasi, kondisi ekonomi regional, kondisi politik dan kebijakan pemerintah.

Perbedaan penelitian ini dengan peneltian sebelumnya adalah di model penelitian, variabel penelitian, populasi penelitian dan tahun penelitian. Penelitian ini


(34)

mengambil sampel perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dengan pertimbangan bahwa selama tahun tersebut pasar keuangan di Indonesia masih dalam kondisi “turbulance” menyusul krisis keuangan global dalam dua tahun terakhir. Fenomena ini menarik untuk dibahas mengingat pemilik kepentingan (stakeholder) perusahaan keuangan pada umumnya bukan hanya pemilik perusahaan tetapi juga masyarakat luas.

Peneliti menggunakan variabel dependen nilai perusahaan yang diukur dengan

market to book ratio sedangkan variabel independen struktur modal yang diukur

dengan debt to equity ratio dan biaya ekuitas yang diukur dengan CAPM (Capital

Asset Pricing Model) dan menambah variabel independen yang lain yang telah diteliti

oleh peneliti terdahulu yaitu pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan perubahan total asset saat ini dari total asset tahun sebelumnya terhadap total asset tahun sebelumnya. Dengan argumentasi bahwa umumnya jika kebijakan meningkatkan struktur modal dilakukan oleh perusahaan maka akan meningkatkan biaya ekuitas serta meningkatnya ekspektasi pasar terhadap harga saham perusahaan tersebut dengan pertimbangan risiko dan return yang proporsional dan untuk perusahaan yang berskala besar diprediksi memiliki pertumbuhan perusahaan yang baik.

Untuk menelaah lebih lanjut dalam terhadap hubungan tersebut dan adanya fenomena bahwa investor asing sangat dominan dalam pasar modal Indonesia khususnya pada perusahaan lembaga keuangan maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh variabel kepemilikan asing sebagai variabel moderating terhadap hubungan struktur modal, biaya ekuitas, pertumbuhan perusahaan dan nilai perusahaan. Ada


(35)

perbedaan yang dominan antara lembaga keuangan bank dan bukan bank dalam struktur modal perusahaan khususnya dalam kelompok hutang yaitu bagi bank naiknya dana pihak ketiga akan meningkatkan posisi hutang bank. Kenaikan hutang yang di imbangi dengan naiknya asset perusahaan perbankan akan direspon positif oleh investor karena bank adalah lembaga intermediary yang berfungsi menghimpun dana dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Pada lembaga keuangan bukan bank naiknya hutang belum tentu direspon positif sekalipun diimbangi dengan meningkatnya asset. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti termotivasi untuk mereplikasi penelitian tentang pengaruh struktur modal, biaya ekuitas (cost of

equity) dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan

klasifikasi perusahaan dan kepemilikan asing sebagai variabel moderating pada perusahaan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, di mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur financial. Struktur financial mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999: 22).

Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt ratio atau leverage ratio yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005: 77).

2.1.1. Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain,


(37)

seandainya perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang akan memaximumkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004: 263).

Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaximumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih.

Sumber pendanaan di dalam perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang.

2.1.2. Trade-Off Theory

Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) dalam (Sartono, 2001: 242) menunjukkan bukti bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang.


(38)

Dengan hasil tersebut menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tidak relevan, MM juga memberikan petunjuk agar struktur modal menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001: 31).

Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Hasil penelitiannya mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika memasukkan efek dari pajak perseorangan, Miller berpendapat bahwa investor bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan Houston, 2001: 32).

Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi tidak adanya biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok dan karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga di bawah harga seandainya perusahaan beroperasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: (1) proftabilitas terjadinya, (2) biaya-biaya yang akan timbul bila kesulitan keuangan akan muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama, menghadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus menggunakan lebih sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001: 33).


(39)

Teori trade-off dari leverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001: 34). Biaya dari hutang dihasilkan dari (1) peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan. (2) biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. (3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006: 16).

Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari financial distress dan nilai sekarang agency cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan yang memiliki leverage (Sartono, 2001: 246) .

2.1.3. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan

Teori trade-off dalam (Sartono, 2001: 242) menjelaskan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal belum optimum) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah hutang. Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 dalam (Sartono, 2001: 245) bahwa dengan memasukkan pajak


(40)

penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasnawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Driffield, et.al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di Thailand.

Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada

di bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.

2.1.4. Biaya Ekuitas (Cost of Equity)

Biaya ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba yang ditahan untuk investasi. Biaya ekuitas dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai deviden atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya


(41)

modalnya. Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat risiko yang sama. Hal ini karena keuntungan setelah pajak tersebut sebenarnya merupakan hak bagi pemegang saham biasa (Dhankar dan Bora, 1996: 30).

Sartono (2000: 65) mengemukakan dalam biaya modal dapat didefinisikan sebagai rate of return minimum yang diisyaratkan oleh pengguna modal sendiri atas suatu investasi agar harga saham tidak berubah, selain itu Lang dan Lundlolm dalam Sartono (2000: 66) juga mengemukakan bahwa keuntungan potensial terhadap ungkapan termasuk meningkatnya investor yang mengikutinya, mengurangi estimasi risiko dan mengurangi asimetri informasi yang masing-masing menunjukkan pengurangan biaya ekuitas perusahaan.

2.1.5. Penilaian Biaya Ekuitas dengan Capital Asset Pricing Model

Sesuai Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK) NOMOR: KEP-101 /BL/2008 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal Pasal 20 ayat j diketahui bahwa biaya ekuitas untuk saham dapat dihitung melalui dua model yaitu

Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Discounted Cash Flow (DCF)

(Bapepam-LK, 2008: 22).

CAPM merupakan suatu model yang digunakan untuk menentukan harga suatu asset dengan mempertimbangkan resikonya. Dengan keseimbangan pasar, suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai dengan resiko yang tidak


(42)

bisa dihindarkan/resiko yang sistematis/resiko pasar. Semakin tinggi resiko yang tidak bisa dihindarkan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut. Model hubungan antara keuntungan yang diharapkan dengan resiko yang tidak terhindarkan dapat dijelaskan dengan model CAPM. Model ini dikembangkan oleh Sharp dan Litner (Lubis, 2008: 142).

Implikasi utama model ini adalah ekspektasi return asset berhubungan dengan risiko asset yang disebut beta. Hubungan ekspektasi return dan beta dijelaskan oleh Model Penentuan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing Model – CAPM). Model ini memberikan landasan intelektual bagi beberapa praktek sekarang ini dalam investasi. Meskipun banyak praktek yang didasarkan pada berbagai pengembangan dan modifikasi CAPM. Secara teoritis, CAPM diformulasikan sebagai berikut:

CAPM = Rf + â(Rm - Rf) Di mana:

Rf adalah risk free rate Rm adalah return pasar

â = beta pasar.

Sebagian asumsi yang digunakan untuk CAPM juga digunakan untuk pendekatan normatif dalam investasi. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut (Lubis, 2008: 142-144):

1. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat ekspektasi return dan standar diviasi (sebagai risiko) portofolio untuk satu periode.

2. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang identik, mereka akan memilih portofolio yang memberi ekspektasi return yang lebih tinggi.


(43)

3. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio identik, mereka memilih portofolio dengan standar diviasi yang lebih rendah. 4. Aset individual dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor dapat membeli

sebagian saham jika investor berminat.

5. Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang.

6. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan. Asumsi tambahan,

7. Semua investor memiliki satu periode yang sama. 8. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor.

9. Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor. 10.Investor mempunyai ekspektasi yang homogen (homogeneous expectation),

artinya mereka memiliki persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return, standar diviasi dan kovarian sekuritas.

Setiap investor mempunyai informasi yang sama dan sepakat mengenai prospek sekuritas. Secara implisit hal ini berarti investor menganalisis dan memproses informasi dengan cara yang sama. Pasar sekuritas adalah pasar sempurna (perfect market), artinya tidak ada pertentangan untuk melakukan investasi (Arifin, 2005: 18). Penelitian Dhankar dan Boora (1996) dengan judul Cost of Capital,

Optimal Capital Structure and Value of Firm Empirical Study of Indian Companies

menggunakan modifikasi CAPM untuk penilaian biaya ekuitas (cost of equity) dalam penelitiannya.

