mengenai persediaan barang dagangan benar-benar terjadi. Semua dokumen harus berdasarkan atas izin pemilik.
2. Kelengkapan Belum adanya pencatatan setiap transaksi mengenai persediaan
barang dagangan yang dilakukan pada toko Jakarta secara lengkap dan disertai dengan dokumen atau catatan yang diperlukan.
3. Akurasi Perhitungan jumlah barang dagangan dilakukan pemilik dan
karyawan namun belum ada pencatatan data yang akurat mengenai persediaan barang dagangan.
4. Klasifikasi Sudah adanya penerapan kebijakan klasifikasi mengenai
persediaan barang dagangan yang ada pada toko Jakarta. 5. Tepat waktu
Setiap transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan dilakukan tepat waktu. Namun setelah terjadi transaksi
belum adanya pencatatan yang dibuat oleh pemilik semuannya masih secara lisan.
6. Pelaksanaan Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Pada Toko Jakarta
Toko Jakarta menerapkan unsur-unsur pengelolaan persediaan barang dagangan yang terdiri dari:
1. Prosedur permintaan pembelian barang dagangan beras
Universitas Sumatera Utara
a. Prosedur ini dimulai dari kebutuhan akan beras. pemilik yang
memeriksa secara langsung beras jenis apa saja yang telah habis dan diperlukan untuk dilakukan pemesanan kembali. Berdasarkan
pertimbangan tertentu , misalnya perputaran persediaan yang cepat atau jumlah persediaan beras yang tinggal sedikit.
b. Pembelian dilakukan langsung oleh pemilik dan beras yang
dipesan merupakan beras yang dibutuhkan. c.
Pemilik yang menetapkan sendiri jadwal pemesanan pada supplier. 2. Prosedur penerimaan barang dagangan beras
a Supplier datang membawa beras yang dipesan beserta faktur.
b Supplier langsung menyerahkan pada pemilik.
c Pemilik memeriksa kelengkapan data administrasi antara fisik
beras dan faktur. Jumlah barang yag diterima harus sesuai dengan data yang ada di faktur.
d Setelah barang yang diterima sesuai, maka serah terima oleh
pemilik yaitu tanda tangan penerimaan barang. 3. Prosedur penyimpanan Persediaan barang dagangan Beras
a Barang yang telah diterima disimpan digudang dan sebagian lagi
diletakkan ditoko untuk dijual. b
Penyimpanan barang dilakukan oleh para karyawan dan diawasi oleh pemilik.
c Beras yang disimpan disesuaikan dengan jenisnya. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pengidentifikasian dan pencarian.
Universitas Sumatera Utara
Penyimpanan beras diatur sedemikian rupa sehingga barang yang pertama kali masuk akan dikeluarkan pertma kali juga.
d Pengamanan fisik digudang terhadap beras dilakukan langsung
oleh pemilik dan karyawan. 4. Prosedur Pengeluaran persediaan barang dagangan
Pelaksanaan pengeluaran barang digudang dilakukan atas permintaan pemilik dan dikarenakan adanya permintaan dari konsumen, dan beras
yang ada ditoko telah habis atau tinggal sedikit. 5. Prosedur Pencatatan persediaan barang dagangan
Pemilik belum melakukan pencatatan persediaannya dengan menggunakan sistem komputer. Barang-barang yang telah dijual serta
sisa persediaan hanya diketahui secara lisan tanpa adanya pencatatan. 6. Prosedur penilaian persediaan barang dagangan
Prosedur penilaian persediaan barang dagangan yang digunakan oleh Pemilik adalah metode penilaian FIFO First In First Out atau barang
yang pertama kali masuk harus lebih awal dikeluarkan. Hal ini guna untuk menghindari kerusakan pada beras.
7. Prosedur Pengendalian Persediaan Barang Dagangan Pengendalian persediaan barang dagangan pada Toko Jakarta
dilakukan mulai dari perencanaan, pembelian, penyimpanan dan pengeluaran beras, pemilihan batas minimal persediaan beras
dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan beras yang ada, sehingga dapat menjamin kelancaran aktivitas usaha. Pemesanan barang akan
dilakukan bila persediaan sudah mencapai batas minimal. Jumlah
Universitas Sumatera Utara
persediaan minimal untuk persediaan beras berbeda-beda tergantung dari tingkat perputaran persediaan. Untuk beras yang perputarannya
cepat, maka persediaan beras yang ada harus lebih besar dari pada beras yang tingkat perputarannya rendah. Jangan sampai beras yang
memiliki perputaran tinggi tidak tersedia untuk dijual. Dalam melaksanakan pengendalian atas pengamanan persediaan barang dalam
menekan angka kehilangan, pemilik menerapkan teknik pengendalian fisik yang dilaksanakan ditoko maupun digudang. Pengendalian ini
mencegah terjadinya pencurian ditoko maupun digudang. Efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan dapat dilihat dari
sejauh mana suatu usaha dapat memenuhi syarat pengelolaan persediaan barang dagangan yang efektif. Syarat-syarat pengelolaan persediaan barang dagangan,
yaitu: 1. Penetapan tanggung jawab dan wewenang yang jelas
Toko Jakarta menetapkan tugas dan tanggung jawab pada tiap karyawannya.
2. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik Toko Jakarta menetapkan secara lanngsung sasaran dan kebijakan dan
dirumuskan dengan baik, hal ini nampak dalam berbagai proses pengelolaan persediaan barang dagangan beras.
3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan Dalam hal pergudangan Toko Jakarta belum menanganinya dengan
baik karena fasilitas gudang yang belum cukup memadai dan tidak
Universitas Sumatera Utara
terlalu luas. Namun pemilik dan karyawan selalu mengidentifikasi beras yaitu tingkat kerusakan beras.
4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak Persediaan barang dagangandiatur sedemikian rupa sesuai dengan
jenis, ukuran dan merk untuk mempermudah pencarian beras digudang dan ditoko.
5. Standarisasi dan simplikasi persediaan Belum terdapat prosedur yang memadai yang berkaitan dengan
penerimaan, penyimpanan, pengeluaran. pemilik memperkirakan berapa persediaan beras yang dibutuhkan atau beras yang
perputarannya cepat, dan berapa untuk beras yang perputarannya lambat, sehingga kekosongan dapat dihindari.
6. Catatan dan laporan keuangan yang cukup Toko Jakarta belum melakukan pencatatan dan laporan atas aktivitas
pengelolaan persediaan barang dagangan yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari sistem perencanaan, penyimpanan yang tidak dilengkapi
dengan laporan-laporan pada setiap transaksi terjadi. 7. Tenaga kerja yang memuaskan
Faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang menentukan kemajuan suatu usaha. Pemilik dalam penerimaan karyawan belum
memperhatikan latar belakang pendidikan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengujian Hipotesa