BAB III DESKRIPSI UMUM PENGADILAN AGAMA DEPOK
A. Sekilas Kota Depok
a. Dasar Pembentukan dan Perkembangan Kota Depok
Berdasarkan kajian sejarah, Pemerintahan Kota Depok dikenal dengan sebutan ”Depok” adalah sebagai sebutan terhadap sebuah dusun terpencil
yang terletak di tengah hutan belantara. Dalam perkembangan kultur masyarakat tatar sunda sering juga dipergunakan kata ”Padepokan” sebuah
tempat terpencil yang dipergunakan untuk melakukan aktivitaskegiatan yang sifatnya pendalam sebuah ilmu.
34
Dalam perkembangannya, pada tanggal 18 mei 1696 seorang Pejabat Tinggi VOC Cornelis Chastelin membeli tanah yang meliputi daerah Depok
dan sebagian kecil wilayah Jakarta Selatan serta Ratujaya, Bojong Gede adalah perpaduan kultur sunda dan betawi, yang selanjutnya Tahun 1871
Pemerintahan Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk pemerintahan dan presiden sendiri.
35
Keputusan tersebut berlaku sampai tahun 1942 dikenal dengan sebutan ”Gomeente Depok” diperintah oleh seorang presiden sebagai Badan
Pemerintah Tertinggi di bawah kekuasaannya terdapat kecamatan-kecamatan yang membawahi Mandat sembilan mandor dan dibantu oleh para
34
Dokumen Pengadilan AgamaDepok, Selayang Pandang Depok:Pengadilan Agama,2005, h. 3
35
Ibid, h. 3 22
pencalang Polisi Desa serta pemikir atau Menteri Lumbung.
36
Daerah teritorial Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha., namun pada tahun 1952 dihapus setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara
pemerintah RI dan pimpinan Gomeente Depok, tapi tidak termasuk tanah- tanah eigendom dan beberapa hak lainnya.
37
Bermula dari sebuah kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan pembantu bupati wilayah Parung yang meliputi 21 Desa, dan
dalam perkembangan berikutnya pada tahun 1976 perumahan-perumahan mulai dibangun dan berkembang terus yang akhirnya pada tahun 1981
pemerintah membentuk pemerintah Administratif Depok. Peresmian kota Administratif Depok dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri
Dalam Negeri dimana saat itu di jabat oleh H. Amir Machmud.
38
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok mengalami pergantian kepemimpinan dari mulai : wali kota pertama Drs. Moch.
Rukasah Suradimadja alm. tahun 1982- 1984, wali kota kedua Drs. H.M.I. Tamji tahun 1984-1988, wali kota ketiga Drs. H. Abdul Wahyan
tahun 1988-1991, wali kota keempat Drs. H. Moch. Masduki tahun 1991- 1992, wali kota kelima Drs. H. Sofyan Safari Hamim tahun 1992-1996
dan terakhir dijabat oleh Drs. H. Badrul Kamal 1997-1999 yang pada tanggal 27 April 1999 dilantik menjadi Pejabat WalikotamadyaKepala
36
Ibid, h. 3
37
Ibid, h. 3
38
Ibid, h. 4
Daerah Tingkat II Depok sekaligus peresmian Kota Depok dan berakhir pada tanggal 15 Maret 2005. Kemudian seiring terjadinya perubahan sistem
pemerintahan sentralisasi kepada desentralisasi yang melahirkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dengan perubahan oleh UU No. 32
tahun 2004, maka KotamadyaDaerah Tingkat II Depok berubah menjadi Kota Depok.
39
b. Letak dan Luas Wilayah Pemerintahan Kota Depok serta Kondisi
Demografis. 1.
Kondisi Geografis Secara geografis Kota Depok terletak pada kordinat 6° 19’ 00” -
6° 28’ 00” Lintang Selatan LS dan 106° 43’ 00”- 106° 55’ 30” Bujur Timur BT. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan
daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen.
40
Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di provinsi Jawa Barat, memiliki luas wilayah sekitar 200,29 Km
2
dengan mewilayahi 6 kota kecamatan, 63 Kelurahan, 776 Rukun Warga dan 3. 914 Rukun
Tetangga. Hampir sebagian besar kelurahan di Kota Depok sudah terklasifikasi, yakni : sebanyak 50 kelurahan berstatus swasembada dan
39
Ibid, h. 4
40
Ibid, h. 5
13 kelurahan lainnya masuk dalam klasifikasi Swakarya.
