Pengadilan Agama Depok DESKRIPSI UMUM PENGADILAN AGAMA DEPOK

5. Kondisi Sosial Keagamaan. Depok yang memiliki akar sejarah panjang dalam hal pembinaan keagamaan, pada perencanaan pembangunan Depok Modern telah memposisikan tempat-tempat ibadah sebagai salah satu media meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan masyarakat di Kota Depok. 48 Kondisi seperti ini telah menempatkan Kota Depok sebagai kota religius yang memegang teguh asas saling menghormati antar umat beragama dan menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi. 49 Secara spesifik, bagi umat Islam dari 6 kecamatan yang ada telah memiliki TPA Taman Pendidikan Al-Qur’an sebanyak 582 buah dengan jumlah murid 23.284 orang serta 1.023 gurupengajar. 50

B. Pengadilan Agama Depok

a. Dasar Pembentukan dan Yuridiksi. 1. Dasar Pembentukan Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kota Depok yang berawal dari suatu wilayah Kecamatan Depok berkembang menjadi sebuah Kota Administratif sebagai bagian dari kabupaten Bogor kemudian menjadi Kota Madya, yang pada saat ini menjadi sebuah 47 Ibid, h. 8 48 Ibid, h. 9 49 Ibid, h. 9 50 Ibid, h. 9 pemerintahan Kota Depok dibentuk pula Pengadilan Agama PA Depok berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002. Pembentukan PA Depok ini bersamaan dengan dibentuknya 11 PA lainnya sesuai KEPRES dimaksud yaitu PA Muara Tebo, PA Sengeti, PA Gunung Sugih, PA Blambangan Umpa, PA Cilegon, PA Bontang, PA Sangatta, PA Buol, PA Bungku, PA Banggai, dan PA Tilamuta. PA Depok yang peresmian operasional oleh Walikota Depok dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2003 di Balai Kota Depok mulai menjalankan fungsi peradilan sejak 1 Juli 2003, Di samping dasar pembentukan dan dasar operasional sebagaimana tersebut di atas, yang menjadi dasar pertimbangan perlunya dibentuk PA Depok adalah antara lain : 51 a. Depok telah menjadi sebuah pemerintahan kota, yang berdiri sendiri lepas dari Pemerintah kabupaten Bogor yang perlu dibentuk sebuah Pengadilan Agama sesuai pasal 4 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989. b. Perkara-perkara yang harus diselesaikan oleh PA Cibinong, 55 berasal dari penduduk yang berdomisili di Depok, sesuai hasil studi kelayakan. c. Untuk melaksanakan asas cepat dalam penyelesaian perkara, 51 Ibid, h. 10 karena pemerintah kota Depok harus menuju ke PA Cibinong. 52 2. Yuridiksi Daerah hukum PA Depok adalah meliputi wilayah Pemerintahan Kota Depok, sesuai dengan pasal 4 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1989 yang dalam Keputusan Presiden RI Nomor 62 tahun 2002 pasal 2 ayat 5 disebutkan bahwa ”Daerah hukum Pengadilan Agama Depok meliputi wilayah pemerintahan Kota Depok Propinsi Jawa Barat”. Yang pada saat ini wilayah yuridiksinya sebagaimana yang telah disebutkan di atas. 53 b. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pengadilan Agama Depok merupakan PA kelas II, karena ia baru dibentuk, yang saat ini dipimpin oleh seorang Ketua Drs. Kurtubi Kosim, SH, M. Hum dan seorang wakil Ketua H. Asril Nasional, SH, M. Hum. Adapun struktur organisasi PA Depok, sebagai berikut: 1. Pimpinan : Ketua dan Wakil Ketua 2. Tenaga fungsional : Para Hakim 3. KepaniteraanKeseketariatan : a. Panitera Sekretaris dibantu oleh : Wakil Panitera, Panitera Muda Permohonan, Panitera Gugatan, dan Panitera Hukum serta beberapa orang Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti. 54 b. Sekretaris dibantu oleh : Wakil Sekretaris yang dilengkapi dengan : 52 Ibid, h. 11 53 Ibid, h. 11 54 Ibid, h. 11 Kepala Urusan Kepegawaian, Kepala Urusan Keuangan, dan Kepala Urusan Umum. 55 c. GedungKantor dan Perlengkapannya. 