Model Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

dilunasi pada saat pengambilan pita cukai dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sehingga yang harus menanggung cukai pertama kali adalah produsen rokok. Variabel pungutan cukai diukur dengan skala pengukuran rasio dalam satuan Rupiah.

3.8. Model Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda sedangkan metode analisis yang dilakukan adalah dengan Ordinary Least Square OLS. Nachrowi dan Usman 2006 mengemukakan tiga alternatif model regresi yang dapat digunakan untuk mengestimasi data penelitian yang bersifat data panel, yaitu : Model Pool Data, Model Efek Tetap MET dan Model Efek Random MER. Adapun instrumen analisis yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini adalah Paket Program Statistik Eviews versi 4.1 dan SPSS versi 14.0 .

3.8.1. Model Pool Data

Metode estimasi dengan OLS menggunakan model pool data pada data panel dilakukan dengan cara menggabungkan data cross-sectional dengan data time series menjadi suatu pool data. Dengan menggabungkan data ini maka perbedaan baik antar individu maupun antar waktu dari pool data tersebut tidak dapat terlihat. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan tujuan awal dari penggunaan data panel tersebut, yaitu untuk melihat perbedaan antar waktu dan antar individu. Dengan demikian kemungkinan adanya bias dan inkonsisten dari hasil estimasi sangatlah besar. Adapun Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008 model analisis untuk persamaan Regresi berganda dengan Model pool data adalah berbentuk sebagai berikut : Y = a + b 1 X1 it + b X2 + b X3 + e it it 2 it 3 it

3.8.2. Model Efek Tetap MET

Adapun dasar pemikiran pembentukan model MET ini adalah bahwa adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intercept a yang tidak konstan, dengan kata lain intercept mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Secara matematis model MET dispesifikasi ke dalam persamaan berikut : Y it = a + b X1 + b X2 + b X3 it + g 1 W 1t + g W + ...+ g W + d 1 Z +d Z +...+d t Z + e 1 it 2 it 3 2 2 t n nt i1 2 i 2 it it

3.8.3. Model Efek Random MER

Bila pada model MET perbedaan antar individu dan atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada MER perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Adapun dasar pemikiran pembentukan model ini adalah adanya dua faktor yang berkontribusi terhadap error, yaitu individu dan waktu sehingga random error pada MER juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu, waktu dan error gabungan. Maka persamaan untuk MER diformulasikan sebagai berikut : Y = a + b 1 X1 it + b X2 + b X3 + e it it 2 it 3 it dimana, it it it it e = u + v + w Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008 Dimana, i : 1,2,3,.......,n banyaknya observasi cross sectional t : 1,2,3,......,t banyaknya periode waktu pengamatan Y : Pungutan cukai rokok untuk setiap semester tahunan dalam satuan rupiah X1 : Kebijakan Cukai untuk setiap semester tahunan dalam satuan rupiah per batang X2 : Fasilitas penundaan untuk setiap semester tahunan dalam satuan Rupiah X3 : Tingkat Produksi rokok untuk setiap semester tahunan dalam satuan Batang a : Koefisien intercept dari persamaan regresi b : Koefisien slope dari masing-masing variabel independen e : Faktor gangguan error yang stokhastik W, Z : variabel dummy yang didefinisikan sebagai berikut : = 1 ; untuk individu i, i = 1,2,...n it W = 0 ; untuk lainnya = 1 ; untuk periode t, t = 1,2,...n it Z = 0 ; untuk lainnya g : Koefisien slope dari variabel dummy W d : Koefisien slope dari variabel dummy Z i u : Komponen error dari cross section t v : Komponen error dari time series it w : Komponen error gabungan

3.8.4. Pemilihan Model Analisis

Pemilihan model regresi berganda yang paling tepat diantara ketiga model analisis diatas, didasarkan atas 3 kriteria sebagai berikut : 1. Nilai koefisien determinasi R² yang paling besar , dari alternatif model estimasi. 2. Tujuan penggunaan data panel, dalam hal ini dimaksudkan untuk menganalisis karakteristik variabel baik dari sisi croos sectional maupun dari sisi time series. Untuk keperluan ini maka model estimasi yang paling memungkinkan untuk digunakan adalah model regresi MET dan model regresi MER. 3. Berdasarkan pendapat beberapa ahli ekonometrika, apabila dalam suatu data panel terdapat jumlah periode waktu time series yang lebih besar dibanding jumlah Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008 individu cross sectional, maka disarankan menggunakan MET, dan sebaliknya apabila jumlah periode waktu time series yang lebih kecil dibanding jumlah individu cross sectional, maka disarankan menggunakan MER. Berdasarkan ketiga kriteria diatas, maka model yang terpilih untuk menganalisis data penelitian adalah model regresi MET. Hasil lengkap output program Eviews 4.1 yang diujicobakan terhadap masing-masing model estimasi ditampilkan pada bagian lampiran. Model regresi MET memberikan output nilai koefisien determinasi R² yang tertinggi yaitu sebesar 0,95. Kemudian berdasarkan analisis terhadap data penelitian, jumlah periode pengamatan time series lebih banyak dibanding jumlah data inidividu cross sectional.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik