Perkara PERTIMBANGAN HUKUM MAJELIS HAKIM

BAB IV PERTIMBANGAN HUKUM MAJELIS HAKIM

TERHADAP HAK HADHANAH PADA IBU WANITA KARIR

A. Perkara

N omor : 458Pdt.G2006Pengadilan Agama Depok. Pokok persoalan yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut : Ir. Rini Prima Utari Samil Binti Gusti Samil, umur 34 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan Karya Bakti Nomor 31 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji Kota Depok; dalam hal ini berdasarkan kekuatan surat kuasa khusus tertanggal 06 Juni 2006 diwakili oleh kuasanya A Putra Mijaya, SH, LL.M, Tabrani Abby, SH, M. Hum, Syarifuddin Yusuf, SH, Robi A. Marpaung, SH, Yasmin Purba, SH, Jaime Angelique, SH, Romi Leo Rinaldo, SH, semua Advokat dan Penasihat Hukum ”Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Indonesia Legal Aid Foundation yang beralamat di jalan Diponegoro Jakarta Pusat, yang bersangkutan adalah sebagai Penggugat. Sedangkan Ir. Luthfy Bulaga Hutagalung Bin Drs. H. Yusuf Hutagalung, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di jalan Sungai Pawan nomor 4 Rt.0507 Kramat Pela Kb. Baru Jakarta Selatan, yang bersangkutan adalah sebagai Tergugat. Tentang duduk perkaranya dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat dan Tergugat yang melangsungkan pernikahan pada tanggal 5 Oktober 1996 bertepatan pada tanggal 29 Jumadil Awal 1417, yang dicatatkan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Beji Kota Depok, 41 sesuai dengan kutipan akta nikah nomor 358231996 tanggal 5 Oktober 1996. 2. Bahwa Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri telah memilih tempat kediaman bersama yang terakhir di Jalan Taruna Jaya No. 31 Rt.04 Rw.13 Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas Jakarta. 3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 dua orang anak yang bernama : Anggraita Maurizqa, umur 9 tahun Ahmad Thoriq Arif, umur 3 tahun 4. Bahwa sampai saat ini umur perkawinan Penggugat dan Tergugat sudah berumur 9 sembilan tahun 8 delapan bulan. 5. Bahwa pada awal pernikahan, Penggugat dan Tergugat tinggal bergantian, 2 dua minggu di Kebayoran tempat mertua Penggugat dan 2 dua minggu berikutnya di Depok. Kemudian Penggugat dan Tergugat pindah ke daerah Pasar Minggu Rawa Bambu, seberang Poltangan ketika Penggugat sedang hamil anak yang pertama. 6. Bahwa rumah tersebut adalah milik mertua Penggugat yang sengaja dibangun untuk diberikan kepada ipar-ipar perempuan Penggugat. Ketika itu sebidang tanah dibangun menjadi 3 tiga kavling. Sehingga Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah adik Tergugat. 7. Bahwa ketika anak Penggugat dan Tergugat berumur sekitar 3 tiga atau 4 empat tahun, mertua Penggugat menawarkan rumah untuk Penggugat dan Tergugat yang baru saja habis masa kontraknya, di daerah Cibubur. 8. Bahwa pada awal-awal pernikahan Penggugat dan Tergugat, ketika tinggal di Pasar Minggu, Tergugat beserta teman-temannya bekerja di perusahaan kontraktor, namun Tergugat tidak ikut menanam modal disana. Lalu kemudian Tergugat keluar. 9. Bahwa ketika tinggal di Cibubur Tergugat membuka usaha sendiri yaitu jual beli mobil bekas yang modalnya didapat dari Mertua Penggugat. Karena kurang berhasil, maka kemudian Tergugat mengganti usahanya berupa membuat arang batok untuk dipasarkan ke restoran-restoran sekitar Cibubur dan usaha ini juga tidak berhasil. 