kaninus. Sedangkan overbite yang besar hanya menunjukkan resorpsi akar yang tinggi pada insisivus lateral maksila.
1-3,12,15,17,19
Pada pasien yang baru saja melakukan transplantasi gigi , dokter gigi harus menunggu paling sedikit 3 bulan pasca transplantasi sebelum memberikan kekuatan
pada gigi. Reaksi gigi yang ditransplantasi terhadap kekuatan ortodonti sama dengan gigi normal lainnya.
42
Gambar 12. Klasifikasi bentuk akar oleh Lavender dan Malmgren 1988 A Normal B Pendek C
Tumpul D Bengkok E Bentuk pipet
15
3.2.2.1.3 Kesehatan Rongga Mulut
Kehilangan tulang alveolar cenderung terjadi pada pasien dewasa, karena pasien dewasa lebih berpotensial mengalami penyakit periodontal seperti gingivitis
dan periodontitis. Eliasson, dkk 1982 meneliti bahwa dengan tidak adanya plak sewaktu kekuatan ortodonti diberikan, maka kehilangan tulang akibat perawatan
ortodonti tidak akan terjadi. Boyd, dkk 1989 membandingkan suatu kelompok
orang dewasa yang semuanya mengalami periodontitis dengan suatu kelompok orang dewasa dan remaja yang mempunyai periodontium sehat. Kelompok yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
periodontitis menjalani terapi periodontal sebelum di beri penanganan orthodonti selam 3 bulan. Lalu kedua group diberi penanganan ortodonti. Hasilnya tidak ada
perbedaan berarti pada kedua kelompok itu. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan
ortodonti aman dilakukan pada pasien yang memiliki jaringan periodontal yang sehat walaupun kehilangan tulang alveolar. Resorpsi akar sebanyak sepertiga apikal tidak
dapat menyebabkan gigi goyang, kecuali resorpsi akar diikuti dengan kehilangan tulang alveolar. Oleh karena itu, selama perawatan ortodonti, kesehatan jaringan
pendukung gigi harus diperhatikan.
1-3,20,22
3.2.2.1.4 Kondisi Sistemik
Penyakit-penyakit sistemik seperti diabetes, arthritis, dan asma serta malnutrisi merupakan faktor predisposisi yang mempercepat terjadinya resorpsi akar
pada perawatan ortodonti. Pasien asma kronis baik yang mendapatkan perawatan maupun tidak, memiliki resiko yang tinggi terhadap resorpsi akar, yang dapat dilihat
dari penumpulan drastis pada akar molar maksila. Hal ini dapat terjadi karena dekatnya akar dengan sinus maksila yang terinflamasi dan atau tanpa mediator
inflamasi pada pasien-pasien ini. Pasien yang alergi, misalnya terhadap rumput, serbuk bunga, bulu binatang, nikel, dan makanan juga rentan terhadap resorpsi akar.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Owman-Moll dan Kurol 2000 pada pasien yang mengalami resorpsi akar , kebanyakan alergi terhadap serbuk bunga
dan bulu binatang.
1-3,21
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.1.5 Kebiasaan