Konsep Modal Sosial dalam perspektif sosiologi

22 hubungan yang aktif di antara manusia: rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerja sama. Di dalam masyarakat kita, modal sosial ini menjadi suatu alternatif pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Mengingat sebenarnya masyarakat kita sangatlah komunal dan mereka mempunyai banyak sekali nilai-nilai yang sebenarnya sangat mendukung pengembangan dan penguatan modal sosial itu sendiri. Pasalnya modal sosial memberikan pencerahan tentang makna kepercayaan, kebersamaan, toleransi dan partisipasi sebagai pilar penting pembangunan masyarakat sekaligus pilar bagi demokrasi dan good governance tata pemerintahan yang baik yang sedang marak dipromosikan. Fukuyama 1997 menjelaskan bahwa.Sosial capital can be defined simply as the existence of a certain set of informal values or norms shared among members of a group that permit cooperation among them.. Modal sosial adalah serangkaian nilai- nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerja sama di antara mereka.

2.2. Konsep Modal Sosial dalam perspektif sosiologi

Secara umum, modal sosial didefenisikan sebagai hubungan sosial antar individu maupun antar kelompok yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lain, seperti saling percaya guna melakukan kerjasama demi mencapai tujuan atau kepentingan bersama. Sementara itu World Bank Subejo 2004 mengatakan bahwa modal sosial tidaklah sederhana hanya sebagai penjumlahan dari institusi-institusi yang dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga merupakan perekat dan penguat yang menyatukan Universitas Sumatera Utara 23 mereka secara bersama-sama. Modal sosial meliputi shared values berbagi pendapatan dan rules peraturan bagi perilaku sosial yang terekspresikan dalam hubungan-hubungan antar personal, trust kepercayaan dan common sense kerja sama tentang tanggung jawab terhadap masyarakat, semua hal tersebut menjadikan masyarakat lebih dari sekedar kumpulan individu. Konsep modal sosial yang dijadikan fokus kajian, pertama kali dikemukakan oleh Coleman Portes, 2000 : 2 yang didefenisikan sebagai aspek-aspek dari struktur hubungan antar individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-nilai baru.putnam menyebutkan bahwa modal sosial tersebut mengacu pada aspek – aspek utama dari oeganisasi sosial, seperti kepercayaan trust , norma-norma norms dan jaringan Network yang dapat meningkatkan efesiensi dalam suatu masyarakat. Lebih lanjut dalam tataran relasi sosial, modal sosial diikuti dengan adanya common sense kerja sama yang tumbuh dan berkembang melalui gabungan dari tindakan individual yang membentuk suatu tindakan kolektif.tindakan kolektif itu sendiri dapat terbentuk karena adanya nilai-nilai yang dianut bersama berbagi hasil shared value, yang muncul dari adanya saling percaya. Sejalan dengan pendapat coleman dikatakan oleh oleh Fukuyama 2002 yang mengidentifikasikan modal sosial sebagai kapitalis yang muncul dari kepercayaan umum didalam sebuah masyarakat atau dibagian-bagian tertentu dari masyarakat.inti dari modal sosial itu sendiri adalah kepercayaan atau trust didefenisikan sebagai harapan tumbuh didalam masyarakat, ditujukan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Adanya trust memungkinkan orang-orang yang tidak saling mengenal dapat bekerjasama dengan baik untuk tujuan bersama. Universitas Sumatera Utara 24 Selanjutnya, batasan-batasan yang dikemukakan oleh ahli mengenai modal sosial sangat beragam, hal ini disebabkan belum adanya batasan yag baku mengenai kajian modal sosial. Coleman dalam Sobejo 2004 mengatakan bahwa ada tiga unsur utama yang merupakan pilar modal sosial,yaitu rasa kepercayaan dalam lingkungan sosial, arus informasi yang lancar dalam struktur sosial untuk mendorong berkembangnya kegiatan dalam masyarakat