yang goyang akibat resorpsi, dan gigi yang mengalami resorpsi tidak digerakkan sampai gigi tersebut mengalami perbaikan.
18
Kekuatan ortodonti memicu terjadinya proses inflamasi yang dapat menyebabkan terjadinya resorpsi akar. Inflamasi ditandai dengan adanya nyeri. Bila
pasien mengeluhkan nyeri selama perawatan, obat-obat anti-inflamasi dapat diberikan untuk mengurangi inflamasi sehingga resorpsi akar dapat dihindari. Anti-inflamasi
yang dapat digunakan adalah golongan NSAIDs, seperti aspirin, acetaminophen dan ibuprofen. Kortikosteroid seperti kortisol juga memiliki efek anti-inflamasi.
Pemberian kortikosteroid dengan dosis kecil 1 mgkgBB dapat mengurangi resorpsi akar. Namun kortikosteroid dengan dosis besar selama perawatan ortodonti dapat
memperparah resorpsi.
3,34
Penyakit-penyakit seperti alergi dan asma juga memicu terjadinya resorpsi akar. Glukokortikoid diresepkan untuk inflamasi dan penyakit-penyakit autoimun,
seperti rheumatoid arthritis, dermatitis, alergi dan asma. Bila penyakit-penyakit tersebut dapat diatasi, maka resorpsi akar dapat berkurang.
3,33-34
4.1.3 Setelah Perawatan
Pada akhir perawatan, rekam medis akhir termasuk radiografi diperlukan untuk evaluasi. Apabila resorpsi terlihat pada radiografi akhir, pasien harus
diberitahu. Radiografi akan berguna untuk perawatan pada saudara pasien. Bila pasien rentan terhadap resorpsi akar, maka ada kemungkinan saudara pasien juga
rentan terhadap resorpsi akar Gambar 18.
18
Universitas Sumatera Utara
Untuk gigi dengan resorpsi yang berat, pemeriksaan radiografi dilakukan secara berkala sampai resorpsi berhenti. Disamping itu harus diperhatikan apakah
setelah braket dilepas, terjadi perbaikan sementum penghentian proses aktif dari resorpsi akar secara alami . Bila resorpsi berjalan terus, perawatan endodonti dapat
dilakukan. Pemeriksaan adanya traumatik oklusi sewaktu fase retainer penting karena traumatik oklusi dapat menyebabkan resorpsi akar yang berat.
18
4.1.4 Alat Diagnosa
Bentuk akar dan posisi akar menentukan tingkat kerentanan suatu gigi terhadap resorpsi akar eksternal. Untuk mengevaluasi bentuk akar dan posisi akar,
dokter gigi pada umumnya menggunakan foto panoramik atau periapikal sebagai tambahan dari sefalometri. Foto periapikal penting untuk membandingkan panjang
akar sebelum perawatan dan setelah perawatan. Insisivus maksila digunakan sebagai acuan untuk melihat adanya resorpsi karena insisivus maksila merupakan gigi yang
paling sering mengalami resorpsi pada 6-9 bulan pertama perawatan aktif. Oleh karena itu, penting untuk mengambil foto periapikal secara periodik selama
perawatan.
18,32
Penggunaan foto panoramik menguntungkan karena paparan radiasi lebih sedikit, waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dan kerjasama pasien lebih baik. Namun
bentuk akar yang jelas sulit diperoleh dari foto panoramik. Bila gigi tertentu diduga mengalami resorpsi akar , maka foto periapikal harus dilakukan untuk menghindari
kesalahan.
32
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Sefalogram setelah perawatan dari dua kakak beradik yang menunjukkan kesamaan derajat
resorpsi akar yang ekstrim, yang diyakini bahwa tingkat kerentanan merupakan faktor
genetik.
18
Radiografi merupakan alat yang paling populer dalam prosedur diagnosa. Namun karena keterbatasannya, foto periapikal biasa mungkin menutupi
mengaburkan defek utama permukaan akar. Teknologi modern seperti CT scan lebih sering digunakan pada penelitian. Keuntungan memakai CT scan lebih besar daripada
radiografi konvensional, namun CT scan sangatlah mahal dan membutuhkan peralatan khusus. Efek pada permukaan bukal dan lingual tidak dapat terlihat dengan
menggunakan radiografi konvensional, tetapi dapat terlihat dengan menggunakan CT scan. Tambahan berupa pandangan mesialdistal dengan foto periapikal dapat
meningkatkan keakuratan diagnosis resorpsi akar. Sensitivitas radiografi konvensional dan digital hampir sama , namun sistem digital mampu memperlihatkan
sejak dini perubahan kecil pada panjang akar Gambar 19. Foto digital memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan radiografi konvensional, dan pengurangan
radiasi sebanyak 70 serta tidak menggunakan bahan kimia. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
modifikasi cahaya dan saturasi dapat dilakukan pada foto digital sehingga identifikasi dari jaringan anatomis dan jaringan patologis dapat dilakukan.
17,31,32
Gambar 19. Penggunaan CT scan untuk melihat bentuk
tiga dimensi dari gigi, akar dan tulang
alveolar
31
Sampai saat ini, tidak ada acuan yang akurat dalam memperkirakan kerentanan ataupun keparahan resorpsi pasien. Tiga bulan setelah perawatan,
resorpsi akar dapat terdeteksi hanya pada beberapa gigi. Jumlahnya meningkat secara signifikan setelah enam bulan perawatan. Untuk memantau adanya resorpsi akar ,
prosedur pemeriksaan yang standar adalah pemeriksaan radiografi setelah enam bulan perawatan. Pada gigi yang beresiko tinggi, seperti akar berbentuk pipet, kontrol
radiografi setiap tiga bulan sangat dianjurkan.
18
Universitas Sumatera Utara
4.2 Penanggulangan Resorpsi Akar Perawatan resorpsi akar pada perawatan ortodonti meliputi pemberian obat-
obatan, perawatan endodonti dan penggunaan LIPUS.
4.2.1 Penanggulangan Resorpsi Akar Internal