2.1.6. Teori Pemisahan (Separation Theorem)

Setiap investor akan mencapai keseimbangan pada titik singgung portofolio yang sama. Semua investor mengahadapi efisien set yang sama, satu-satunya alasan investor memilih portofolio yang berbeda adalah kalau mereka memiliki kurva indefensi yang berbeda. Jadi investor yang berbeda akan memilih portofolio yang berbeda dari efisien set yang sama karena mereka memiliki pendapat yang berbeda


(44)

mengenai risiko dan return. Meskipun portofolio yang dipilih berbeda, setiap investor akan memiliki kombinasi yang sama dari sekuritas berisiko, artinya setiap investor akan menyebarkan dananya di antara sekuritas-sekuritas berisiko dengan proporsi yang relatif sama, menambah pinjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko untuk memperoleh kombinasi risiko dan return individu yang diminati. Ciri CAPM ini sering disebut teorema pemisahan (separation theorem): Kombinan optimal dari asset berisiko bagi investor dapat ditentukan tanpa mengetahui preferensi investor atas risiko dan return (Subramanyam, 2008: 259).

Gambar 2.1 Feasible Set dan Effisient Set Jika meminjam dan Meminjamkan Uang Bebas Risiko Dimasukkan.

P

P

30%

20%

10%

4%

10% 20% 30%

T

A

C

B


(45)

2.1.6.1. Portofolio pasar

Ciri penting dari CAPM adalah pada titik keseimbangan (equilibrium) tiap-tiap sekuritas harus memiliki proporsi bukan nol dikomposisi titik singgung portofolio. Artinya tidak ada sekuritas dapat berada pada keseimbangan dan memiliki proporsi di T yang bernilai nol. Dasar ciri ini terletak pada teorema pemisahan, yang menjelaskan bahwa bagian berisiko dari setiap portofolio investor adalah bebas dari preferensi risiko-return investor. Pembuktian teorema ini adalah bahwa porsi portofolio berisiko investor adalah investasi di T. Jika setiap investor membeli T dan T tidak melibatkan investasi pada setiap sekuritas, maka tidak seorangpun yang berinvestasi pada sekuritas yang memiliki proporsi nol di T. Akibatnya harga sekuritas tersebut akan turun, yang menyebabkan ekspektasi return sekuritas ini naik sampai titik singgung portofolio tidak lagi memiliki proporsi.

Portofolio pasar adalah portofolio yang terdiri dari semua sekuritas dengan proporsi yang diinvestasikan di tiap sekuritas berkoresponden terhadap nilai pasar relatifnya. Nilai pasar relatif sekuritas adalah nilai pasar agregat sekuritas dibagi dengan total nilai pasar semua sekuritas. Alasan portofolio pasar memegang peran penting di CAPM adalah bahwa efisien set terdiri dari investasi di portofolio pasar. Jadi adalah hal yang biasa untuk menyebut titik singgung portofolio sebagai portofolio pasar dan untuk menotasikannya sebagai M dan bukannya T. Dalam teori, M terdiri tidak hanya saham biasa tetapi juga investasi lain seperti obligasi, saham preferen (preferred stock) dan real estate. Namun, dalam prakteknya sebagian orang membatasi M untuk saham biasa saja (Subramanyam, 2008: 256).


(46)

2.1.6.2. Efficient set

CAPM menentukan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio yang efisien merupakan hal yang mudah dilakukan. Gambar 2 menunjukkan secara grafik. Titik M memiliki portofolio pasar dan rf menunjukkan return bebas risiko. Portofolio yang efisien berada di sepanjang garis yang bermula dari rf sampai M dan berisi kombinasi risiko dan return yang dapat diperoleh dengan mengkombinasikan portofolio pasar dengan peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko. Efficient

set linear dari CAPM disebut Capital market Line (CML). Semua portofolio yang

tidak menggunakan portofolio pasar, peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko akan berada di bawah CML, meskipun mungkin sebagian ada yang sangat dekat dengan CML.

Kemiringan CML merupakan selisih antara ekspektasi return portofolio pasar

dan sekuritas bebas risiko (rM - rf) dibagi oleh selisih risiko mereka (äM – 0) atau (rM - rf)/ äM).

