0,00 25,00
50,00 75,00
100,00 125,00
150,00 175,00
200,00 225,00
250,00 275,00
300,00 325,00
350,00
200 2-1
200 2-2
200 3-1
200 3-2
200 4-1
200 4-2
200 5-1
200 5-2
200 6-1
200 6-2
R p
. p er b
a ta
n g
STTC Siantar STTC Tamora
Pagi Tobacco Wongso Pawiro
Permona Putra Stabat
Senang Jaya Kisaran
Adenan Ayu
Gambar
4.2 Perkembangan HJE Rokok untuk Setiap Pabrikan
Dalam grafik tersebut terlihat bahwa secara umum perkembangan HJE rata-rata untuk pabrikan rokok di Sumatera Utara menunjukan trend peningkatan yang hampir
sama. Grafik yang agak berbeda ditunjukan oleh pabrikan hasil tembakau PT. Wongso Pawiro yang relatif lebih tinggi dibanding pabrikan rokok lainnya. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa PT. Wongso Pawiro memproduksi dua jenis rokok SPM dan SKM yang mana masing-masing jenis tersebut berbeda golongan pabrikannya. Untuk
produksi SPM, PT. Wongso Pawiro termasuk golongan menengah golongan II sehingga harga jual eceran yang diberlakukan relatif lebih tinggi. Kemudian untuk
Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008
produksi SKM, PT. Wongso pawiro termasuk golongan kecil golongan III sehingga harga jual eceran yang diberlakukan relatif lebih rendah.
Dalam penelitian ini, harga jual eceran yang dipakai sebagai data penelitian adalah harga jual eceran rata-rata dari seluruh produk hasil tembakau yang diproduksi
untuk masing-masing pabrikan, sehingga untuk PT. Wongso Pawiro harga jual eceran rata-ratanya merupakan kombinasi dari harga jual eceran SPM yang relatif lebih tinggi
dengan harga jual eceran SKM yang relatif lebih rendah. Perlu diketahui bahwa kebijakan harga jual eceran yang ditetapkan pemerintah bersifat nasional, sehingga
trend yang terlihat dalam grafik linear diatas kemungkinan besar juga dialami oleh setiap pabrikan rokok yang ada di Indonesia.
4.1.4. Fasilitas Penundaan
Data yang dipakai sebagai representasi variabel fasilitas penundaan dalam penelitian ini adalah data mengenai nilai pagu penundaan yang diperoleh oleh masing-
masing pabrikan rokok. Selama periode penelitian, masing-masing pabrikan rokok di Sumatera Utara memperoleh nilai pagu penundaan sebagaimana ditunjukan dalam
Lampiran 11. Nilai pagu yang tertera dalam Lampiran 11 tersebut merupakan nilai penundaan yang telah dikonversi untuk masing-masing periode semester.
Agar lebih mudah memperlihatkan perkembangan variabel fasilitas penundaan tersebut, tabel pada Lampiran 11 ditampilkan dalam bentuk grafik linear pada Gambar
4.3 berikut.
Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008
0,00 2.500,00
5.000,00 7.500,00
10.000,00 12.500,00
15.000,00 17.500,00
20.000,00 22.500,00
20 02
-1 20
02 -2
20 03
-1 20
03 -2
20 04
-1 20
04 -2
20 05
-1 20
05 -2
20 06
-1 20
06 -2
Ju ta Rup
iah
STTC Siantar STTC Tamora
Pagi Tobacco Wongso Pawiro
Permona Putra Stabat
Senang Jaya Kisaran
Adenan Ayu
Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Pagu Penundaan
Pabrikan Rokok Sumatera Utara
Berdasarkan grafik linear pada Gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa sebagian besar pabrikan rokok di Sumatera Utara memperoleh nilai pagu penundaan yang relatif
tetap dan menunjukan trend yang bersifat flat rata. Trend yang berbeda dan saling bertolak belakang ditunjukan oleh dua pabrikan, yaitu PT. STTC Pematang Siantar dan
PT. Wongso Pawiro. Trend peningkatan nilai pagu penundaan ditunjukan oleh PT. STTC Pematang Siantar, sedangkan trend penurunan ditunjukan oleh PT. Wongso
Pawiro.
4.1.5. Tingkat Produksi
Data tingkat produksi untuk masing-masing pabrikan rokok di Sumatera Utara selama periode penelitian ditampilkan dalam Lampiran 12. Data tingkat produksi ini
Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008
diperoleh dari data laporan bulanan produksi yang disampaikan masing-masing pabrikan rokok kepada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang mengawasi.
Gambar 4.4 berikut ini merupakan tampilan data pada Lampiran 12 yang disajikan dalam bentuk grafik linear.
0,00 100,00
200,00 300,00
400,00 500,00
600,00 700,00
800,00
20 02
-1 20
02 -2
20 03
-1 20
03 -2
20 04
-1 20
04 -2
20 05
-1 20
05 -2
20 06
-1 20
06 -2
Jut a
B a
ta ng
STTC Siantar STTC Tamora
Pagi Tobacco Wongso Pawiro
Permona Putra Stabat
Senang Jaya Kisaran
Adenan Ayu
Gambar 4.4 Perkembangan Produksi Rokok Pabrikan Sumatera Utara
Berdasarkan grafik linear diatas terlihat bahwa terdapat dua pabrikan yang
produksi rokoknya relatif lebih besar dibanding pabrikan lainnya di Sumatera Utara, yaitu PT. STTC Pematang Siantar dan PT. Wongso Pawiro. PT STTC Pematang
Siantar adalah produsen rokok terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah produksi rokok per semester mencapai angka rata-rata 614 juta batang. Angka produksi ini
hanya mencakup produksi rokok untuk pemasaran dalam negeri, sedangkan angka
Surono : Pengaruh Kebijakan Cukai, Failitas Penundaan Dan Tingkat Produksi Terhadap Pungutan Cukai…, 2007 USU e-Repository © 2008
produksi total per semester termasuk produk rokok yang diekspor rata-ratanya mencapai angka 7,4 milyar batang.
Sebagai penjelasan bahwa angka produksi rokok yang diekspor tidak dimasukan sebagai data penelitian, oleh karena berdasarkan aturan Undang-undang Cukai,
terhadap barang kena cukai yang diekspor dibebaskan pungutan cukainya. Dengan pertimbangan tersebut, dan juga untuk menjaga relevansi antara angka penerimaan
cukai dengan angka produksi yang aktual dikenakan cukai, maka untuk angka produksi yang diekspor tidak dimasukkan sebagai data penelitian.
4.2. Pengujian Hipotesis