10. Bahwa selanjutnya Tergugat membuka usaha Susu KPBS. Untuk itu pada awalnya lumayan maju. Dengan memiliki 6 enam sampai 7 tujuh orang pegawai yang tinggal di paviliun rumah. Namun lama-kelamaan usaha ini pun menurun ditambah dengan adanya hutang kepada pihak distributor. Sampai akhirnya pegawai Tergugat tinggal 1 satu orang saja. Itupun setelah tutup Tergugat masih memiliki hutang yang dicicil ke pihak distributor. 11. Bahwa Tergugat tidak pernah membuat lamaran kerja ke perusahaan manapun karena Tergugat berprinsip tidak mau bekerja dibawah orang lain. Namun pernah sekali Penggugat membuat lamaran kerja dan Penggugat serahkan kepada teman Penggugat yang bekerja di Sinar Mas BII valas sewaktu Tergugat tidak ada pekerjaan. Dan Tergugat hanya bertahan 3 tiga hari saja dengan alasan Tergugat tidak bisa bekerja dibelakang meja apalagi ruangan ber AC. 12. Bahwa sementara Penggugat bekerja di Yayasan Sosial yang bergerak di bidang pemberian beasiswa bagi anak-anak tidak mampu sejak tahun 1998. 13. Bahwa sewaktu Penggugat mengandung anak kedua memasuki bulan ke-2 usia kandungan, Tergugat mengalami serangan jantung di rumah. Ketika itu Penggugat sedang bekerja dan Tergugat di rumah bersama anak Penggugat dan Tergugat yang besar. Ketika itu Tergugat sedang tidak bekerja. 14. Bahwa akibat serangan jantung tersebut Tergugat dirawat di Rumah Sakit Fatmawati selama sekitar 5 hari di ruang ICU dan sekitar 5 hari di kamar RS. Ternyata menurut analisa dokter penyakit jantung koroner tersebut adalah penyakit turunan dari ayah Tergugat yang juga berpenyakit yang sama. 15. Bahwa sekitar 5 bulan berikutnya ia terkena lagi penyakit batu di ginjal. 16. Bahwa Tergugat adalah orang yang kaku dan sangat tidak romantis. Selama perkawinan Tergugat tidak pernah mengajak Tergugat nonton berdua di bioskop, walaupun Penggugat yang membayar. 17. Bahwa ketika anak kedua Tergugat dan Penggugat lahir, Tergugat tidak mendampingi Penggugat dengan alasan bahwa sudah ada orang tua Penggugat yang menemani 18. Bahwa lambat laun kehidupan rumah tangga Penggugat sering diwarnai ketegangan karena ternyata semakin lama Penggugat dan Tergugat menemukan banyak perbedaan prinsip dan cara pandangan kedepan mengenai hidup berumah tangga. 19. Bahwa Penggugat merasa selalu saja salah di mata Tergugat, dan Penggugat bukanlah isteri yang baik bagi Tergugat. Sampai-sampai orang tua Penggugat selalu turun tangan untuk mendamaikan. 20. Bahwa perlu diketahui sampai saat ini Penggugat masih dibantu orang tua dalam mencukupi rumah tangga. Misalnya televisi adalah kepunyaan Penggugat semasa gadis, begitu juga dengan tape, radio hingga lemari pakaian. Begitu pula dengan barang-barang lainnya adalah merupakan pemberian orang tua Penggugat, seperti Kulkas, Mesin Cuci, Kompor Gas, VCD, DVD, Oven, Microwave, AC sampai jemuran pakaian dan singkatnya hampir seluruh isi rumah tersebut orang tua Penggugat yang melengkapinya. 21. Bahwa sebenarnya hubungan antara orang tua Penggugat dengan Tergugat kurang harmonis. Hal ini dikarenakan Tergugat dan keluarganya kurang senang dengan adanya perbedaan agama didalam keluarga Penggugat. 22. Bahwa orang tua perempuan Penggugat beragama Protestan dan ayah Penggugat beragama Islam. 23. Bahwa Tergugat tidak pernah mau untuk bersilahturahmi kepada keluarga besar Penggugat dengan alasan takut terpengaruh dan akan berdampak negatif pada anak-anak. Namun dilain pihak, Penggugat harus mau menjalin hubungan kepada keluarga besar Tergugat. 