P

P M

/

M

M

Gambar 2.2. Capital Market Line

Karena titik potong vertical CML adalah rf, garis lurus yang membentuk CML memiliki persamaan sebagai berikut:


(47)

p M

f M f

p

r

r

r

r

Keseimbangan di pasar sekuritas dicirikan oleh dua hal penting. Pertama, titik potong vertical CML (yaitu tingkat bebas risio), yang sering disebut imbalan atas waktu menunggu (reward for waiting). Kedua, Kemiringan CML, yang sering disebut imbalan atas risiko yang ditangung (reward per unit of risk borne). Pada intinya, pasar sekuritas menyediakan tempat untuk memperdagangkan waktu dan risiko dengan harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko.

2.1.7. Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Nilai Perusahaan

Ada dua jenis biaya yang ditanggung perusahaan pada saat struktur modal optimal, yaitu biaya beban keuangan dan biaya keagenan (Megginson, 1997: 323-338).

2.1.7.1. Biaya beban keuangan

Perusahaan memang dapat menikmati bertambahnya penghematan pajak yang diperoleh dari bertambahnya hutang, akan tetapi pendanaan yang berasal dari hutang juga dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan karena bertambahnya beban bunga. Perusahaan bisa menangguhkan (mengabaikan) pembayaran dividen, tetapi pembayaran bunga tetap harus dipenuhi tepat waktu dan


(48)

jumlahnya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga disebabkan oleh kas yang dimiliki tidak cukup dan dapat mengakibatkan perusahaan menanggung beban keuangan, dan wujud beban keuangan yang paling berat adalah kebangkrutan.

Biaya beban keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua: biaya beban keuangan langsung dan biaya beban keuangan tidak langsung.

a. Biaya beban keuangan langsung

Biaya beban keuangan langsung yang ditanggung perusahaan adalah biaya pengesahan secara hukum (legal) dan biaya administrasi yang berkaitan dengan kebangkrutan atau reorganisasi.

b. Biaya beban keuangan tidak langsung

Biaya ini biasanya bersifat implisit yang ditanggung oleh perusahaan dalam situasi yang sangat berat (tetapi tidak bangkrut), antara lain: biaya modal lebih tinggi, penurunan penjualan dan hilangnya kepercayaan pelanggan, manajer dan pekerja melakukan tindakan-tindakan drastis (mengurangi kapasitas, menekan biaya secara drastis, atau menjual aktiva) yang dapat menyusutkan nilai perusahaan, dan perusahaan tidak dapat mempertahankan keberadaan manajer-manajer dan para pekerjanya yang berkualitas.


(49)

2.1.7.2. Biaya keagenan

Teori yang memperhitungkan biaya keagenan pertama kali dikemukakan oleh Michael C. Jensen (Jensen, 2001: 2) pada tahun 1976 yang dipublikasikan dalam

Journal of Financial Economics volume 3 nomor 4 pada bulan Oktober 1976

dengan judul Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and

Ownership Structure. Teori tersebut menegaskan bahwa struktur keuangan

dipengaruhi oleh insentif dan perilaku dari pembuat keputusan (pihak manajemen). Jensen dan Meckling mengemukakan adanya dua potensi konflik, yaitu konflik antara pemegang saham dengan kreditur, dan konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen.

a. Konflik antara Pemegang Saham dengan Kreditur

Kreditur menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang), sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan. Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam meraih laba yang banyak. Cara perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil, kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi bila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidak-mampuan pemegang saham memenuhi kewajibannya.


(50)

Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi, kreditur mengenakan biaya keagenan hutang (debt agency cost), dalam bentuk pembatasan penggunaan hutang oleh manajer. Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan hutang untuk investasi dalam proyek baru (seperti capital rationing).

b. Konflik antara Pemegang Saham dengan Pihak Manajemen

Pihak manajemen tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham, tetapi agak mengarah kepada kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, pemegang saham menanggung biaya keagenan ekuitas (equity agency

cost) untuk memantau kegiatan pihak manajemen.

Kedua macam biaya keagenan mempunyai sifat yang berlawanan. Tindakan pihak manajemen mengarah pada pemenuhan kepentingan dirinya sendiri, bila kepemilikannya atas perusahaan mengecil. Untuk mengatasi hal itu, kepemilikan manajerial dapat ditingkatkan dengan cara mengubah sebagian ekuitas perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi hutang. Tindakan tersebut tentunya akan meningkatkan risiko kreditur karena perusahaan harus menanggung beban biaya bunga yang lebih banyak, yang berarti, biaya keagenan hutang meningkat. Nilai perusahaan maksimum ketika struktur modal optimal tercapai karena pada saat itu biaya ekuitasnya paling rendah. Keadaan tersebut tercermin pada gambar berikut ini.


(51)

Gambar 2.3. Hubungan Biaya Modal (Cost of Capital) pada Saat Struktur Modal Optimal Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Gambar tersebut memperlihatkan nilai perusahaan pada berbagai level hutang. Ketika perusahaan menerbitkan hutang, akan menikmati penghematan pajak dan nilai perusahaan meningkat seturut dengan peningkatan hutang karena penghematan pajak bertambah. Meskipun demikian, peningkatan hutang yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan biaya beban keuangan dan biaya keagenan, yang selanjutnya akan mengurangi nilai perusahaan secara keseluruhan. Bila manfaat pajak, biaya beban keuangan dan biaya keagenan diperhitungkan secara bersama-sama, manajer keuangan akan mendapatkan nilai levered firm (VL). Puncak garis VL menunjukkan nilai levered firm maksimum, yang berarti biaya modal yang dihitung dengan

Weighted Average Cost of Capital (WACC) juga paling rendah.

Weighted Average Cost of Capital (WACC) diformulasikan sebagai berikut:

WACC = Ke[E / (D+E)] + Kd(1 -T) [D / (D+E)] Di mana:

Ke = Biaya Ekuitas (cost to equity)


(52)

Kd = Biaya Utang (cost to debt)

D / D+E = Rasio Utang/(hutang + ekuitas) perusahaan T = Tarif Pajak Perusahaan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diketahui bahwa biaya ekuitas (cost of

equity) elemen yang tidak terpisahkan dalam biaya modal yang diformulasikan dalam

WACC, kenaikan atau penurunan biaya ekuitas secara langsung juga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan asumsi bahwa biaya hutang dianggap konstan, hal ini sejalan dengan CAPM yang mengasumsikan bahwa terdapat tingkat bebas risiko pasar dengan investor dapat memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang, pajak dan biaya transaksi tidak relevan dan tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor.

2.1.8. Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik


(53)

digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001: 248).

Kallapur dan Trombley (1999: 117) Realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai.

Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha (Helfert, 1997: 333). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.


(54)

Sriwardany (2006: 78) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Dari trade-off theory tersirat makna bahwa pertumbuhan perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan.

Stulz (1990: 17) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.

2.1.9. Market To Book Ratio

Market To Book Ratio adalah rasio dari nilai pasar perlembar saham biasa atas

nilai buku perlembar ekuitas. Nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu aktiva (Helfert, 1997: 326). Sedangkan nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, di mana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat di pasar, suasana psikologis yang ada di pasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya (Helfert, 1997: 290).


(55)

2.1.10.Agency Theory

Teori keagenan (Agency theory) dalam El Qarni (2009: 1) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut “nexus of contract”. Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan

ataupun menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori agensi.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Principal menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif/remunerasi yang memadai


(56)

dan sebesar-besarnya atas kinerjanya. Principal menilai prestasi Agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar deviden, maka Agen dianggap berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang Agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan agar target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa dari Principal ataupun inisiatif Agen sendiri. Maka terjadilah Creative

Accounting yang menyalahi aturan, misal: adanya piutang yang tidak mungkin

tertagih yang tidak dihapuskan; Kapitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan penjualan yang tidak semestinya; yang kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca yang “mempercantik” laporan keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan income

smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun kelihatan

perusahaan meraih keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun.

Salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa manajemen dalam mengelola perusahaan cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada meningkatkan nilai perusahaan. Contoh nyata yang dominan terjadi dalam kegiatan perusahaan dapat disebabkan karena pihak agensi memiliki informasi keuangan daripada pihak prinsipal (keunggulan informasi), sedangkan dari pihak prinsipal boleh jadi memanfaatkan kepentingan pribadi atau golongannya sendiri (self-interest) karena memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power).


