Defenisi Konsep Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam Mendukung Keberhasilan Pembangunan Desa (Studi Deskriptif Desa Sena, Kacamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara)

17 Kemudian bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini berguna untuk memperdalam kajian sosiologi, terutama kajian-kajian yang berkaitan dengan modal sosial.

1.5. Defenisi Konsep

Peneitian mengenai konfigurasi modal sosial pada etnis Jawa di desa Sena tidak semata-mata ditujukan untuk mengidentifikasi karakteristik dan konfigurasi modal sosial, tetapi juga untuk mengetahui bagaimana proses tumbuh dan berkembangnya elemen-elemen modal sosial yang memacu pesatnya pertumbuhan Desa Sena sebagai kawasan pinggiran hinterland. Kemudian, agar penelitian tetap terfokus dan tidak menimbulakan penafsiran ganda,maka digunakan beberapa defenisi konsep sebagai berikut: 1. Komunitas tempatan adalah setiap orang yang menempati suatu wilayah geografis suatu daerah selama satu tahun atau lebih,terikat oleh aturan-aturan yang berlaku,saling berinteraksi satu sama lain. 2. Hinterland daerah pinggiran adalah desa-desa pendukung yang berada disekitar wilayah kota medan mainland kota. Hinterland merupakan daerah perbatasan antara kota medan dan Kabupaten Deli Serdang, letaknya relatif jauh dari pusat pemerintahan dua membentuk pembangunan dikawasan hinterland belum menjadi prioritas utama. 3. Modal sosial adalah hubungan sosial antar individu maupun antar kelompok yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lain,seperti saling percaya guna melakukan kerjasama demi mencapai tujuan atau kepentingan bersama. Universitas Sumatera Utara 18 4. Pedesaan adalah satu kesatuan dimana bertempat tinggal bersama dalam lingkungan yang sama dan suatu masyarakat yang berkuasa mengadukan pemerintahan sendiri. 5. Trust kepercayaan adalah rasa saling percaya yang melekat pada setiap komunitas.ketersediaan trust berbeda-beda dalam setiap komunitas,yang disebabkan oleh perbedaan nilai-nilai budaya. 6. Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan partisipasi mencakup keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, hingga pelaksanaan kegiatan pembangunan. 7. Konfigurasi adalah Struktur sosial atau unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti: kelompok-kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga sosial maupun nilai dan norma sosial. Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu: a. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. b. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi mayoritas dominan di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa. Universitas Sumatera Utara 19 c. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan.Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa d. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental. Masyarakat multicultural secara secara sederhana adalah masyarakat yg memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Modal Sosial