1. Tanah dan Gedung. Pengadilan Agama Depok yang baru dibentuk pada tahun 2002 dan diresmikan operasionalnya pada bulan Juni 2003, saat ini belum memiliki gedung sendiri, untuk sementara kegiatan dan pelaksanaan tugas dan fungsinya menempati sebuah bangunan dengan status mengontrak, terletak di Jalan Bahagia Raya Nomor 11 Rt 0408 Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok Timur, Kota Depok. Namun demikian, untuk selanjutnya, PA Depok akan menempati sebuah bangunan gedung yang didirikan di atas sebidang tanah hasil pemberian dari Pemerintah Kota Depok seluas 636 M 2 . Kantor yang sedang dibangun ini terletak di pusat perkantoran Kota Depok berdekatan dengan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok. Pemberian tanah dari Pemerintah Kota Depok tersebut, dikarenakan Pemerintah Kota sangat meyambut baik kehadiran lembaga penegakan hukum di kotanya, hal ini juga terlihat bagaimana ketika Pemerintah Kota Depok menerima kehadiran Tim study kelayakan untuk pendirian PA Depok. 56 55 Ibid, h. 12 56 Ibid, h. 12 Pada tahun 2000 Pemerintah Kota menjanjikan pemberian sebidang tanah dan menunjukkan lokasi yang akan ditempatkan kantorgedung PA Depok langsung di lapangan. Tanah yang ada saat ini, untuk ukuran PA kelas II luasnya belum sesuai dengan standar tanah yang ditetapkan yaitu 1600 M 2 . Sedangkan pembangunan gedungnya masih dalam proses, karena baru diselesaikan tahap I berupa Fondasi dan tiang pancang. Luas bangunan gedung tersebut, adalah 213 M 2 . dengan bertolak dari standarisasi, maka luas bangunan tersebut juga belum memenuhi standar untuk PA kelas II. Pada tahun 2005 pembangunan dimaksud dilanjutkan pada tahap II dengan dana yang sudah dialokasikan sebesar Rp. 325.000.000,- 57 2. Perlengkapan Lainnya Di samping tanah dan gedung, PA Depok juga dilengkapi dengan sarana lainnya berupa alat transportasi, informasi komunikasi, alat tulis kantor, meubelair, dan brankas serta perlengkapan lainnya, antara lain berupa: - Kendaraan roda 4 sebanyak 2 dua buah, berasal dari swadaya 1 satu buah dan hibahpemberian dari Wali Kota Depok 1 satu buah. - Kendaraan roda 2 sebanyak 1 satu buah berasal dari Depag Pusat. - Komputer 6 unit dan printer 3 unit. 57 Ibid, h. 13 - Pesawat TeleponFaksimili 1 unit berikut sambungan lainnya. - Pesawat Televisi 1 buah. 58 d. Keuangan Tahun anggaran 2004 dan 2005 PA Depok mendapatkan dana dari Daftar Isian Kegiatan DIK dan Daftar Isian Proyek DIP, sebagai berikut : Tahun 2004 : DIK sebesar : Rp 306.645.000,00 DIP sebesar : Rp 298.200.000,00 Tahun 2005 : DIK sebesar Rp 352.000.000,00 DIP sebesar Rp 332.961.000,00 Adapun sumber dana untuk tahun anggaran 2005 tersebut di atas, saat ini sebenarnya tidak dikenal lagi pembedaan antara DIK dan DIP, namun penyajiannya sedemikian rupa untuk memudahkan perbandingan besaran anggaran semata. Jika diperhatikan angka besaran dana secara keseluruhan antara tahun 2004 dengan 2005, maka dapat dilihat bahwa PA Depok mendapat kenaikantambahan anggarandana sebesar Rp. 80.116.000 atau sebesar 13,24 adapun kenaikan dana yang bersumber dari DIK sebesar Rp. 45.355.000 14,79 sedangkan yang dari DIP sebesar Rp. 34.761.000 11,65. 