24. Bahwa sejak berumah tangga, baru setahun belakangan ini Penggugat dibolehkan bertemu dengan sepupu, sanak saudara Penggugat. Setelah apa yang menjadi alasan Tergugat ternyata tidak benar. 25. Bahwa hubungan Penggugat dengan kedua mertua pun sebenarnya tidak terlalu akrab. Dikarenakan mereka sebenarnya tidak setuju kalau bermantukan Penggugat. Penggugat memanggil mereka ’namboru’ untuk mertua perempuan, dan ’amangboru’ untuk mertua lelaki. Yang dapat diartikan ’ibu mertuatante’ dan ‘bapak mertuaoma’. Tidak seperti Tergugat memanggil mereka dengan sebutan; mama dan papa. Padahal kepada orang tua Penggugat, Tergugat memanggil mami dan papi seperti layaknya Penggugat. Saat mengetahui bahwa anak pertama adalah perempuan, mertua Penggugat kurang suka. Terbukti, pada saat itu mereka tidak mau menggendong anak tersebut. Baru lama-kelamaan mereka mulai bisa menerimanya. 26. Bahwa ketidak harmonisan rumah tangga Penggugat di mulai sejak Tergugat dalam tiga bulan terakhir, Mulai Februari, Maret, April 2006, tidak menerima gaji tepat pada waktunya dari perusahaan pabrik steel-hardchrom, tempat Tergugat bekerja selama hampir 2 dua tahun. Dikarenakan pabrik tersebut sudah kesulitan membayar upah pegawai, yang mengakibatkan Tergugat baru menerima gaji pada minggu kedua bahkan pernah pula pada minggu ketiga, itupun cash bon terlebih dahulu sebesar sepertiga bagian dari upahnya perbulan. Walaupun pada akhir bulan atau pernah juga di bulan berikutnya akhirnya dilunasi. 27. Bahwa di bulan Februari 2006 Penggugat mendapat tawaran pekerjaan tambahan sebagai event organizer untuk mengkoordinir artis yang menghibur di Hotel Anggrek di daerah Slipi Tomang. 28. Bahwa pekerjaan Penggugat sebagai koordinator artis adalah menyusun kegiatan musik untuk satu minggu kedepan, memimpin rapat kegiatan, memberikan honor untuk artis pengisi suara perharinya, mengatur fasilitas serta konsumsi artis pengisi acara, mengatur keuangan dan laporan, mengatur kegiatan rapat dengan pejabat hotel, sampai mengurus transportasi bagi pegawai manajemen. 29. Bahwa pada awalnya Tergugat mendukung pekerjaan sampingan Penggugat tersebut. Malah Tergugat mengajarkan Penggugat bagaimana cara memimpin dan duduk di dalam suatu keorganisasian. 30. Bahwa sejak tanggal 01 Mei 2006, ternyata Tergugat baru tahu bahwa pekerjaan di bidang hiburan musik baru dimulai pada pukul 20.00 WIB, sehingga Tergugat keberatan atas pekerjaan Penggugat. 31. Bahwa Penggugat baru berangkat bekerja sekitar pukul 15.00 Wib setelah menyelesaikan segala pekerjaan rumah sebagai layaknya ibu rumah tangga. 32. Bahwa pekerjaan Penggugat selesai pukul 21.00 WIB, namun apabila ada pekerjaan mendadak seperti dengan pihak manajemen Hotel, Penggugat baru dapat pulang diatas pukul 22.00 WIB, dikarenakan jarak tempat kerja dengan rumah Penggugat cukup jauh. Dan ketika pulang Penggugat tetap mengerjakan rumah seperti mencuci piring kotor dan berbenah. 33. Bahwa pada hari Rabu tanggal 03 Mei 2006 ketika Penggugat pulang bekerja, yang saat itu pukul 01.00 dini hari, Penggugat diantar oleh manager dan isterinya. Ketika isteri manager hendak berpamitan dan menjelaskan mengenai keterlambatan kepulangan Penggugat, Tergugat tidak berkenan menemui manager dan isterinya bahkan pintu kamar dikunci dari dalam sehingga Penggugat tidak bisa masuk. Padahal biasanya Tergugat paling marah apabila kamar dikunci sebelum semua masuk kamar Penggugat tidur beramai-ramai dengan Tergugat dan anak-anak. 34. Bahwa pada Jum’at tanggal 05 Mei 2006, ketika Penggugat sampai di rumah sekitar pukul 22.15 WIB, pagar rumah sudah digembok, pintu rumah dikunci dan digerendel dari dalam sehingga walaupun Penggugat memiliki kunci rumah, Penggugat tetap tidak bisa masuk. Dan ketika itu Penggugat pulang bersama dengan sepupu perempuan Tergugat yang tinggal bersebelahan dengan rumah Penggugat. Sepupu Tergugat juga bekerja di tempat Penggugat bekerja. 