41
Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga kabupaten dan satu provinsi, yaitu:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten
Tanggerang; -
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
Kecacamatan Bojong Gede; dan, -
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.
Karena sangat rapat dan berbatasan dengan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, maka kemudian Depok mendapat julukan sebagai
”Kota Penyangga dan Pemukiman”. Karena kebanyakan penduduk Kota Depok adalah mereka para pekerja dari Pusat ibu Kota
Jakarta.
42
2. Kondisi Demografis
Menurut hasil penghitungan proyeksi kependudukan tahun 2001, jumlah penduduk Kota Depok berjumlah 1.204.687 jiwa, dengan
perbandingan jenis kelamin yaitu: 609.225 jiwa laki-laki dan 595.462
41
Ibid, h. 5
42
Ibid, h. 6
jiwa perempuan, dengan rasio jenis kelamin 102.
43
Dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan, wilayah ini berbatasan dengan daerah khusus ibu kota Jakarta
yang nota bene merupakan pusat kekuasaan, dan pusat perdagangan, di samping merupakan wilayah penyangga perkembangan demografis DKI
Jakarta.
44
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Secara ekonomis Kota Depok memiliki Pendapatan Asli Daerah yang tidak jelek. Penerimaan melalui sektor pajak daerah, Retribusi
daerah, Pos bagian BUMD PDAM, bagi hasil pajak, bagian sumbangansubsidi, bagian bantuan pembangunan dan pos-pos
penerimaan lainnya yang mencapai Rp 33.462.077.000.00 menjadikan Kota Depok diperhitungkan para investor.
45
Sebagian besar mata pencaharian penduduk berada pada sektor perdagangan dan jasa, yaitu 126.616 orang 35,42, sektor
pemerintahanPegawai Negeri SipilABRI yaitu 82.237 orang 23,02, sektor pertanian 24.468 orang 6,85, sektor pengrajin 2.267
orang 0,63, pengusaha 657 orang 0,18 dan lain-lain 121.207
43
Ibid, h. 6
44
Ibid, h. 6
45
Ibid, h. 6
orang 33,9..
46
4. Kondisi sosial BudayaPendidikan
Sebagai kota penyangga yang prospektif Depok telah menyiapkan lembaga-lembaga yang menghasilkan Sumber Daya
Manusia SDM yang baik untuk menghadapi persaingan global yang semakin lama semakin menuntut perbaikan di masa mendatang. Fasilitas
pendidikan yang dimiliki Kota Depok adalah sebagai berikut : Fasilitas SekolahPendidikan
No. Jenis SekolahPendidikan
Jumlah
1 Taman Kanak-kanakRA
17 buah 2
SDMadrasah Ibtidaiyyah 442 buah
3 SMPMTSN
194 buah 4
SMUMA 91 buah
5 Perguruan Tinggi
9 buah 6
SLB 4 buah
Sumber Data : BPS Kota Depok Tahun 2001 Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan
Jumlah
1 Rumah Sakit Umum
4 buah 2
Puskesmas 24 buah
3 Pos Yandu
637 buah 4
Klinik KB 176 buah
5 Apotik
77 buah Sumber Data : BPS Kota Depok Tahun 2001
47
46
Ibid, h. 7
5. Kondisi Sosial Keagamaan.
Depok yang memiliki akar sejarah panjang dalam hal pembinaan keagamaan, pada perencanaan pembangunan Depok Modern telah
memposisikan tempat-tempat ibadah sebagai salah satu media meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan masyarakat di Kota
Depok.
48
Kondisi seperti ini telah menempatkan Kota Depok sebagai kota religius yang memegang teguh asas saling menghormati antar umat
beragama dan menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi.
49
Secara spesifik, bagi umat Islam dari 6 kecamatan yang ada telah memiliki TPA Taman Pendidikan Al-Qur’an sebanyak 582 buah
dengan jumlah murid 23.284 orang serta 1.023 gurupengajar.
50
B. Pengadilan Agama Depok