59 e. Ketenagaan 58 Ibid, h. 13 59 Ibid, h. 14 Tenaga pelaksana sebagai roda penggerak organisasi PA Depok yang pada tahun 2005 berjumlah 34 orang terdiri atas 3 status kepegawaian, yaitu pejabat fungsional, pejabat struktural dan karyawan non jabatan. Sedangkan pada tahun 2003 berjumlah 20 orang. Pada tahun 2004 PA Depok mendapat tambahan 13 orang pegawai yang terdiri 1 orang laki dan 12 orang Calon Pegawai Negeri Sipil. Untuk tahun 2005 mendapat tambahan 1 satu orang panitera pengganti yang didapat dari PA Jakarta timur. Rincian pegawai jika digolongkan menurut jabatan, jenis kelamin, pangkatgolongan, pendidikan akhir dan usia akhir tergambar sebagai berikut: 1. Jabatan - Hakim berjumlah 9 sembilan orang yang terdiri dari 7 tujuh orang laki dan 2 dua orang perempuan. - Panitera berjumlah 1 satu orang dan Panitera Pengganti berjumlah 6 enam orang. Panitera pengganti yang tidak merangkap sebagai pejabat struktural hanya 2 dua orang, sedangkan 4 empat orang lainnya merangkap sebagai pejabat struktural kepaniteraan. - Juru sita pengganti berjumlah 6 enam orang. Juru sita tersebut merangkap jabatan kesekretariatan 4 empat orang, dan hanya 2 dua orang yang tidak merangkap, ini pun baru diangkat pada tahun 2004. - Panitera pengganti dan juru sita pengganti masing-masing dijabat oleh 1 satu orang wanita. Jika pada jabatan fungsional baik panitera pengganti maupun juru sita pengganti yang kini merangkap jabatan struktural berarti PA Depok masih kurang tenaga pejabat fungsionalnya. Untuk itu perlu mendapat tambahan pegawai baru. - Pejabat struktural. Seluruh jabatan struktural pada tahun 2005 baik kepaniteraan maupun kesekretariatan seluruhnya telah terisi sejak tahun 2003, kecuali Kepala Urusan Umum yang diisidilantik dalam jabatan pada tahun 2004. Seluruh jabatan struktural PA Depok dijabat secara kebetulan oleh mereka yang berjenis kelamin laki-laki. - Karyawan lainnya. Karyawan PA Depok yang non jabatanstaf berjumlah 14 empat belas orang dengan rincian 11 sebelas orang bertugas di PA Depok riil sedangkan 3 tiga orang lainnya dititipkan pada PA Bogor dan PA Cibinong oleh Pengadilan Tinggi Agama Bandung. Karena volume dan frekwensi pekerjaan pada PA Depok cukup tinggi yang menerima perkara mencapai 926 pada tahun 2003 dan 885 pada tahun 2004 maka sudah seharusnya 3 orang pegawai yang dititipkan tersebut, ditugaskan langsung pada PA Depok sebelum ada penambahan pegawai yang masih sangat dibutuhkan. 60 2. Jenis Kelamin Dari 34 tiga puluh empat orang pegawai PA Depok, 26 dua puluh enam orang atau 76,47 berjenis kelamin laki-laki dan 8 delapan orang atau 23,53 dari jabatan baik struktural maupun 60 Ibid, h. 15 fungsional di PA Depok yang ada kebanyakan dijabat oleh karyawan laki-laki, bahkan seluruh jabatan struktural pejabatnya adalah laki-laki semua, kecuali hanya ada 2 dua orang kelamin wanita, 1 satu orang juru sita pengganti. 