35. Bahwa ketika Penggugat membunyikan bel ternyata kabel bel rumah dicabut, begitu juga kabel rumah. Dan ketika Penggugat berusaha menghubungi lewat ponsel Tergugat ternyata tidak diaktifkan. Akhirnya setelah mengetuk pintu rumah selama hampir setengah jam dan tidak dibuka juga, maka Penggugat bersama sepupu Tergugat berinisiatif untuk jalan kebelakang rumah dan mencoba membangunkan Tergugat dari belakang rumah, barulah Tergugat membuka pintu rumah. 36. Bahwa puncaknya adalah pada hari selasa, 09 Mei 2006, seperti biasa setiap hari Selasa dan Kamis Penggugat bekerja di Yayasan beasiswa di Jalan Tanjung. Dan setiap hari Selasa orang tua Penggugat menemani anak-anak Penggugat di rumah di Cibubur sampai Penggugat dan Tergugat pulang. 37. Bahwa biasanya Tergugat sudah sampai di rumah sekitar pukul 18.00 dan seperti biasa setelah ada yang ganti menjaga anak-anak, orang tua Penggugat pulang ke rumahnya di Depok. 38. Bahwa Penggugat pulang kerja, sekitar pukul 19.00 WIB. Penggugat bilang ke orang tua Penggugat bahwa Penggugat akan mampir dulu ke hotel untuk memberikan pembayaran kepada personil band yang hari itu mengisi acara. Dan Penggugat tidak mengatakan kepada orang tua Penggugat bahwa Penggugat pulang sekitar pukul 21.00 WIB, orang tua Penggugat langsung menyetujui. Namun sekitar pukul 20.30 WIB orang tua Penggugat kembali menelepon Penggugat sambil marah-marah bahwa beliau tidak bisa pulang karena Penggugat dan Tergugat belum ada yang sampai rumah. Penggugat kaget, karena biasanya pukul 18.00 WIB Tergugat sudah sampai rumah. Akhirnya Penggugat buru-buru pulang. 39. Bahwa Penggugat sampai di rumah sekitar pukul 21.20 WIB. Penggugat melihat Tergugat juga baru pulang. Penggugat kemudian duduk. Namun ternyata Tergugat bersama orang tua Penggugat memarahi dan sambil memukuli Penggugat. 40. Bahwa Penggugat bertanya-tanya kenapa Penggugat dipukul, karena sebelumnya pada pukul 19.00 WIB Penggugat sudah memberitahukan lewat ponsel kepada orang tua Penggugat bahwa akan pulang pukul 21.00 WIB. Orang tua Penggugat terus marah-marah sambil kemudian menampar kedua pipi Penggugat dan kedua tangannya. 41. Bahwa ketika itu Tergugat memandangi Penggugat yang sedang dipukuli oleh orang tua Penggugat dengan tersenyum. Bahkan Tergugat melarang Penggugat untuk bicara guna menjelaskan permasalahan yang sebenarnya mengapa Penggugat terlambat pulang. Bahkan Tergugat ikut memukuli muka Penggugat secara terus menerus. Karena tidak diberi kesempatan untuk membela diri, akhirnya Penggugat berteriak sejadi-jadinya. Pemukulan itu berhenti saat telepon rumah berbunyi. Kesempatan ini dipergunakan oleh Penggugat untuk menghindar. Namun Penggugat dikejar dan kembali dipojokkan untuk duduk di kursi dekat telepon sambil tangan serta kaki Tergugat menahan dada Penggugat sehingga Penggugat tidak bisa bergerak. Dan kemudian Penggugat kembali dipukul secara bertubi-tubi oleh orang tua Penggugat dan Tergugat.

B. Pertimbangan Hukum