dan norma-norma yang harus ditaati dengan sanksi yang jelas dan efektif. Senada dengan apa yang disampaikan oleh Colomen, lubis 2002 kesimpulan bahwa elemen-elemen pokok sosial sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Sikap saling percaya trust meliputi sikap kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan kemudahan hati. Artinya dengan adanya sifat kepercayaan ini yang merupakan landasan dasar bagi suatu masyarakat dalam membentuk modal sosial yang ada disena sena tersebut. b. Jaringan sosial network, yang meliputi adanya partisipasi participatoins, pertukaran timbal balik reciprocity, solidaritas yaitu kesediaan untuk secara ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah, kerjasama collaboration, dan keadilan equity. c. Pranata institusion yang meliputi:nilai-nilai yang dianut atau yang dimiliki bersama,norma dan sanksi, serta aturan-aturan rules. Selanjutnya,putnam dalam lubis 2002 mengatakan tindakan atau perilaku kolektif dapat dibangun dengan dua cara, yakni melalui cara paksaan atau sukarela atas dasar saling percaya. Penggunaan paksaan dalam membangun kerja kolektif dinilai cukup efektif, akan tetapi hanya akan bertahan setelah suatu program selesai Universitas Sumatera Utara 25 dilaksanakan.sementara itu, tindakan kolektif yang dibangun atas dasar trust akan bertahan relatif lebih lama. Modal sosial umumnya telah terdapat pada suatu komunitas sejak lama,hanya saja masih belum disadari seutuhnya sehingga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pembangunan.lebih lanjut komunitas mimiliki modal sosial yang berbeda. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat. Dalam kajian sosiologis, terdapat dua jenis ikatan pada mdal sosial, yakni ikatan yang kuat dan ikatan yang lemah. Ikatan pertama mancakup rasa anggota keluarga, sahabat, dan sejawat, sedangkan yang kedua meliputi para kenalan dan sejawat yang jauh. Ikatan tersebut membentuk dimensi modal sosial yang mengikat anggota didalam kelompok, serta mengaitkan komunitas sumber daya penting yang berada diluar mereka pemegang kekuasaan. Ikatan-ikatan pada suatu komunitas merupakan hal yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai tindakan kolektif salah satu syarat tumbuhnya tindakan kolektif tersebut adalah dengan membangun suasana pertisipatif, dimensi elemen-elemen modal soal dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Di Sumatra Utara, penelitian tentang modal sosial pernah dilakukan oleh sembiring 2004. Penelitian tersebut difokuskan pada komunitas etnis aceh, yang berakhir pada kesimpulan bahwa relevansi modal sosial terhadap otonomi daerah tidak hanya menguntungkan komunitas secara ekonomi, tetapi juga secara sosial budaya. Modal sosial tersebut merupakan salah satu nilai budaya yang diwariskan Universitas Sumatera Utara 26 secara turun-temurun, inilah yang menyebabkan mengapa modal sosial yang dimiliki komunitas jawa sangat khas dan eiliki keunikan tersendiri. Keunikan modal sosial yang dimiliki oleh komunitas jawa tidak muncul secara tiba-tiba melainkan telah ada sejak lama, yang kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman, modal sosial yang dimiliki oleh komunitas etnis Jawa terdapat pada empat aspek penting, antara lain; aspek pemerintahan aspek ekonomi, aspek penyelesaian konflik,serta pada aspek kedermawanan sosial. Penelitian lain yang dilakukan oleh Badaruddin 2006 juga menemukan bahwa kerjasama kolektif yang dilandasi oleh ketersediaan elemen-elemen modal sosial tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kesejahtraan komunitas, tetapi juga bagi kesejahtraan keluarga. Hal ini dikarenakan kerjasama kolektif dalam penjualan jagung sistem lelang dapat menaikkan posisi tawar petani jagung terhadap harga pasar, dibandingkan menjal secara individu.

2.3. Trust Kepercayaan sebagai Modal sosial