Pengertian Hadhanah HADHANAH MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II HADHANAH MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Hadhanah

Dalam Islam pemeliharaan anak disebut dengan hadhanah. Secara etimologis, hadhanah ini berarti “di samping” atau berada “di bawah ketiak”. 10 Sedangkan secara terminologis, hadhanah adalah menjaga anak yang belum bisa mengatur dan merawat dirinya sendiri, serta belum mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. 11 Para ulama fiqh mendefinisikan Hadhanah yaitu melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan, atau yang sudah besar tetapi belum mumayyiz, menyediakan sesuatu yang menjadikan kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya, agar mampu berdiri sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab. 12 Menurut Zainudin Ali, hadhanah yaitu pemenuhan berbagai aspek kebutuhan primer dan sekunder anak. Pemeliharaan meliputi berbagai aspek, yaitu 10 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam Di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fikih, UU No. 11974 Sampai KHI, cet. III, Jakarta: kencana, 2004, h.292. 11 Abi Yazid, ” Hadhanah Hak Asuh Anak”, artikel diakses pada 29 Desember 2009 dari http:abiyazid.Wordpress.comhadhanah. 12 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat Jakarta: kencana, 2003, h.175-176 11 pendidikan, biaya hidup, kesehatan, ketenteraman, dan segala aspek yang berkaitan dengan kebutuhannya. Dalam ajaran Islam diungkapkan bahwa tanggung jawab ekonomi keluarga berada di pundak suami sebagai kepala rumah tangga, dan tidak tertutup kemungkinan tanggung jawab itu beralih kepada istri untuk membantu suaminya bila suaminya tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, amat penting mewujudkan kerja sama dan saling membantu antara suami istri dalam memelihara anak sampai ia dewasa. Hal dimaksud pada prinsipnya adalah tanggung jawab suami istri kepada anak-anaknya. 13 Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 98 menjelaskan sebagai berikut : 2 Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan. 3 Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum didalam dan diluar Pengadilan. 4 Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya meninggal. 5 Sedangkan dalam perspektif Imam al-San’ani menyatakan hadhanah adalah memelihara seorang anak yang belum atau tidak bisa mandiri, mendidik, 13 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h. 64 dan memeliharanya untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat merusak dan mendatangkan madlarat atau kesengsaraan bagi anak. 14 Dalam KHI pasal 105 dinyatakan bahwa dalam hal terjadinya perceraian, maka : a Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya; b Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai hak pemeliharaannya; c Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

B. Dasar Hukum Hadhanah