(57)

Pengembangan akuntansi kontemporer salah satunya adalah digunakannya Agency Theory dalam menjustifikasi akuntansi positif. Menurut Baiman 1990 dalam El Qarni (2009: 2), terdapat 3 model hubungan agensi yaitu The Principal-Agent

Model, The Transaction Cost Economics Model, The Rochester Model. Ketiganya

memiliki dua kerangka kesamaan dan dua perbedaan. Kesamaannya, pertama, ketiganya memahami ketentuan dan penyebab hilangnya efisiensi yang diciptakan oleh divergensi antara perilaku kerjasama dan kepentingan individu; kedua, ketiganya menganalisa dan memahami implikasi perbedaan proses pengendalian menghindari hilangnya efisiensi pada masalah agensi. Sedangkan perbedaannya, pertama, menekankan perbedaan sumber-sumber divergensi perilaku kerjasama dan kepentingan individu; kedua, menekankan perbedaan aspek pada agenda riset pada umumnya; ketiga, pemodelan berhati-hati yang mendasari konteks ekonomi yang menyebabkan timbulnya masalah agensi; keempat, derivasi optimalisasi hubungan kerja dan memahami bagaimana hubungan kerja yang meringankan masalah agensi; kelima, komparasi hasil-hasil untuk melakukan observasi praktik model yang dipakai dan menganalisanya. Artinya dalam kerangka umum model hubungan agensi memperlihatkan bahwa manajer melakukan maksimasi expected utility agar dapat mempengaruhi desain kontrak kerja mereka. Pemilik dan manajer secara bersama dibatasi biaya atas masalah agensi, sehingga memerlukan insentif untuk mendesain kontrak yang mengurangi secara efisien masalah agensi. Dua tokoh utama (principal dan agent) dalam interaksi bisnis tersebut sebenarnya mengarah pada kepentingan yang sama, yaitu wealth (kekayaan). Bentuk ekstrim (extreme ways) dari agency


(1)

2

. LNGROW.K

A_X3.Z2

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >=

.100).

3

. LNCAPM.K

A_X2.Z2

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >=

.100).

Model Summary

Model R R Square

Adjus ted R Squa

re

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

Durbin-Watson

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .45

8 .210 .190 .29028 .210 10.615 4 160 .000

2 .45

5 .207 .192 .28992 -.003 .594 1 160 .442

3 .44

3 .196 .186 .29099 -.011 2.207 1 161 .139 2.364

ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regressio

n 3.578 4 .894 10.615 .000

1


(2)

Total 17.060 164 Regressio

n 3.528 3 1.176 13.991 .000

Residual 13.532 161 .084

2

Total 17.060 164

Regressio

n 3.342 2 1.671 19.736 .000

Residual 13.718 162 .085

3

Total 17.060 164

Coefficients

Excluded Variables

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant)

.553 .265 2.087 .038 .030 1.076

LNDER_X1

.179 .034 .385 5.214 .000 .111 .247 .422 .381 .366 .907 1.103 LNCAPM_X2

.563 .233 .187 2.411 .017 .102 1.023 .133 .187 .169 .822 1.217 LNCAPM.KA_X2.

Z2 -.144 .087 -.141 -1.662 .098 -.316 .027 -.137 -.130 -.117 .686 1.458 LNGROW.KA_X

3.Z2 .023 .030 .058 .771 .442 -.036 .082 .052 .061 .054 .862 1.160 2 (Constant)

.527 .262 2.008 .046 .009 1.045

LNDER_X1

.184 .034 .395 5.446 .000 .117 .251 .422 .394 .382 .937 1.068 LNCAPM_X2

.541 .231 .180 2.339 .021 .084 .998 .133 .181 .164 .833 1.200 LNCAPM.KA_X2.

Z2 -.120 .081 -.117 -1.486 .139 -.280 .040 -.137 -.116 -.104 .789 1.268

3 (Constant) .431 .255 1.689 .093 -.073 .936

LNDER_X1

.197 .033 .422 5.993 .000 .132 .262 .422 .426 .422 1.000 1.000 LNCAPM_X2


(3)

Model Beta In t Sig.

