Account abilit y Akuntabilitas Responsibilit y Pertanggungjawaban

3.2. Transparency Transparansi

Keput usan Ment eri Negara BUMN t ahun 2002 mengart ikan t ransparansi sebagai ket erbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keput usan dan ket erbukaan dalam mengemukakan informasi mat eriil dan relevan mengenai perusahaan. Jadi dalam prinsip ini, para pemegang saham haruslah diberi kesempat an unt uk berperan dalam pengambilan keput usan at as perubahan- perubahan mendasar dalam perusahaan dan dapat memperoleh informasi yang benar, akurat , dan t epat wakt u mengenai perusahaan. Secara sederhana dapat dikat akan bahwa prinsip ini t idak menghendaki berbagai pihak yang berkepent ingan menj adi t ersesat kan at au t idak akan membuat kesimpulan at au keput usan yang salah mengenai perusahaan. Dalam prakt ik, perusahaan seharusnya berkewaj iban mengungkapkan berbagai t ransaksi pent ing yang berkait an dengan perusahaan, sepert i kont rak kerj a yang bernilai t inggi dengan perusahaan lain, risiko-risiko yang dihadapi dan rencana kebij akan perusahaan yang akan dij alankan. Selain it u, perusahaan seharusnya j uga berkepent ingan unt uk menyampaikan kepada semua pihak t erkait informasi mengenai st rukt ur kepemilikan perusahaan sert a perubahan-perubahan yang t erj adi. Para pemain pasar modal t ent u akan bereaksi secara negat if bila mereka menilai bahwa t ingkat t ransparansi ini rendah dan begit u pula sebaliknya. Oleh sebab it u konsep good corporat e governance harus menj amin pengungkapan yang cukup, akurat dan t epat wakt u t erhadap seluruh kej adian pent ing yang berhubungan dengan perusahaan t ermasuk di dalamnya mengenai kondisi keuangan, kinerj a, st rukt ur kepemilikan dan pengat uran perusahaan.

3.3. Account abilit y Akuntabilitas

Akunt abilit as dapat diart ikan sebagai kej elasan fungsi, pelaksanaan, dan pert anggungj awaban organ sehingga pengelolaan perusahaan t erlaksana secara efekt if. OECD menyat akan bahwa prinsip ini berhubungan dengan t ersedianya sist em yang mengendalikan hubungan ant ara organ-organ yang ada dalam perusahaan. Selanj ut nya prinsip akunt abilit as ini dapat dit erapkan dengan mendorong agar seluruh organ perusahaan menyadari t anggung j awab, 12 Azhar Maksum: Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, 2005. USU e-Repository © 2008 wewenang, hak, dan kewaj iban mereka masing-masing. Corporat e governance harus menj amin perlindungan kepada pemegang saham khususnya pemegang saham minorit as dan asing sert a pembat asan kekuasaan yang j elas di j aj aran direksi. Realisasi dari prinsip ini dapat berupa pendirian dan pengembangan komit e audit yang dapat mendukung t erlaksananya f ungsi pengawasan dewan komisaris, j uga perumusan yang j elas t erhadap fungsi audit int ernal. Khusus unt uk bidang akunt ansi, penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan st andar akunt ansi yang berlaku sert a dit erbit kan t epat wakt u j uga j elas merupakan perwuj udan dari prinsip akunt abilit as ini.

3.4. Responsibilit y Pertanggungjawaban

OECD menyat akan bahwa prinsip t anggung j awab ini menekankan pada adanya sist em yang j elas unt uk mengat ur mekanisme pert anggungj awaban perusahaan kepada sharehol der dan st akehol der. Hal ini dimaksudkan agar t uj uan yang hendak dicapai dalam good corporat e governance dapat direalisasikan, yait u unt uk mengakomodasikan kepent ingan dari berbagai pihak yang berkait an dengan perusahaan sepert i masyarakat , pemerint ah, asosiasi bisnis, dan sebagainya. Prinsip t anggung j awab ini j uga berhubungan dengan kewaj iban perusahaan unt uk memat uhi semua perat uran dan hukum yang berlaku, t ermasuk j uga prinsip-prinsip yang mengat ur t ent ang penyusunan dan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Set iap perat uran dan ket ent uan hukum yang berlaku t ent u akan diikut i dengan sangsi yang j elas dan t egas. Selain it u j uga harus diingat bahwa ket ent uan yang dibuat t ent u ant ara lain bert uj uan agar kepent ingan pihak t ert ent u t erut ama masyarakat t idak dirugikan. Oleh karena it u kepat uhan t erhadap ket ent uan yang berlaku akan dapat menghindarkan perusahaan dari sangsi hukum sebagaimana diat ur dalam perat uran t erkait , dan j uga sangsi moral dari masyarakat . Keempat prinsip sebagaimana diuraikan di at as, kemudian dij abarkan ke dalam lima aspek ut ama yang t erdiri dari: 1 Hak-hak pemegang saham; 2 Perlakuan yang merat a sama t erhadap para pemegang saham; 3 Peranan 13 Azhar Maksum: Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, 2005. USU e-Repository © 2008 pemegang saham yang harus diakui; 4 Pengungkapan yang akurat dan t epat wakt u; dan 5 Tanggung j awab dewan. Secara keseluruhan t erdapat berbagai pihak yang t erkait dalam pelaksanaan good corporat e governance yang t erdiri dari pemegang saham, invest or, karyawan, dan manaj er, pemasok dan rekanan bisnisnya, masyarakat set empat , pemerint ah, inst it usi bisnis, media, akademisi, dan pesaingnya. Masing-masing pihak ini t ent u memainkan peran- peran t ert ent u dalam aplikasi corporat e governance. Dalam hal ini perusahaan harus mampu mengakomodasikan kepent ingan para pihak st akehol der t ersebut . Dengan t wo t iers syst em yang dianut oleh sist em korporasi di Indonesia, maka peranan para pemegang saham akan dilaksanakan oleh dewan komisaris yang menj alankan fungsi pengendalian. Menurut Keput usan Ment eri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 117 M-MBU 2002 bahwa di samping keempat prinsip di at as, masih ada sat u prinsip t ambahan lagi, yait u prinsip Kemandirian Independence. Prinsip ini diart ikan sebagai suat u keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional t anpa bent uran kepent ingan dan pengaruh t ekanan dari pihak manapun yang t idak sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat . Penulis berpendapat bahwa prinsip ini sebenarnya sudah t ercakup dalam prinsip pert ama dan keempat di at as. Barangkali prinsip t ersebut lebih t erarah kepada perusahaan yang dimiliki oleh pemerint ah BUMN.

4. Aplikasi Good Corporat e Governance di Indonesia