61 3. Golongan Tenaga pada PA Depok kesemuanya tidak ada yang mempunyai golongan 1, mereka berpangkatgolongan II, III dan bahkan 4 orang bergolongan IV dengan rincian sebagai berikut: Pegawai golongan IIa sebanyak 6 orang, Pegawai golongan IId sebanyak 1 orang, Pegawai golongan IIIa sebanyak 9 orang, Pegawai golongan IIIb sebanyak 6 orang, Pegawai golongan IIIe dan IIId masing-masing sebanyak 4 orang, Pegawai golongan IVa sebanyak 3 orang, Pegawai golongan IVb sebanyak 1 orang. Dari 9 sembilan orang hakim yang ada kesemuanya berpangkatgolongan Hakim Pratama Madyapiñata IIIc ke atas dengan rincian: Hakim Pratama Madya IIIc 2 orang, Hakim Pratama Utama IIId 3 orang, Hakim Madya Pratama IVa 3 orang, 61 Ibid, h. 15 Hakim Madya Muda IVb 1 orang. Hal ini berarti 45 dari jumlah 9 orang hakim di PA Depok berada pada ruang lingkup golongan IV. 62 4. Pendidikan Akhir Semua karyawan PA Depok berada pada tahap atas, hal ini dikarenakan 20 orang karyawan berpendidikan S1 bahkan 6 orang karyawan sudah menyandang gelar Master S2. Dengan kata lain 76,47 berpendidikan tinggi, dan selebihnya hanya 8 delapan orang yang berijazah SLTA atau hanya 23,53 saja yang belum sarjana. Dari 26 orang karyawan yang berpendidikan Strata-1 S1 17 orang berasal dari Fakultas Syari’ah, sedangkan 9 sembilan orang lainnya berasal dari Fakultas Hukum. Di samping itu ada juga 3 orang yang mempunyai gelar dari Fakultas Syari’ah dan Fakultas Hukum. Bahkan 2 dua orang hakimnya sedang menempuh pendidikan S3 pada UIN Syahid Jakarta dan IAIN Bandung. 63 5. Perkara PA Depok yang dibentuk sejak tanggal 28 Agustus 2002 berdasarkan Kepres No. 62 Tahun 2002 dan beroperasi sejak tanggal 1 Juli 2003 termasuk PA kelas II yang tinggi jumlah perkaranya. Hal ini terlihat bahwa untuk 6 enam bulan pertama saja yaitu bulan Juli sd 62 Ibid, h. 16 63 Ibid, h. 16 Desember 2003 menerima sejumlah 410 perkara, dan tahun 2004 sejumlah 926 perkara. Sedangkan untuk tahun 2005 yaitu bulan Januari dan Februari atau selama 2 dua bulan berjumlah 176 perkara. Jika kurun waktu 20 bulan berjumlah 1.512 perkara. Bila diambil angka rata- rata, maka PA Depok menerima 75 buah perkara lebih tiap bulannya. Dari jumlah perkara sebanyak 1.512 itu yang diterima hanya 2 dua perkara saja yang merupakan perkara waris, sedangkan yang 1.510 perkara 99,86 adalah perkara perkawinan dengan rincian jenisnya adalah: 64 No Tahun Jenis Cerai Gugat Jenis Cerai Talak Ket 1 2003 254 143 6 bulan 2 2004 594 301 1 tahun 3 2005 59 27 2 bulan Jumlah 907 471 20 bulan 6. Tata Persuratan Disamping data perkara baik yang diterima, diputus atau perkara yang dilakukanmendapat upaya hukum sebagai salah satu indikator sinergi Pengadilan Agama Depok, data aktifitas persuratan juga merupakan hal yang dapat menunjukkan sinergi yang dimaksud. Hanya saja, pemaparan pengelolaan tata persuratan yang kami sajikan dibatasi 64 Ibid, h. 17 untuk masa yang berjalan penuh 1 satu tahun, yaitu tahun anggaran 2004, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Jumlah surat yang diterbitkan PA Depok sebanyak 821 buah dengan 14 tujuan instansi berbeda, sedangkan jumlah surat yang masukditerima oleh PA Depok sebanyak 1.135 buah surat dari 13 jenis instansi yang mengirim. Baik surat yang keluar atau pun yang masuk yang terbanyak adalah yang ditujukan atau yang diterima dari instansi lingkungan peradilan agama. Dari gambaran pengelolaan data persuratan tersebut diatas terlihat bahwa PA Depok termasuk PA kelas II yang aktifitas administrasinya cukup tinggi. 65

C. Hubungan Kerja dengan Intansi Terkait