daripada gerakan bodily. Hal ini dikarenakan kekuatan pada gerakan tipping difokuskan pada apeks gigi. Pergerakan rotasi menyebabkan resorpsi pada daerah
yang menerima tekanan. Apabila gerakan rotasi dilakukan searah jarum jam, maka daerah yang mengalami resorpsi adalah daerah distobukal dan mesiolingual.
2-3,26-27
Gambar13. Akar premolar a kontrol. b yang mengalami intrusi. c yang mengalami ekstrusi. Pembesaran 153x. Panah menunjukkan area resorpsi
26
3.2.2.2.3 Besar Tekanan
Besar kekuatan yang diberikan untuk menggerakkan gigi mempengaruhi beratnya resorpsi akar. Semakin besar kekuatan, semakin besar resorpsi yang terjadi.
Kekuatan ringan menghasilkan pergerakan gigi yang lebih besar serta resorpsi yang kecil bila dibandingkan dengan kekuatan yang besar. Disamping itu, aplikasi
perawatan diskontinu menghasilkan lebih sedikit resorpsi daripada perawatan kontinu.
1-3,28
3.2.2.2.4 Lama Perawatan
Pada pasien yang memiliki faktor resiko, lama perawatan dapat meningkatkan resorpsi apikal akar. Pergerakan rotasi dapat menimbulkan resorpsi yang parah,
Universitas Sumatera Utara
tergantung pada lama perawatannya. Resorpsi pada pergerakan rotasi terlihat setelah dua minggu perawatan.Area resorpsi terlihat berupa sejumlah cekungan yang
dangkal, tetapi kontur akar belum berubah. Tiap area resorpsi memiliki kedalaman dan perluasan yang berbeda-beda, namun hanya terbatas pada sementum
Gambar 14. Gigi yang dirotasi selama tiga minggu menunjukkan resorpsi yang lebih parah dibanding gigi yang dirotasi selama dua minggu Gambar 15.
1-3,28-29,35
Pada umumnya , resorpsi pada gigi yang dirotasi selama 4 minggu hampir terlihat pada seluruh permukaan akar gigi dibandingkan gigi yang digerakkan selama
dua dan tiga minggu, namun area resorpsinya tidak lagi membesar. Resorpsi pada sepertiga tengah akar cenderung lebih besar dan dalam, serta mencapai dentin dan
menyebabkan tubulus dentin terbuka Gambar 16.
28-29,35
Pada gigi yang dirotasi selama 6 minggu, sepertiga tengah permukaan akar merupakan gigi yang paling terpengaruh pada daerah prominensia akar tonjolan
antara bukal dan distal dan antara permukaan lingual dan mesial. Kebanyakan lakunanya dalam, dan tubulus dentin terlihat lebih jelas Gambar 17. Sepertiga
servikal dan sepertiga apikal menunjukkan insidens resorpsi yang rendah. Sepertiga apikal menunjukkan beberapa area resorpsi, namun dangkal dan tidak ada perubahan
kontur apikal.
4,17,29
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14. Gambaran resorpsi akar setelah 2 minggu perawatan, A. Beberapa resorpsi area R
pada permukaan akar distal tanpa pembesaran B. Resorpsi berupa cekungan
pada sepertiga tengah pembesaran 55x
29
Gambar 15. Gambaran resorpsi akar setelah 3 minggu perawatan. A. area resorpsi R pada
permukaan akar distal pembesaran 19x B. Resorpsi pada sepertiga tengah, hanya
mempengaruhi sementum pembesaran 270x
29
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Gambaran resorpsi akar setelah 4 minggu perawatan. A Area resorpsi R pada permukaan
distal pembesaran 30x. B Pembesaran lebih besar pada daerah sepertiga tengah akar. Panah
menunjukkan tubulus dentin dari dentin yang teresorbsi pembesaran 740x
29
Gambar 17. SEM dari 6 minggu perawatan. A. Area resorpsi R pada permukaan distal.
Pembesaran 17x. B. Beberapa tubulus dentin yang terpapar karena proses resorpsi.
Pembesaran 960x
29
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Prevalensi Resorpsi Akar pada Perawatan Ortodonti
Kerentanan gigi terhadap resorpsi pada satu individu berbeda antara satu gigi dengan gigi lainnya. Menurut Newman, insisivus sentralis maksila merupakan gigi
yang paling rentan terhadap resorpsi akar, diikuti oleh premolar maksila dan insisivus lateralis. Sedangkan gigi yang mengalami resorpsi paling parah adalah gigi insisivus
lateralis maksila 1.47 mm diikuti oleh insisivus sentralis maksila 1.24 mm dan kaninus maksilaris 1.14 mm. Pada bagian mandibula, gigi yang mengalami resorpsi
paling parah adalah kaninus 0.89 mm diikuti insisivus lateralis 0.8mm dan insisivus sentralis 0.68mm.
17,19,22,30
Universitas Sumatera Utara