dalam meningkat kan keamanan hart a milik perusahaan dan semakin t erj aminnya reliabilit as dan kualit as informasi sert a kepat uhan t erhadap
ket ent uan, maka prakt ik sist em int ernal cont rol yang baik j uga seharusnya menj adi perhat ian bagi dewan direksi maupun dewan komisaris.
4.3. Kendala-Kendala Penerapan Good Corporat e Governance di Indonesia
Akt ivit as bisnis t idak akan t erlepas dari kondisi lingkungan yang melandasinya. Begit u pula halnya dengan penerapan good corporat e
governance yang sudah t ent u akan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang ada di sekelilingnya. Komponen-komponen dimaksud, sepert i hukum, budaya
dan sebagainya ada yang bersifat mendukung, namun ada j uga yang akhirnya menj adi kendala dalam aplikasinya. Alinea berikut ini akan menyinggung serba
ringkas berbagai kendala yang dihadapi dalam penerapan good corporat e governance di Indonesia.
1 Kendala Hukum Corporat e governance haruslah menj amin perlakuan yang sama dan
perlindungan at as hak-hak semua pemegang saham dari berbagai kemungkinan penyalahgunaan abuses oleh pihak-pihak t ert ent u. Di Indonesia, pemegang
saham minorit as dan st akehol ders lainnya hanya mempunyai sedikit celah unt uk melindungi diri mereka t erhadap t indakan penyalahgunaan yang
dilakukan oleh pemegang saham mayorit as. Dalam sist em hukum kit a mekanisme t erhadap t indakan sepert i it u memang ada diat ur, t et api karena
masih lemahnya penegakan hukum dan prakt ik pengadilan j udiciary maka efekt ivit asnya menj adi t erbat as. Begit u j uga halnya dengan sist em kepailit an
dan pengadilan yang memiliki kelemahan t elah membuat para kredit ur hanya memiliki pengaruh yang kecil t erhadap para debit ur mereka.
2 Kendala Budaya Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa t erdapat suat u pandangan
bahwa prakt ik corporat e governance it u hanyalah merupakan suat u bent uk kepat uhan conf ormance t erhadap perat uran at au ket ent uan dan bukannya
28
Azhar Maksum: Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, 2005. USU e-Repository © 2008
sebagai suat u sist em diperlukan oleh perusahaan unt uk meningkat kan kinerj a. Hal ini mengakibat kan aplikasi good corporat e governance t idak sepenuh hat i
dilaksanakan, sehingga efekt ivit asnya menj adi berkurang. Begit u j uga halnya dengan adanya dan t elah membudayanya anggapan
bahwa t indakan penyelewengan f raud maupun t ransaksi dengan orang dalam insider t ransact ions hanyalah merupakan hal yang biasa dan lumrah
dilakukan dan bahkan t indakan korupsi pun dipandang sebagai sesuat u t indakan yang t idak salah. Anggapan yang sepert i ini j elas bert ent angan
dengan j iwa corporat e governance, sehingga akan mengganggu dan bahkan menghambat berj alannya aplikasi t ersebut . Kondisi ini dit ambah lagi dengan
masih lemahnya prakt ik pengungkapan dan ket erbukaan sert a t idak efekt ifnya mekanisme pengungkapan dan kedisiplinan di pasar modal. Dalam beberapa
kasus j uga dij umpai f enomena bahwa para manaj er dan direkt ur sangat kebal immune t erhadap pert anggungj awaban kepada para st akehol der.
3 Kendala Polit ik Kendala ini t erut ama t erkait dengan perusahaan-perusahaan BUMN, yait u
perusahaan yang dimiliki negara. Sebagaimana dikat akan di at as bahwa pengert ian negara selalu menj adi kabur, t erkadang diart ikan sebagai
pemerint ah, t et api j uga ada yang mengart ikannya sebagai lembaga negara yang lain. Hal ini dit ambah lagi dengan dikaburkannya pemisahan ant ara
kepent ingan bisnis dan kepent ingan pemerint ah maupun lembaga negara yang lain. Akibat nya berbagai keput usan bisnis di BUMN sangat diint ervensi oleh
pemerint ah dan dalam kasus yang lain BUMN j ust ru dieksploit asi oleh para polit isi Praset iant ono dalam Nugroho dan Siahaan 2005. Dalam beberapa
kasus, hal ini j uga t erj adi pada perusahaan-perusahaan swast a. Kondisi lain yang mungkin dapat menj adi perhat ian adalah bahwa peranan lembaga pasar
modal Bapepam begit u j uga JSX sebagai lembaga pengat ur masih belum cukup kuat dalam menut upi kelemahan yang ada di pengadilan.
29
Azhar Maksum: Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, 2005. USU e-Repository © 2008
4 Kendala Lingkungan Bisnis Sebagaimana kondisi yang umum berlaku di berbagai negara Asia lainnya,
bahwa perusahaan-perusahaan meskipun berbent uk perseroan Indonesia t erut ama dimiliki oleh keluarga f amil y-owned. Dengan kondisi ini, maka
prakt ik corporat e governance dapat saj a melenceng dari prakt ik yang seharusnya karena pert imbangan dan kepent ingan keluarga, misalnya dalam
penunj ukan anggot a komisaris independen. Keadaan ini dalam berbagai kasus j uga t et ap berlaku meskipun perusahaan-perusahaan t ersebut sudah masuk
dan memperdagangkan sahamnya di pasar modal publ icl y l ist ed.
5 Kendala Lainnya Bank-bank di Indonesia t elah diakui keberadaannya sebagai salah sat u
lembaga int ermediary keuangan yang amat berperan dalam penyediaan j uga membant u dalam menyediakan dana yang dibut uhkan oleh para pelaku
bisnis. Sebagai penyedia dana pinj aman bank-bank t ersebut semest inya berperan besar dalam memonit or akt ivit as perusahaan, t ermasuk akt ivit as
manaj ernya dalam penggunaan dana. Dalam berbagai kasus t erlihat bahwa fungsi monit oring ini t idak berj alan secara efekt if, bahkan hal it u sudah
t erj adi selama proses penilaian t erhadap proposal pinj aman yang diaj ukan. Hal ini dapat dilihat dari kasus-kasus diset uj uinya proposal kredit yang
t idak kurang f easibl e sehingga pada akhirnya menimbulkan masalah dalam pengembaliannya kemudian kredit macet .
5. Peran Akuntansi dalam Menyukseskan Penerapan Good Corporat e Governance