Partial

Correlation Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Minimum Tolerance

1 LNGROW_X3 . . . . .000 . .000

LNDER.KA_X1.

Z2 . . . . .000 . .000

2 LNGROW_X3 .055 .771 .442 .061 .967 1.034 .789

LNDER.KA_X1.

Z2 . . . . .000 . .000

LNGROW.KA_X

3.Z2 .058 .771 .442 .061 .862 1.160 .686

3 LNGROW_X3 .053 .742 .459 .058 .967 1.034 .967

LNDER.KA_X

1.Z2 -.253 -1.486 .139 -.116 .170 5.886 .170

LNGROW.KA

_X3.Z2 .013 .181 .856 .014 .992 1.008 .992

LNCAPM.KA_

X2.Z2 -.117 -1.486 .139 -.116 .789 1.268 .789

Coefficient Correlations

Model

LNGROW.KA_

X3.Z2 LNCAPM_X2 LNDER_X1

LNCAPM.KA_ X2.Z2

1 Correlations LNGROW.KA

_X3.Z2 1.000 .119 -.179 -.362

LNCAPM_X2 .119 1.000 -.121 -.421

LNDER_X1 -.179 -.121 1.000 .296

LNCAPM.KA_

X2.Z2 -.362 -.421 .296 1.000

Covariances LNGROW.KA

_X3.Z2 .001 .001 .000 -.001

LNCAPM_X2 .001 .054 -.001 -.009

LNDER_X1 .000 -.001 .001 .001

LNCAPM.KA_

X2.Z2 -.001 -.009 .001 .008

2 Correlations LNCAPM_X2 1.000 -.102 -.408

LNDER_X1 -.102 1.000 .252

LNCAPM.KA_

X2.Z2 -.408 .252 1.000

Covariances LNCAPM_X2 .054 -.001 -.008

LNDER_X1 -.001 .001 .001

LNCAPM.KA_

X2.Z2 -.008 .001 .007

3 Correlations LNCAPM_X2 1.000 .001

LNDER_X1 .001 1.000

Covariances LNCAPM_X2 .045 .000


(4)

Collinearity Diagnostics

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index Variance Proportions

(Constant) LNDER_X1 LNCAPM_X2

LNCAP M.KA_ X2.Z2

LNGRO W.KA_

X3.Z2

1 1 3.785 1.000 .00 .02 .00 .01 .02

2 .691 2.341 .00 .41 .00 .00 .40

3 .411 3.035 .00 .50 .00 .01 .47

4 .110 5.879 .01 .05 .01 .86 .09

5 .003 33.099 .99 .02 .99 .13 .02

2 1 3.353 1.000 .00 .03 .00 .01

2 .525 2.526 .00 .93 .00 .01

3 .118 5.323 .01 .02 .01 .86

4 .004 30.896 .99 .01 .99 .12

3 1 2.488 1.000 .00 .06 .00

2 .508 2.212 .00 .94 .00

3 .004 25.072 1.00 .00 1.00

Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.3271 .2868 .0550 .14276 165

Std. Predicted Value -2.677 1.624 .000 1.000 165

Standard Error of

Predicted Value .023 .117 .037 .012 165

Adjusted Predicted Value -.3134 .2882 .0551 .14268 165

Residual -.78958 .72362 .00000 .28921 165

Std. Residual -2.713 2.487 .000 .994 165

Stud. Residual -2.730 2.529 .000 1.004 165

Deleted Residual -.79942 .74865 -.00014 .29501 165

Stud. Deleted Residual -2.787 2.573 -.001 1.009 165

Mahal. Distance .007 25.572 1.988 2.611 165

Cook's Distance .000 .103 .007 .013 165


(5)

Charts

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual 0

5 10 15 20 25

F

re

q

u

e

n

c

y

Mean = -3.05E-16 Std. Dev. = 0.994 N = 165

Dependent Variable: LNMBR_Y Histogram


(6)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

rob

Dependent Variable: LNMBR_Y


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 72 99

PENGARUH STRUKTUR MODAL, BIAYA EKUITAS (COST OF EQUITY) DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

1 39 10

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating.

0 0 46

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 9 12

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 4

PENGARUH STRUKTUR MODAL, BIAYA EKUITAS (COST OF EQUITY) DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 10